Seminggu pun berlalu begitu saja. Hari ini Leila ada jadwal mengajar dan membiarkan Len dirumah bersama Reo berdua. Saat itu, dia sedang ada didalam kelas mengajar dan memberikan lembaran tugas untuk tugas yang akan mereka lakukan untuk di kumpulkan minggu depan. Dan bel lonceng pun berbunyi mulai berbunyi, dan anak-anak pun berhamburan keluar dari kelas sambil menyapa Leila.
"Sensei, kami keluar dulu ya. Terimakasih telah mengajar!" ucap salah satu murid.
"Sensei, tugasnya dikumpulkan minggu depan, kan? Oke Yosh! Aku akan menyelesaikannya dengan cepat!" ucap salah satu murid yang entusiasnya.
"Ya, ya. belajar itu penting tapi istirahat dan bersenang-senang itu penting tapi jangan berlebihan ya!" ucap Leila dengan lembut.
Leila pun pergi ke taman dimana ada sungai kecil. Lili pun hadir secara tiba-tiba dan mendekati Leila yang sedang memakan bekalnya dengan lahapnya sambil menikmati pemandangan sekitar, wanita berambut hitam itu merogoh sakunya dan menekan-nekan hpnya untuk memberikan pesan teks kepada kekasihnya yang ada dirumah.
Leila: Len, kau masih dirumah?
Len: Ya, kenapa? Aku sedang latihan biola dengan Reo.
Leila: Ouh, aku sedang makan siang saat istirahat.
Len:Oh, ya sudah hati-hati ya.
Percakapan pun selesai begitu saja tanpa membicarakan apapun. Tiba-tiba Lili kesal karena telah dicuekin walaupun cuman beberapa detik dan mulai memasang wajah yang cemberut dan menatap Leila dengan serius.
"Kenapa kau malah cuekin aku, hah?"
"Aku sedang makan. Mana bisa makan sambil bicara? Pilih satu."
"Ya.. itu.. Hah! Ya sudah makan saja dulu. Kalau sudah selesai bicaralah denganku, Leila."
Leila pun menyelesaikan makan siangnya dan Lili yang duduk di bangku itu dan terus menatap sekitar. Tidak ada kejadian apapun. Mereka masih pura-pura tidak mau menerima perasaan masing-masing begitu? Lili menghela nafas.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" ucap Leila mengelap pipi dan mulutnya.
"Kau ingin tetap seperti ini?" tanya Lili.
"Maksudmu apa?" tanya Leila.
"Maksudku kau tak ada rencana menikahi Tsukimori Len? Kenapa harus menunggu dan tidak melakukan apapun?" tanya Lili lagi.
"Bukannya aku tidak mau. Tapi, aku menunggu dia untuk mengatakannya padaku. Pernikahan adalah dambaan seorang perempuan diseluruh dunia. Kalau dia, tidak memikirkan sesuatu ya... lain cerita." ucap Leila.
"Ya, jangan egois dong. Tidak baik." ucap Lili garuk-garuk kepala.
Di rumah kediaman Tsukimori, Reo selesai latihan biola dengan ayahnya. Mereka beristirahat diruang tamu sambil bercengkrama antara ayah dan anak. Ia mengusap kepala anak itu dengan lembut dan penuh kasih sayang. Setelah itu, Kirisawa dan Amanegawa disuruh untuk menjaga Reo sementara ia pergi keluar untuk sementara waktu. Saat dia berjalan sendirian, dia berpapasan dengan Yunoki.
"Eh? Tsukimori? Senang bisa melihatmu lagi." ucap Yunoki dengan senyum khasnya.
"Ah, senang melihatmu lagi, Yunoki-senpai." ucap Len dengan sopan.
"Ah, dimana Leila dan anakmu?" tanya Yunoki.
"Leila sedang mengajar di Seiso. Anakku, ada dirumah dengan kedua maid. Yunoki-senpai mau kemana?" ucap Tsukimori bertanya.
"Ah, teman-temanku. Tsuchiura, Hihara, dan yang lain memanggilku ke toko roti milik Ruka. Apakah kau ingin ikut?" tanya Yunoki.
"Boleh saja. Kok mereka tidak bilang padaku ya?" ucap Len bingung.
Yunoki menggeleng-gelengkan kepala tanda ia tidak tahu. Saat sampai, mereka terkejut Yunoki datang bersama Len Tsukimori. Amou menghela nafas dan mencoba tenang. Tsuchiura dan Hihara mempersilahkan keduanya duduk. Hening.
"Tsukimori-senpai kok bisa ada disini?" ucap Shimizu memecah keheningan.
"Ah, tadi aku berpapasan dengan Yunoki-senpai saat sedang jalan. Sebenarnya ada apa?" ucap Len bertanya.
"Ah, tidak apa-apa. Kami hanya ingin nimbrung ye kan, Nana?" ucap Amou menatapnya.
"Apa yang dikatakan Amou-san benar sekali!" ucap Mori-san.
"Yakin?" ucap Len tidak percaya.
Mereka pun menghela nafas dan mengatakan kenapa Len tidak cepat-cepat melamar Leila? Dia berpikir dan mengatakan dirinya masih belum siap mengambil beban tersebut. Lalu, sekali lagi Amou menceramahinya bahwa hal seperti itu memang harus dilakukan. Tsuchiura pun menjelaskan, dia ingin temannya Leila untuk merasa bahagia.
"Kalau kau tidak menikahinya, sangat disayangkan. Bunga yang masih berdiri tegak walaupun telah kehilangan harga dirinya masih bisa bermekaran." ucap Yunoki menyindir.
"Apa maksudmu, Yunoki-senpai?" ucap Len bingung.
"Maksud Azuma-sama adalah Seseorang yang cantik seperti Leila sangat disayangkan kalau kau tidak melamarnya. Banyak loh dikampus dan di SMA Seiso mereka yang naksir dengan Leila. Jika kau tidak melakukannya, mungkin Leila bisa saja berpindah hati." ucap Ayano menjelaskan.
"Terimakasih atas penjelasanmu, Ayano." ucap Yunoki tersenyum.
"Tentu saja, dengan senang hati Azuma-sama!" ucap Ayano tersenyum.
Setelah berbincang cukup lama, Len akhirnya memutuskan untuk melamar Leila. Dia ingin membuatnya bahagia. Selama beberapa minggu ini sejak dia mengetahui Reo adalah anaknya, Leila tidak pernah tersenyum sedikit pun. Dia merasa bersalah.
"Kalau begitu, besok kan sabtu. Kita bikin acara disini. Kamu beli cincin lah." ucap Kaji.
"Ya, cincin lamar yang cocok untuk Leila." ucap Amou.
"Kau pasti bisa Tsukimori! Aku mendukungmu." ucap Tsuchiura.
"Aku tidak butuh dukunganmu. Aku sudah tahu apa yang akan kulakukan." ucap Len menepis omongan Tsuchiura.
Mereka pun menginvite Len kedalam grup rahasia mereka dan kemudian pulang kerumah masing-masing. Sore itu, Leila sudah ada dirumah sedang menyiapkan makanan dan Len mulai memeluk Leila dari belakang. Seketika dia bingung, tapi sudah biasa dengan apa yang Len lakukan padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/214344885-288-k215428.jpg)
YOU ARE READING
The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]
FanficCerita dimulai dua minggu sebelum Concourse, kompetisi musik yang telah menjadi tradisi Akademi Seiso dilaksanakan. Seorang murid pindahan bernama Leila Nome mempunyai sebuah hubungan dengan Tsukimori Len yang berasal dari sekolah yang sama tetapi b...