Hari itu di sekolah yang megah dan mewah bernama Akademi Seiso Departemen Edukasi Umum mendapatkan kedatangan murid baru bernama Leila Nome. Gadis itu memiliki rambut panjang hitam dan mata yang hitam. Dia mengatakan kalau ayahnya Mao Nome adalah seorang konduktor Orkes terkenal dan ibunya yang adalah pianis terkenal bernama Sherly Nome. Setelah perkenalan itu, dia duduk ditempat yang ditunjukan oleh sang guru. Setelah itu, teman sebangku sebelahnya mencoleknya. Gadis itu memperkenalkan dirinya sebagai Nana Shijina.
"Senang bertemu denganmu, Nana!" ucapnya riang.
"Kau periang sekali ya. Bolehkan aku panggil kamu Leila-chan?" ucapnya tersenyum.
"Oh. Tentu saja boleh." ucapnya mengangguk.
"Kalau kau berasal dari keluarga yang memang terkenal akan musik kenapa tidak masuk saja menjadi murid musik di departemen sebelah?" tanyanya.
"Aku hanya tidak mau bertemu dengan seseorang." ucapnya berkeringat dingin.
"Eh.. siapa? bilang dong!" ucap Nana kepo.
"Shijina-san, Nome-san! Aku tahu kalian ingin berkenalan satu sama lain tapi bisakah kalian menunggu sampai bel istirahat datang? Saat ini kita berada didalam kelas." ucapnya melihat keduanya sedari tadi mengobrol. Teman-temannya menganggap itu lucu dan tertawa.
"B-b-baik. Maaf sensei! Takkan kuulangi lagi!" ucap keduanya bersamaan berdiri dan membungkuk.
Setelah bel istirahat bunyi, banyak orang yang berkenalan dengannya diantaranya Kahoko Hino, Nao Kobayashi, Mio Takato dan masih banyak lagi. Melihat jam tangannya, masih ada sisa waktu lalu dia pergi ke tempat dimana siswa-siswa musik berlatih dan masuk keruangan itu tanpa ijin. Dia duduk dan memainkan piano itu tanpa melihat seseorang yang masuk.
"Siapa disana?" ucap suara dengan tidak ramahnya.
"M-m-maafkan aku masuk tanpa ijin--- Len? Apakah itu benar kamu Len?"! ucapnya sedikit terkejut.
"Leila--- kenapa kau ada disini?" ucap pria bernama Len Tsukimori kaget dan membelalakan matanya masih tidak percaya dengan gadis didepan matanya.
"Aku sekolah disini mulai hari ini." ucapnya tersenyum.
"Oh, kau murid pindahan yang dibicarakan murid Edukasi Umum. Kupikir jika kau akan belajar disini kau akan masuk ke departemen musik, aku kecewa. Aku akan berlatih biola hari ini bisakah kau keluar dan jangan ganggu aku?" ucapnya.
Leila kaget. Len berkata kasar dan menyuruhnya keluar begitu saja dia tidak seperti Len biasanya. Dia sudah berubah banyak. Tanpa pikir panjang dia keluar dan menutup pintu tanpa mengatakan apapun. Disaat ia terpuruk ditaman, ada seorang peri bernama Lili mendatanginya dia pikir Lili itu cuman mimpi dan berusaha menampar dirinya sendiri tetapi semua itu nyata.
"Jadi kau adalah peri yang tinggal di akademi ini?" tanya Leila.
"Yup! Kau benar sekali! Maukah kau ikut concour sekolah yang akan diadakan minggu depan? Karena kau bisa melihatku aku sungguh senang!" ucap Lili berkaca-kaca.
"Maaf. Aku tidak mau. Kau cari orang lain saja." ucap Leila menolak.
"Kalau ada yang bisa melihatku aku akan bertanya! Tetapi sejak kau saja yang bisa melihatku apa boleh buat?!" ucap Lili marah-marah seperti anak kecil.
"Walaupun begitu, aku tidak mau. Apa yang akan kau lakukan?" ucap Leila tersenyum.
"Maa, walaupun kau tidak mau ikut. Aku akan membuatmu ikut walaupun bukan sebagai peserta." Lili tersenyum jahat.
"Lili?! Apakah kau ingin aku membunuhmu?" ucap Leila mengancam.
"Oh~ menakutkan sekali~ Ah! Aku harus pergi dadah Leila! Sampai ketemu lagi!" ucap peri kecil itu langsung kabur begitu saja.
"Dia malah kabur." Leila menghela nafas panjang.
~POV Len~
Aku sebenarnya masih ingin berlatih biola lagi dan lagi. Tapi tadi pagi ibu menelpon bahwa akan ada seorang tamu yang akan tinggal serumah denganku. Aku kesal kenapa ibu tiba-tiba melakukan hal tersebut tanpa aku mengetahuinya? Sesampainya dirumah aku menelponnya lagi tentang siapa yang ia maksud. Aku meraih telepon genggam diruang tamu dan menekan nomor teleponnya.
"Halo Len? Ada apa? Apakah dia sudah datang?" ucap Hamai Misa selaku ibu Len tersenyum dari seberang sana.
"Ibu! Aku ingin bertanya siapa 'tamu' yang kau maksud ini? Aku pulang kerumah sia-sia, aku masih ingin berlatih!" ucapku protes.
"Hmph? Bukannya kau bertemu dengan dia disekolah? Ayolah.. Jangan bilang kamu lupa teman masa kecilmu, Len--" ucap Hamai Misa.
Teman masa kecil? Aku tidak ingat selain gadis itu. Jangan-jangan... Tiba-tiba bel pagarnya berbunyi dan benar aku melihat dari jendela wanita itu datang. Aku menghela nafas dan membuka pagarnya dengan suasana hati yang buruk. Kenapa gadis ini malah datang dan menghancurkan segalanya?
"Aku masuk ya! Terimakasih Len." ucapnya menarik koper dan barang bawaannya.
"Biar aku yang bawa." ucapku menghela nafas panjang dan membawanya kedalam ke sebuah kamar kosong dan meletakkan semua barang-barangnya disana setelah itu kembali ke dapur untuk mengambil air untuk diminum.
~POV Selesai~
"Leila sudah datang?" ucap Hamai Misa.
Len kelupaan bahwa dia belum mematikan teleponnya. "Ya, aku sudah menaruh barang-barangnya di kamarnya. Ibu tidak perlu khawatir." ucap Len.
"Ya. Bagus. Kalau begitu kau bisa ikut berbelanja setelah sepulang sekolah bersamanya."
"HA? Aku ada latihan besok. Aku ada Concour minggu depan, Ibu!" ucap Len kaget dan berteriak.
"Ini permintaanku. Kau harus menemaninya bagaimana kalau Leila tersesat dan diculik? Pastinya kau tidak mau kan? Lakukan saja dan awas kalau aku mendengar dari Leila kau tidak mau, mengerti?"
Lalu Teleponnya ditutup begitu saja dan Len tidak dapat menyampaikan protesnya kepada ibunya. Len lalu memesan delivery food untuk dimakan malam ini bersama dengan gadis itu untuk malam ini.
YOU ARE READING
The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]
FanfictionCerita dimulai dua minggu sebelum Concourse, kompetisi musik yang telah menjadi tradisi Akademi Seiso dilaksanakan. Seorang murid pindahan bernama Leila Nome mempunyai sebuah hubungan dengan Tsukimori Len yang berasal dari sekolah yang sama tetapi b...