Chapter 25: Concerned Pianissimo

8 0 0
                                    

Leila terbangun ditempat tidurnya dan menatap sekitar. Tadi, dia ingat melihat Len, Kahoko, Shouko dan teman-temannya yang tiba-tiba lewat di SMA Ryugashima. Len sepertinya shock saat itu dan ia sadar ia pingsan. Leila pun pergi ke ruang tamu dan melihat Len ada sendirian disitu sedang duduk. Len pun menengok saat Leila membuka pintu dan menyuruhnya duduk.

"Tadi sore itu.. Kenapa kau dan yang lainnya pulang bareng?" ucap Leila.

"Aku sebenarnya tidak mau tapi dipaksa karena katanya kau ada disana tapi ternyata.." ucap Len menatap meja.

"Kau melihatku seperti itu...Kau menyesal yah, Len?" ucap Len.

"Tidak, aku tidak mengatakan hal itu. Jangan berpikir yang tidak-tidak." ucap Len menyentil jidatnya. "Aku hanya kaget, iya kaget. Ternyata selain kau pintar dalam memasak, memainkan piano juga beladiri. Aku takjub. Hal yang ku tidak perkirakan, SMA Ryugashima sangat memujimu." ucap Len.

"Oh begitu..Aku sangat senang. Umm.. kenapa kau ingin melanjutkan di Austria?" ucap Leila ragu bertanya.

"Kau memikirkan itu? Aku hanya ingin mengasah biolaku. Itu saja. Kau tidak perlu khawatir, aku akan selalu menghubungimu." ucap Len memeluk Leila.

"Len...Kau sudah berubah banyak." ucap Leila berbisik ditelinganya.

"Apa maksudmu? Mungkin iya, semuanya berkat dirimu." ucap Len mencubit hidungnya. 

"Ah, ada-ada saja kamu. Sudah tidur aja sana. Sudah larut malam lagian." ucap Leila.

"Nanti dulu." ucap Len masih memeluk Leila erat.

Len dan Leila berpelukan untuk sementara waktu. Setelah itu, mereka kembali ke kamar masing-masing dan beranjak tidur. Keesokan paginya, Leila dan Len berangkat kembali ke sekolah seperti biasanya tapi tiba-tiba perut Leila mulai sakit tetapi ia tidak mau menunjukkannya. Sesampainya di kelas, Mori bingung lihat temannya sudah pucat pasi. 

"Leila, kau tidak apa-apa?" ucap Mori memegang pundaknya dari belakang.

"A--a-ah...A-a-aku baik-baik saja." ucap Leila mencoba tersenyum.

"Yakin? Tetapi menurutku, tidak. Ada apa? Bisik saja." ucap Mori merasa khawatir.

"Aku sedang 'dapet'..itu lah kenapa perutku sakit. Kau mengerti kan?" bisik Leila.

"Oh, begitu. Itu mah biasa..Yasudah kalau ada apa-apa bilang saja." ucap Mori menepuk pundak gadis itu.

Disaat pelajaran musik sedang dimulai, Sang guru yang bernama Takumi Sunaga melihat salah satu muridnya yang berwajah pucat. Tetapi, dia masih bisa mengikuti pelajaran. Mori yang mengetahui apa yang dimaksud sang guru pun mengangkat tangan.

"Ya, ada apa Mori-san?" ucap Sunaga.

"Bisakah saya mengantarkan Leila ke uks?" ucapnya dengan lantang.

"Baiklah. Sepertinya dia sedang sakit? Aku izinkan." ucap Sunaga tersenyum.

Len seketika bingung. Terus dia mencoba melihat raut wajah Leila sekali lagi. Leila memang berkulit putih tetapi kalau dilihat lagi warna wajahnya pucat. Tiba-tiba, Mori melangkah ke kursinya dan mencoba membopongnya sendirian.

"Ada apa Tsukimori-kun?" ucap Sunaga melihat satu muridnya berdiri.

"Mori-san tidak bisa membopong Leila sendirian. Jadi, aku akan membantu." ucap Tsukimori.

"Baik. Silahkan." ucap Sunaga tersenyum.

Siswa-siswi yang ada dikelas itu kaget. Orang sekelas Tsukimori mau membantu Leila. Tapi, memang dengar-dengar mereka pacaran sih. Lalu, Leila diangkat oleh Len ala bridal style ke ruang uks dan dibiarkan berbaring. Dia yang bingung menatap Mori dengan kecurigaan.

"Jangan menatapku begitu. Leila sedang datang bulan. Mengerti maksudku?" ucap Mori menyilangkan tangannya.

"Datang bulan?" ucap Len bingung.

"Buka ponselmu dan lihat google." ucap Mori lagi.

Len pun merogoh saku celana dan mencari apa maksudnya disitus google. Len wajahnya mulai memerah dan tidak menanyakan apapun lagi. Leila pun terbangun dan menyadari dirinya ada di uks sekolah. Len dan Mori ada disana. Saat istirahat, semua teman-temannya datang. Amou menyuruh Leila untuk pulang saja, tapi dia masih agak ragu. Melihat Len yang cemas, akhirnya dia pulang dengan Len. Sesampainya dirumah...

"Kok, ada orang dirumah?" ucap Leila kaget.

"Kalian berdua siapa?" ucap Len. 

"Kami berdua adalah seorang maid. Misa oku-sama menyuruh kami untuk membantu pekerjaan sehari-sehari Leila-sama. Namaku Kirisawa Megumi dan ini disebelahku Amanegawa Ritsuka. Salam kenal, Len-sama, Leila-sama." ucap keduanya membungkuk.

"Baiklah. Bisakah kalian memasak bubur untuk Leila?" ucap Len yang sudah tidak tahu apa yang ibunya rencanakan saat ini. 

Mereka pun mengangguk.

~POV Kahoko~

Aku menatap ponselku dan menghubungi beberapa teman-temanku untuk mengunjungi Leila-chan. Tsukimori-kun mungkin akan mencoba membuat makanan kalau Leila lapar? Kalau itu bisa gawat. Untungnya, Ryo-kun setuju akan ideku. Dia juga khawatir bersamaan dengan Kaji. Sesaat pulang sekolah, Aku melihat Nana berbincang didepan gerbang sekolah dengan Hihara-senpai.

"Yo, Kaho-chan!" ucapnya dengan riang.

"H-h-hai... Hihara-senpai." ucapku tersenyum.

"Katanya Leila-chan sakit?" ucap Hihara.

Aku pun mengangguk.

"Yaudah ayo kita jenguk saja dia. Aku khawatir kalau Len akan mencoba membuat makan malam dan meledakkan rumahnya sendiri." ucap Tsuchiura.

"Ya, cus aja." ucap Kaji.

"Ya, tunggu Amou senpai dan Mori-senpai.." ucap Shouko yang datang bersama Shimizu.

"Tuh dua gadis ngapain sih?" ucap Tsuchiura.

"Ya, sabar dong Ryo-kun. Pasti datang tuh. Noh kan." ucapku mencoba menenangkannya.

"Yap. Ayo lah." ucap Amou.

~End of POV~

Sesampainya dirumah kediaman masuk, mereka pun disuruh masuk oleh Len. Sebenarnya tidak mau menerima tamu, tapi ya. Karena sudah kenal ya disuruh masuk. Tsuchiura berdebat dengan Len dan melihat ada kedua maid yang akan mengurus rumah. Len menjelaskan ini rencana ibunya. Tiba-tiba Tsuchiura mau ikut bantu memasak sekalian makan malam dirumahnya. Leila pun tertawa melihat teman-temannya lucu dan peduli sesama. 


The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]Where stories live. Discover now