Chapter 2: A New Friendship

16 0 0
                                    

Keesokan harinya, Leila bangun pagi dan menyiapkan sarapan seadanya dan makan sambil menunggu Len selesai bersiap-siap. Len kaget ternyata Leila bisa masak. Kemungkinan selama Leila disini, dia tidak usah mesen delivery food terus ngabisin duit orang tua terus pikirnya. Gadis berambut hitam itu menyuruh pria itu untuk duduk dan berkata bahwa jam sekolah sebentar lagi akan dimulai. 

"Ayo cepetan buruan makan. Kalau begitu aku pergi duluan ya, Len. Sampai jumpa di sekolah." ucap Leila menaruh piringnya di dapur. 

"Kenapa harus buru-buru?" tanya Len bingung.

"Kau pasti tidak mau berangkat sekolah denganku. Aku tidak mau ada kesalahpahaman karena aku tahu tempatku dimana. Kalau sudah selesai makan taruh dibelakang saja ya!" ucap Leila riang dan berpamitan. 

Len masih berpikir kemungkinan perkataannya kemarin masih tergiang dipikirannya. Disaat Leila sedang berlari dia bertabrakan dengan seorang gadis berambut hitam dan mukanya terlihat sangat cantik untuk standar orang jepang, Leila merasa terkesima dan terdiam sebelum akhirnya membantunya.

"M-maafkan aku. Apakah kau tidak apa-apa?" tanya Leila khawatir.

"Oh, ya. Aku tidak apa-apa kok! Terimakasih--" ucap gadis itu tersenyum.

"Namaku Leila Nome. Panggil saja Leila." ucap Leila tersenyum ramah.

"Ah, namaku Ayano Takashina. Apakah kamu murid Akademi Seiso? Aku juga punya seseorang yang disukai disana!" ucap Ayano girang.

"Salam kenal, Ayano. Oh, siapakah dia? Mungkin aku mengenalnya." ucap Leila.

"Anu, namanya Azuma Yunoki-sama. Dari Departemen musik." ucapnya sambil memegang dagu.

"Oh! murid perfeksionis itu ya? Aku tidak terlalu kenal tapi dia terkenal diseluruh akademi kok." ucap Leila lagi.

"Begitu." ucapnya merasa senang. "Eh, maaf aku harus berangkat sekolah nanti terlambat." ucap Ayano melihat jam tangannya. 

Ayano dan Leila akhirnya memberikan nomor handphone masing-masing dan pergi kearah jalan yang berbeda. Sesampainya disekolah, Leila melihat sang peri, Lili sedang berdansa di angkasa dengan riangnya. Gadis itu mencoba untuk pura-pura tidak melihatnya namun naas.

"Leila! hohoho!" ucap Lili riangnya.

Leila berjalan dan diam tidak mendengarkan ucapannya.

"Leila, kenapa kau malah cuekin aku? Aku salah apa sama kamu? Oh, jangan-jangan kemarin ketemu Tsukimori Len sudah membuatmu dingin sepertinya?" ucap Lili menggoda gadis itu.

"DIAM! SUDAH KUBILANG DIAM. AKU TIDAK MENGERTI APA MAKSUDMU, APAKAH KAU INGIN AKU MEMBUNUHMU LAGI?!" ucap Leila bicara meledak-ledak.

"Lebih baik aku pergi saja! Tidak bagus untuk nyawaku! Jaa nee" ucap Lili menghilang.

Nana dan Kahoko serta Nao, Mio merasa kaget di gerbang sekolah Leila berteriak-teriak dan disaksikan oleh seluruh siswa-siswi akademi tersebut, Len yang melihat dari jauh hanya bisa facepalm. Leila pun melihat sekelilingnya dan langsung kabur ke kelas. Tiba-tiba Nana menepuk pundaknya.

"Nee, Leila. Tadi kenapa kamu teriak-teriak didepan gerbang sekolah? Ada masalah apa?" tanya Nana khawatir.

"Ah, tidak apa-apa. Hari kedua ku disekolah jadi kacau begini." ucap Leila mengacak-acak rambutnya.

"Yakin?" tanya Nana lagi.

"Leila-chan kenapa tadi?" tanya Nao.

"Kalau ada masalah bilang lah." ucap Mio.

"Kalau ada yang bisa dibantu, kenapa tidak?" ucap Kahoko tersenyum.

Leila pun berkata tidak ada yang salah mana mungkin dia bercerita tentang keberadaan Lili kepada teman-temannya? Kemungkinan mereka tidak akan percaya sama sekali. Pelajaran pun dimulai, semua teman-temannya berbisik dengan tingkah lakunya tadi walaupun dia menghiraukannya dan ketika bel berbunyi, dia kembali ke ruangan latihan musik itu untuk memainkan piano dan menenangkan diri. Saat itu, Len ingin membuka pintu tapi.

"Aku seperti orang bodoh saja pagi ini. Mungkin semua orang sudah menganggapku orang gila. Ah, mungkin aku akan istirahat... -- Len?" ucap Leila berjalan membuka pintu kaget.

"Hm? Kau sudah selesai menggunakan ruangan ini?" tanya Len.

"L-l-len.. Tadi pagi kau lihat aku...." ucap Leila pipinya memerah.

"Ya, aku lihat. Kau seperti orang bodoh saja."

Satu kalimat itu membuat Leila sedikit sedih tetapi dia tidak menunjukkannya. Bel pun berbunyi dan setelah pelajaran hari itu selesai, dia mengajak Nana ke toko terdekat untuk membeli barang-barang yang ia butuhkan dan bertemu dengan Ayano juga. Sementara, senja yang berada di Akademi Seiso bersinar terang. Seorang pemuda berambut biru pergi ke Departemen Edukasi Umum tetapi, dia tidak melihat Leila disana. Siswa yang terakhir disana berkata, Leila sudah pergi sama temen-temennya. 

Malam pun tiba, Leila cukup senang mempunyai dua teman baik baru walaupun Ayano baru kenalan tadi pagi. Dan Nana cukup nyaman dengan keduanya sambil makan kue di dekat stasiun. Selesai berbincang-bincang, mereka pun pamit pulang dan sampai dirumah, Len sudah berdiri menunggu didepan pagar.

"Len? Kenapa diluar?" tanya Leila bingung.

"Aku tadi pergi ke kelasmu tapi kau sudah tidak ada. Ibu menyuruhku untuk menemanimu berbelanja. Kemana saja kau? Kau menghabiskan waktuku sia-sia saja." ucap Len.

"Aku pergi berbelanja sama teman-temanku. Urusi urusanmu sendiri, Len. Aku tidak akan bilang ke Hamai-san jika kau menolak. Sebenarnya, lebih baik tidak usah ikut campur urusan masing-masing. Selamat malam." 

The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]Where stories live. Discover now