Chapter 22: Fanfare Melody

11 0 0
                                    

Semester baru pun dimulai di Seiso Akademi. Stella Quintet yang baru saja debut di akun channel youtube Sheryl mendapatkan banyak respon positif setiap harinya. Lagu yang mereka debutkan diberi nama Crescendo. Kaji saat itu tidak ikut. Tetapi, minggu depan dia akan ikut bergabung di Stella Quintet+. Siang itu, ada pengumuman bahwa edukasi umum dan departemen musik akan dipisah yang menuai banyak kritikan dari para siswa/siswi. Dikarenakan budget sekolah sudah tidak mencukupi, Akihiko Kira selaku direktur manajemen Seiso Akademi memutuskan seperti itu.

Jam istirahat saat itu, Leila, Nana, Kahoko, Amou, Mori-san, juga Shouko sedang nimbrung dikantin sekolah. Tiba-tiba Kaji ikutan duduk-duduk diantara para gadis yang curhat itu. Sebenarnya dia sih pengen tahu. Mereka pun memesan minuman dan snack sebelum memulai pembicaraan.

"Direktur itu seenaknya saja datang terus bikin peraturan begitu. Apa tidak kesal?" ucap Kahoko.

"Ya, kalau dipisah dua jurusan sekolah ini. Berarti kita tidak ketemu lagi? Tidak..." ucap Shouko sedih.

"Kalau begitu, Kahoko-chan. Mau coba protes kepada Kira-san? Kita tidak bisa membuat hal ini benar-benar terjadi." ucap Leila menepuk pundak si gadis berambut merah.

"Boleh aja sih. Kapan?" ucap Kahoko menatap.

"Sekarang juga bisa. Gimana?" ucap Leila memberanikan diri.

"Ya, kalau berhasil. Kalau tidak, mungkin kalian berdua akan dikeluarkan dari sekolah ini." ucap Nana dengan pemikiran logis. 

"Ya, kenapa tidak coba saja dulu? Menyerah sebelum mencoba akan jadi penyesalan loh." ucap Kaji ikutan nimbrung.

Terus semuanya menatap Kaji. Dengan tatapan tidak percaya. Kaji kadang bisa jadi pinter juga. Nana pun menghela nafas dan menatap Mori. Mori pun mengangguk. Amou langsung mengintip kebagian meja sana ternyata pada ngelihatin.

"Eh, itu cowok-cowok sebelah sana kepo apa gimana?" ucap Mori bertanya.

"Aku ragu kalau Yunoki suka hal beginian. Mungkin dia dipaksa oleh Hihara-senpai. Dan, Taulah Yunoki demi reputasinya ga mau nolak." ucap Nana logis.

Bel pun berbunyi. Leila pun menarik pundak Kahoko di koridor. Leila berbisik. Kahoko yang kebingungan diantar kedepan ruangan kantor Akihiko Kira. Leila pun masuk sambil mengetuk pintu dengan lembut. Kahoko bingung keduanya bertatapan serius. Jika Tatapan tajam bisa membunuh seseorang, apakah yang terjadi nantinya?

"Kira-san, pengumuman yang ada didepan papan pengumuman itu omong kosong! Kau tidak bisa memisahkan kedua sekolah yang sudah berada disini bertahun-tahun!" ucap Leila membentak meja.

"L-l-leila kau tidak boleh melakukan hal seperti itu! Tidak sopan!" ucap Kahoko panik.

"Memangnya kenapa? Apa yang bisa kau bisa lakukan? Menambahkan budget karena keluargamu kaya?" ucap Kira menatap serius.

"Tentu ada cara lain. Tidak harus dengan uang!" ucap Leila. 

"Kalau ada cara lain, aku sudah menemukannya sebelum aku mengeluarkan pengumuman itu." ucap Kira. 

"T-t-tapi.. aku tidak terima tentang hal ini.!" ucap Leila masih protes.

"Leila-chan, lebih baik kita kembali ke kelas saja." ucap Kahoko menarik lengannya.

"Ah, aku lupa. Kau Sheryl kan? Virtual Youtube itu? Kalau kelompok concourse mu bisa mengadakan konser di Yokohama dan bisa mengumpulkan uang dalam konser amal, aku akan menarik pengumuman itu." ucap Kira mengingat sesuatu.

"Kau kira membuat konser bagi anak SMA mudah? Apalagi dengan budget kami sendiri?" ucap Leila mentah-mentah.

"Ya, kalian harus cari sponsor untuk membuat acara kalian sukses. Bagaimana? Konsernya harus diadakan saat april ini. Kalian punya 3 bulan lebih untuk mempersiapkannya. Kalau kalian gagal, rencana pemisahan sekolah akan dilanjutkan. Dan, aku akan mengeluarkan kelompok kalian dan juga kalian berdua dari sekolah ini." ucap Kira monoton.

"Ha? D-d-d-di keluarkan dari sekolah?!" ucap Kahoko kaget.

"Baiklah. Aku terima tantanganmu, Kira. Awas kau." ucap Leila keluar dari ruangan itu menarik Kahoko.

"Bagaimana ini Leila?" ucap Kahoko bingung.

"Kita harus memanggil mereka semua kalau begitu. Sepulang sekolah nanti" ucap Leila merogoh sakunya mengambil hp dan menulis pesan teks di grup. 

Sepulang sekolah. Hihara, Tsuchiura, Len, Kaji, dan Yunoki menunggu para gadis-gadis itu didepan gerbang sekolah. Kahoko, Leila, Mori-san, Amou, Shouko mulai terlihat dan mereka pergi ketempat Minami untuk istirahat sejenak dan apa yang akan Leila katakan. Sesampainya disana, Leila menjelaskan apa yang terjadi dan taruhannya dengan Kira.

"Jadi maksud senpai, kita harus buat konser amal dan menyukseskannya agar sekolah kita tidak dipisah? Gagal berarti kita dikeluarkan?" ucap Shimizu mencoba mencerna kata-katanya.

"Wah, mengejutkan sekali. Aku sebentar lagi mau lulus dan akan dikeluarkan kalau gagal? Aku akan diomelin oleh nenekku nanti." Ucap Yunoki. Dia masih membuat tampang senyuman diwajahnya walaupun sebenarnya dia merasa agak kesal.

"JADI KITA HARUS GIMANA DONG? KALAU KITA DIKELUARKAN SEBELUM LULUS ITU SEBUAH LELUCON!" ucap Hihara berteriak.

"Pasti ada suatu cara. Membuat konser amal, mencari tempat, serta sponsor itu bukanlah sesuatu yang mudah." ucap Minami berdasarkan pengalamannya.

"Maaf Len... Ini salahku." ucap Leila.

"Ini bukan salahmu. Kita akan menemukan caranya." ucap Len megusap kepalanya dengan lembut.

"Ya sudah lah. Pertama, kita harus menyusun strategi dan rencana dulu. Hari sabtu ini gimana?" ucap Tsuchiura.

"Dimana?" tanya Mori bingung.

"Dirumahnya Tsukimori aja. Kan cuman mereka berdua doang kan dirumah?" ucap Kaji memberi usulan.

"Beraninya kau mengusulkan rumahku. Rumahku bukan tempat buat berkumpul. Seenaknya saja kau." ucap Len protes.

"Baiklah, Kita setuju. Kalau begitu hari sabtu kita semua datang dan menginap sampai minggu." ucap Amou dengan seksama. Dan ia pun tidak mau dengar protes.





The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]Where stories live. Discover now