Pagi itu, Leila terbangun dari tidur. Tetapi anehnya jari-jari kanannya terasa sakit. Kemarin dia habis berantem lagi sama anak-anak SMA Kyushu sana walaupun tidak bilang sama Len. Leila jadi bingung, bilang atau tidak? Len keluar kamar hanya memakai celana jeans dan handuk yang basah di kepalanya. Dia pergi ke ruang tamu dan melihat ada catatan bahwa kedua maid itu sedang pergi keluar. Ya, ini hari minggu dimana orang-orang sedang ingin istirahat seharian. Len tidak melihat Leila. Len pun langsung mengetuk kamarnya tapi tidak ada reaksi.
"Leila..?" ucap Len mencoba memanggil.
Leila yang sedang larut dalam berpikir kaget dengan suara itu. "Ya.?" ucap Leila tersenyum dan membukakan pintu dengan tangan kirinya.
"Kenapa kau tidak keluar? Kau sudah makan?" tanya Len.
"Belum. Aku baru saja bangun hehehe.." ucap Leila tertawa kecil.
"Kemana Amanegawa dan Kirisawa?" tanya Leila.
"Mereka pergi ntah kemana. Biarkan saja toh hari minggu." ucap Len.
"Oh..." ucap Leila.
'Berarti kita cuman berduaan dirumah?' gumam Leila.
Leila pun pergi ke ruang tamu. Dia sebenarnya lapar tapi apa daya tidak ada makanan dimeja. Kalau tidak masak atau diam saja nanti dia curiga. Atau, delivery online dia juga pasti curiga. Leila pun menghubungi Nana alih-alih ingin menanyakan. Len pun diam-diam berjalan dibelakangnya dia dan melihat isi chattingan diponselnya.
"Untuk apa kau chattingan dengan si Nana?" ucap Len langsung duduk disofa disebelahnya.
"Tidak apa-apa.. cuma ingin bertanya." ucap Leila panik.
"Apa yang kau sembunyikan?" ucap Len menatap serius.
"Tidak ada." Leila pun mengalihkan pandangannya.
"Leila. Leila. Tatap aku." ucap Len memegang dagunya.
"Aku bilang tidak apa-apa kok.." ucap Leila menatap Len.
Len pun kaget ternyata tangan kanan Leila tidak bisa digerakkan. Len pun hampir mau marah gadis berambut hitam itu menyembunyikannya dan hampir ingin menangis. Len pun memaksa Leila untuk pergi ke rumah sakit. Sebelum pergi, dia kembali kekamar dan memakai kaos hitam panjang dan langsung menarik Leila. Dokter mengatakan Leila mengalmi trigger finger dan harus mengistirahatkan tangan kanannya selama sebulan. Setelah keluar dari ruangan dokter.
"Jadi, aku tidak bisa memainkan piano untuk sementara waktu?" ucap Leila shock
"Ya sudah kau istirahat saja. Aku tidak mau tanganmu kenapa-napa. Kita langsung pulang, ayo." ucap Len.
"Baik..." ucap Leila dengan lirih.
Sampainya dirumah, Len memesan delivery food. Dia sudah tahu kalau memang tidak bisa masak jangan mencoba. Yang ada, rumahnya hancur atau bisa ada ledakan. Mau tinggal dimana mereka nanti? Setelah selesai makan malam, Leila tidur tapi masih was-was dan mulai berpikir negatif.
"Daripada gue suudzon, mendingan tidur ah. Tapi, gak bisa tidur...hmmm.." ucap Leila berpikir.
Leila pun keluar kamar dan mengetuk pintu kamar Len dengan perlahan. Len pun membuka pintu dan mempersilahkan gadis itu masuk. Len mulai bingung.
"Ada apa?"
"Aku ingin tidur denganmu malam ini. Bolehkan?"
"Boleh. Ayo sini." ucap Len menepuk kasurnya.
Kedua pasangan itu tidur pulasnya untuk malam itu. Keesokan paginya, mereka bangun untuk berangkat ke sekolah. Amanegawa dan Kirisawa terkejut Leila terluka ditangannya dan berharap dia cepat sembuh. Nana yang baru saja sampai gerbang terkejut dan cemas. Akhirnya, satu sekolahan tahu Leila terluka. . Dalam pelajaran kelas musik Choral Music Literature, Shoka Ryu selaku guru curiga an Leila.
"Leila, kenapa kau tidak mencatat?" tanya guru tersebut.
"Aa-a-nu..." ucap Leila bingung mau menjawab apa.
"Leila terluka sensei. Dia harus mengistirahatkan tangannya untuk sebulan." ucap Len memberitahukan.
"Terus gimana dengan pelajaran? bulan depan sudah mau uts loh." ucap Shoka.
"Jangan khawatir sensei. Aku yang akan menyalin pelajaran ini untuk dia juga." ucap Len menunjuk Leila.
"Oke, bisa ditoleransi. Lanjut mengerjakan." ucap Shoka menatap bukunya dan melanjutkan menulis dipapan tulis.
"Terimakasih, Len." ucap Leila menatap.
"Tidak apa-apa." ucap Len berbisik.
Mori yang melihat dari jendela, mulai mengirim teks pesan kepada Leila yang bertuliskan, "Jangan pacaran didalam kelas. Kasian para jomblo disini.' Leila tersenyum dan melambaikan tangan pada Mori. Mori pun tersenyum sekilas sebelum melanjutkan menyalin catatan dipapan tulis. Saat istirahat, anggota Stellar Septet pergi ke toilet sambil curhat. Mereka cemas kalau Leila kenapa-napa.
"Kudengar Ayano sedang sibuk ya?" ucap Leila.
"Dia kan sudah kelas 2. Dan lagi, dia masih nungguin si Yunoki-senpai. Jadi dia jarang pergi hangout sama kita-kita." ucap Nana.
"Eh iya, bulan depan sudah uts ya?" ucap Kahoko.
"Iyalah!" ucap Amou dan Mori bersamaan.
"Tidak usah muncrat juga kali." ucap Kahoko kaget.
"Tahu gak? Leila dan Tsukimori-kun dijam pelajaran sering pacaran padahal ada guru loh." ucap Mori protes.
"Eh, maaf-maaf. Kan Len cuman ingin membantu." ucap Leila.
"Ya, ga gitu juga dong. Sekolah kan tempat belajar bukan buat pacaran!" ucap Mori memutarkan matanya.
"Ya, maaf-maaf." ucap Leila.
"Tapi aku heran, Tsukimori-kun berubah sebanyak itu." ucap Kahoko bingung.
"Lo pelet dia?" ucap Nana.
"YA GAK LAH! MASA GUE PELET ANAK ORANG, NA!" ucap Leila teriak.
"Kan kamu dewi musik. Ya pasti bisalah." ucap Nana.
"Ya gitu juga kali. Aku manusia. Dewi musik itu beda denganku. Cuman kebetulan dia lahir dan bersemayam didalam diriku." ucap Leila menjelaskan.
"Anu...lebih baik kita ke kantin senpai, nanti jam istirahat habis loh.." ucap Shouko mengingatkan.
"Oh iya, iya. Ayo Shouko-chan dan semuanya." ucap Kahoko.
![](https://img.wattpad.com/cover/214344885-288-k215428.jpg)
YOU ARE READING
The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]
Fiksi PenggemarCerita dimulai dua minggu sebelum Concourse, kompetisi musik yang telah menjadi tradisi Akademi Seiso dilaksanakan. Seorang murid pindahan bernama Leila Nome mempunyai sebuah hubungan dengan Tsukimori Len yang berasal dari sekolah yang sama tetapi b...