Pagi yang cerah tergambar dikota paris. Leila dan Len memutuskan untuk bulan madu ketempat yang orang-orang bilang kota yang indah nan romantis. Saat ini Leila sedang menatap jendela ia bingung. Orang yang bulan madu itu ngapain aja? Len sedang bersandar di kasur sambil menonton mencari acara TV yang menarik kebanyakan acara drama yang tidak mendidik atau membosankan. Wanita berambut hitam itu masuk kedalam dan memasak nasi goreng omelet.
"Leila kenapa tidak panggil customer service saja? Kamu tidak perlu repot-repot masak." ucap Len.
"Ah, tidak apa-apa kok. Aku sudah terbiasa. Aku berharap Reo tidak menangis karena ditinggal begitu saja." ucap Leila menggaruk kepalanya.
"Ada ibu dan ayah dirumah yang menjaga dia juga Kirisawa dan Amanegawa, jadi kupikir kau tidak perlu khawatir." ucap Len berdiri dan ikut kedapur.
"Kau tidak perlu kesini. Kau duduk saja dan tidak perlu melakukan APA-APA." ucap Leila menegaskan.
"Leila, setelah sarapan..Maukah kau jalan-jalan denganku?" tanya Len.
"Eh? Apa aku salah dengar? Umm,,, boleh..." ucap Leila menengok.
"Baguslah. Kau yakin tidak mau dibantu?" tanya Len tersipu malu.
"Tidak. Tidak perlu. Lagian cuman kita berdua doang yang makan. Tolong jangan. Kalau kau ingin membantu hal lain boleh tetapi tidak didapur." ucap Leila menyilangkan tangannya.
Setelah selesai makan, mereka langsung keluar dari hotel karena musim gugur telah tiba, mereka menggunakan jaket dan syal untuk berpergian. Leila sangat terkesima dengan apa yang ia lihat. Dunia serasa sangat indah saat dia membayangkannya jika sambil memainkan pianonya. Sesaat mereka terdiam dan tidak harus berkata apa. Mereka pun pergi untuk makan direstoran terdekat sambil menikmati pemandangan dan mengisi aktivitas dengan jalan-jalan saja. Sesampainya dirumah, mereka hanya duduk sambil bersandar di sofa.
"Len. Terimakasih untuk hari ini. Apa tidak apa-apa kalu kau tidak berlatih saat ini?" ucap Leila menatap.
"Ah tidak apa-apa. Aku latihan kapan saja. Kalau aku latihan tanpa istirahat, aku terlalu memaksakan diri nanti bisa sakit. Lagipula, aku ingin selalu sehat dihadapanmu." ucap Len mencubit hidung Leila.
"Apakah kamu benar-benar Len? Apa bukan?" ucap Leila tersenyum menggoda.
"Ini memang aku apa adanya. Memangnya ada yang salah?" ucap Len menatap tajam.
"Nah itu baru Len-ku! Kukira kau dirasuki hantu atau sesuatu..." ucap Leila memeluk Len erat.
"Aku tidak akan dirasuki oleh sesuatu. Jangan berpikiran aneh-aneh." ucap Len.
"Huff. Kau banyak berubah apa bagaimana?" tanya Leila cemberut.
"Aku tidak berubah. Mungkin iya, mungkin tidak." ucap Len lagi.
Mereka pun setelah berbincang cukup lama tertidur pulas. Keesokan harinya mereka menghabiskan waktu bersama hanya di hotel sampai akhirnya seminggu kemudian kembali pulang ke jepang. Di bandara, Reo dengan antusias sekali memeluk kedua orang tuanya. Mereka tidak mau bulan madu lama-lama dan membuat Reo sedih atau merengek. Sampai dirumah, ada Misa dan Kou yang sedang bercengkrama didalam ruang tamu dan senang mereka sudah kembali pulang kerumah walapun sebenarnya Misa dalam hati kepingin cucu lagi tapi ia tidak mau memaksa.
"Kalian sudah pulang? Selamat datang kembali, Len, Leila. Oh, Reo tadi ikut ya? Selamat datang juga, sayang." ucap Misa memeluk keduanya dan juga memeluk Reo.
"Iya nenek. Aku tadi jemput mama dan papa! Aku pikir mama tidak akan pulang." ucap Reo menatap.
Len dan Leila pun duduk. Reo mulai manja dan duduk dipangkuan Leila serasa dia sedang rindu akan ibunya sendiri.
"Tapi kan mama Reo sudah pulang sekarang. Kamu senang, kan?" ucap Misa tersenyum.
"Aku senang kalian berdua kembali dengan selamat. Jadi bagaimana dengan bulan madunya ada yang terjadi?" goda Kou.
"Hmm, tidak ada. Aku dan Len hanya kencan seperti biasa..." ucap Leila tersipu malu.
"Ayah! Jangan berkata seperti itu didepan Reo.!" ucap Len protes.
"Papa kenapa kok marah sama kakek?" tanya Reo.
"Ah, tidak apa-apa nak. Jangan khawatirkan itu." ucap Misa tersenyum melihat cucunya. Dan kemudian, Kirisawa datang dari arah dapur. "Kirisawa-san." panggilnya.
"Ya, Misa-sama?" ucapnya menjawab.
"Bisakah kau membawa Reo bermain? Kami sedang ingin berbicara. Reo mau main sama Kirisawa sebentar ya?" ucap Misa.
"Yah... Aku baru ketemu mama dan disuruh main?" ucap Reo cemberut.
"Kalau Reo nurut sama nenek, nanti mama beliin mainan kesukaan Reo, gimana?" ucap Leila.
"Aku tidak mau mainan!" ucap Reo.
"Loh sayang, papa sama mama sebentar doang sama nenek dan kakek. Tidak lama kok." ucap Len mengusap rambutnya lembut.
"Kalau begitu aku ingin lihat mama dan papa bermain musik." ucap Reo.
Hening.
Semua yang diruangan kaget. Anak dengan umur 5 tahun tidak mau mainan tetapi ingin melihat orangtuanya memainkan alat musik secara duet. Misa tertawa kecil ternyata cucunya ini memiliki bakat sebagai pemusik. Len dan Leila pun mengangguk pelan dan Kirisawa mengajaknya keluar dari ruangan.
YOU ARE READING
The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]
FanficCerita dimulai dua minggu sebelum Concourse, kompetisi musik yang telah menjadi tradisi Akademi Seiso dilaksanakan. Seorang murid pindahan bernama Leila Nome mempunyai sebuah hubungan dengan Tsukimori Len yang berasal dari sekolah yang sama tetapi b...