8: Permintaan sulit✔️

186 40 169
                                    


Disaat hati ini tertuju pada mu, saat itu pula dia mulai mencintaimu :)
🎶

Athan bersenandung ria menyanyikan lagu kesukaannya.

Hingga kakinya terhenti tepat saat melihat Iqbaal sedang duduk berdua bersama Nadia.

Athan melangkah kan kaki nya melewati bangku Nadia, tanpa menoleh sedikitpun.

Athan mendudukkan tubuhnya lalu menatap board kosong di depannya.

"Than lo kenapa? Cemburu Lo?" Dhani yang peka dengan raut wajah Athan langsung bertanya.

Athan menoleh lalu tersenyum masam, "Tepat sekali! Seribu buat bang Dhani!" Ucap Athan heboh.

"Sono samperin!" Dhani mendorong tubuh Athan, namun sang empu masih diam duduk di kursinya.

"Katanya lo cinta masa gitu aja nyerah!" Dirga yang ada di belakangnya ikut menyemangati.

Di kelas ini hanya Dhani dan Dirga yang mengetahui perasaan Athan.

Memang Dirga tidak terlalu dekat dengan Athan, karna Dirga selalu pergi bersama Billy.

"Gak ah nanti aja," Athan menenggelamkan wajahnya ke tumpukan tangannya.

🎶🎶🎶

Athan mendribble bola basket lalu melempar nya ke arah Ring namun gagal bolanya tidak masuk.

"Than fokus Than!" Rama berteriak menyemangati Athan yang tampak tak bersemangat hari ini.

"Ayo dong! Biasanya lo semangat!" Billy menepuk pundaknya menyemangati Athan.

Athan hanya tersenyum kecil lalu kembali bermain.

~~~~

Nadia menggerutu kesal karna sejak tadi dia terus di ikuti oleh Iqbaal.

"Lo gak bosen ngikutin gue mulu?!" Bentak Nadia greget sendiri sejak tadi.

Iqbaal cengengesan, "Hehe kenapa harus bosen?"

Rasanya ingin sekali menendang lelaki yang ada di hadapannya ini.

Nadia kembali memilih buku-buku di perpustakaan.

Kok si ketan gak keliatan ya? Tu bocah kemana?

Nadia kembali menyimpan buku yang tadi sempat di pilihnya.

"Loh lo mau kemana?" Tanya Iqbaal heran saat melihat gadis itu keluar dari perpustakaan.

"Ketemu orang," Jawab Nadia.


🍁🍁

Nadia Mengikuti langkah Marsya yang mengajaknya untuk menonton basket, sebenarnya Nadia masih takut jika kepalanya terkena bola lagi, namun dia juga ingin melihat Athan disana.

Mereka duduk di tribun, Mata sipit Nadia terus menelusuri lapangan basket yang mulai penuh oleh para pemain.

"Kak Rama Semangat!!" Marsya berteriak menyemangati Rama sang ketua basket.

[HLS 1] TEMAN CURHAT [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang