Beberapa minggu kemudian, Kahoko mulai kembali memainkan biolanya walaupun suaranya tidak sebelumnya tetapi dia mencoba. Walaupun banyak yang menuai kritikan akan permainan tersebut, seseorang yang giat dan jujur seperti Kahoko patut dihargai. Leila saat itu pergi ke atas atap dan melihat Kahoko sedang berlatih. Kahoko pun kaget dan menghentikan permainannya.
"Permainanku jelek ya? Seperti pemula." ucap Kahoko mengelus kepalanya.
"Ah iya. Tapi kau sudah berusaha sebaik mungkin. Aku sudah menghargaimu untuk berlatih dari awal. Pasti suatu saat nanti, kau akan bisa memainkannya dari dalam lubuk hatimu. Aku ingin memberikanmu konser tiket Misa-san. Pergilah dengan Tsuchiura. Aku punya dua nih." ucap Leila memberikan dua kertas tiket.
"Tapi..." ucap Kahoko menerimanya.
"Jangan pernah malu atau ragu untuk mengetahui tentang dunia musik. Itu pasti akan menjadi pembelajaran untukmu." ucap Leila memegang bahu Kahoko.
"Ya.. Terimakasih Leila-chan!" ucap Kahoko tersenyum.
"Semua permulaan baru yang indah bagi kita semua. Tapi sayang sekali, Yunoki harus pindah sekolah padahal minggu depan seleksi terakhir. Aku mendukungmu Kahoko. Jangan lupa itu. Kau tidak perlu takut atau ragu saat tampil. Kami semua menghargai usahamu." ucap Leila memberi semangat dan pergi pamitan.
Kahoko merasa lega mendengar perkataan Leila dan mencoba berlatih sekali lagi sebelum pulang. Len menunggu didepan gerbang dan pulang bersama Leila. Dia sebenarnya tidak suka menunggu tapi, dia harus. Leila pun melihat Len dan merasa bingung kenapa jam segini dia masih disekolah? Setelah sampai dirumah, Leila memasak makan malam. Kebetulan, Misa-san sedang ada dirumah. Setelah memasak, mereka pun mulai makan.
"Leila, bagaimana dengan sekolah? Semua baik-baik saja?" tanya Misa selesai makan dan mengelap mulutnya.
"Ah.. Semua baik-baik saja kok." ucap Leila tertawa kecil.
"Yakin? Oh, aku lupa memberikan tiket klasik konserku padamu. Atau sudah? Maaf ingatanku mulai.." ucap Misa.
"Tidak usah Ibu. Aku sudah memberikan itu padanya. Kami akan datang bersama minggu ini." ucap Len.
"Oh, baiklah. Kalau begitu, selamat malam. Aku harus pergi pagi-pagi besok." ucap Misa tersenyum hangat.
Hari minggu pun tiba, Leila dan juga Len menaiki kereta pagi-pagi untuk ketempat konser Misa Hamai. Sebenarnya Leila masih dalam keadaan mengantuk dan malah tidur dikereta. Saat itu Len menatap wajahnya yang tertidur dan mengalihkan pandangannya karena malu. Leila terlihat lugu dan gemesin saat tidur rupanya. Leila pun tiba-tiba menyandarkan kepalanya, Len seraya menaruh kepalanya dipundaknya dan membiarkan si gadis tidur lelap. Mereka pun sampai ditempat tujuan. Ternyata, tempatnya dekat dengan pantai.
"Ah, sudah jarang aku pergi ke pantai." ucap Leila turun berjalan ke tangga untuk melihat pantai itu lebih dekat. "Sangat indah. Bukankah begitu, Len? Warna air laut sama seperti warna rambutmu."
"....Mari kita ke kafe itu. Masih ada waktu untuk makan. Kau lapar, kan?" ucap Len mengalihkan pembicaraan.
"Oh oke.." ucap Leila tersenyum.
Leila pun mengikuti Len dan duduk ditempat yang ada jendela mengarah ke pantai itu tersebut. Udaranya lumayan sejuk dan sepoi-sepoi. Leila masih mengingat kapan terakhir dia pergi kepantai dengan keluarganya. Ah, jadi nostalgia. Walaupun begitu, Leila merasa sedikit aneh kenapa Len mau mengajaknya kesini? Tumben.
"A-a-anu.. Len, kenapa kau mengajakku kesini? Tidak biasanya." ucap Leila merasa gugup sedikit.
"Aku hanya ingin berterimakasih kepadamu yang mau jadi pengiringku. Walaupun kau bisa minta tiketnya pada ibu. Aku ingin mengajakmu sendiri karena aku yang mau." ucap Len tidak menatap Leila.
"Ya, terimakasih banyak. Aku hargai itu." ucap Leila tersenyum.
Mereka pun memesan teh hangat untuk diminum dan beberapa kue yang Leila makan sendirian. Len hanya menatap Leila yang riangnya memakan kue. Setelah itu, Leila ingin membantu membayarnya, tetapi Len yang akan membayarnya sendiri. Tiba-tiba, Leila pergi auditorium sendiri melihat Shimizu, Shouko, Tsuchiura, Hihara, juga Kahoko. Ternyata Kahoko pergi juga membuatnya bahagia. Tapi yang lain, Misa-san mungkin mengajak kawanan gerombolan tersebut.
Setelah selesai konser klasik itu, mereka semua bareng-bareng ke belakang panggung dan melihat Len. Len tentunya kaget dong, dia cuman mengajak Leila saja kenapa sekawanan ini pada datang semua? Akhirnya terjawab sudah, ibunya mengundang mereka semua. Hihara dengan lantangnya menyukai duet ibu dan anak tersebut dan sekali lagi, Misa hanya tersenyum mungkin sudah terbiasa dengan suara lantang Hihara. Leila tersenyum dan memuji tampilan duet tersebut, wajah Len memerah. Yang tahu saat itu, hanyalah Misa yang mulai tahu kenapa Len bersikap seperti ini. Saat itu mereka pulang bersama-sama dengan Len. Sementara Misa harus bertemu dengan suaminya.
YOU ARE READING
The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]
FanfictionCerita dimulai dua minggu sebelum Concourse, kompetisi musik yang telah menjadi tradisi Akademi Seiso dilaksanakan. Seorang murid pindahan bernama Leila Nome mempunyai sebuah hubungan dengan Tsukimori Len yang berasal dari sekolah yang sama tetapi b...