Chapter 45: Azurite's Cantata

10 0 0
                                    

Pagi cerah yang indah menyinari jendela kamar milik Leila. Saat ini, dia ditemani oleh teman baiknya sekaligus pelayan keluarga Nome. Dia bernama Angelique yang memiliki rambut silver dan mata yang keunguan. Dia seorang maid wanita muda yang digemari oleh pelayan dan butler disini. Dia memiliki panggilan "Ange." Leila yang memberikan nama tersebut saat dia kecil dan berkerja sejak umur 10 tahun sejak orangtuanya meninggal. Walaupun hanya menjadi seorang maid, dia sangat beruntung mempunyai majikan yang baik dan peduli dengan pendidikannya. Ange hanya sekolah sampai SMP walaupun begitu, tata krama dan sopan santun serta menghitung dan menulis sudah dia pelajari sejak memasuki keluarga Nome.

"Ange. Kau sudah tambah cantik selama aku tidak ada. Ada yang menganggumu tidak?" tanya Leila menatap cermin sambil melihatnya dari arah cermin.

"Tidak ada. Semuanya baik-baik saja, nona." ucap Ange gugup.

"Sudah kubilang, panggil aku Leila disaat kita berdua, mengerti?" ucap Leila menghela.

"A-a-ah, baiklah Leila. Aku sangat terkejut bahwa kau sudah mempunyai seorang anak. Dia lucu sekali, ya." ucap Ange menyisir rambut Leila yang hitam pekat itu.

"Reo memang lucu dan imut. Kemana Len? Dia tidak ada?" ucap Leila lupa terhadap Len.

"Ah, tuan Len ada diruang tamu, Leila." ucapnya.

"Begitu." ucap Leila singkat.

Setelah selesai, Leila berpapasan dengan neneknya di koridor, perempuan paruh baya itu menyuruh Leila untuk datang kekamarnya sejak keduanya akan pulang besok ke Jepang untuk menyiapkan pernikahannya dua bulan yang akan datang. Disaat sampai dikamar neneknya, Leila dipersilahkan duduk di kursi. 

"Nenek, ada apa sampai memanggilku kekamar nenek? Walaupun begitu, ini pertama kalinya aku masuk ke kamar nenek." ucap Leila melihat kesana kesini.

"Aku hanya ingin memberikan sesuatu sebelum kau pergi, bolehkan nak?" ucap neneknya melihat kesana kesini seperti mencari suatu barang.

~POV Len~

Aku sedang ada diruang tamu bersama keluarga Leila yang lain, Reo dengan antengnya diam-diam dan tidak mengeluh. Tiba-tiba seseorang bernama Angelique bilang bahwa Leila pergi ke kamar neneknya lantas semua orang diruangan kaget karena Leila orang kedua selain kakeknya yang masuk kesana. Aku bingung apa yang membuat mereka sedemikian kaget kalau Leila ke kamar neneknya?

"Boleh, saya bertanya kenapa pada kaget kalau Leila kekamar neneknya? Ada yang salah?" ucapku bertanya dengan sopan.

"Ah, brother Len harus tahu kalau nenek tidak pernah membawa kami ke kamarnya. Ntah kenapa, aku juga tidak tahu." ucap Sherlia.

"Ah..oh.." ucapku bingung.

"Nenek orangnya sangat rahasia jadi begitulah." ucap Sherly menjawab.

"Reo bisa papa tinggal sendiri gak sama tante Sherlia?" ucapku bertanya dengan anak kecil berambut hitam disebelah.

"Papa mau kemana?" tanya Reo dengan suaranya sangat kecil.

"Papa mau mencari mama dulu. Reo mau ketemu mama, kan? Kalau begitu tunggu disini dulu ya sayang." ucapku mengelus kepalanya dengan lembut. 

"Oke, tapi jangan lama-lama ya" ucap Reo.

~End of POV~

Len mengangguk pelan dan meminta ijin untuk meninggalkan ruangan tersebut, sebelum itu Len bicara sedikit pada Sherlia untuk menemani Reo. Seorang butler bernama Beryes memberikan aku arah ke  tempat kamar Sherryl, setelah sampai Len mengetuk pintu dengan pelan. Leila bingung kenapa Len bisa sampai kesini, lalu ia melihat Beryes pergi pamit.

"Len, kau disini?" ucap Leila membuka pintu.

"Ada apa nak?" ucap Sherryl

"Ada Len, bisakah nenek memperbolehkannya masuk?" ucap Leila bertanya sambil menunjuk.

"Boleh, suruh dia masuk kalau begitu." ucap Sherryl tersenyum ramah.

"Permisi." ucap Len masuk dan menutup pintu.

"Apa ini nenek?" ucap Leila melihat kotak. 

"Ini sesuatu yang ingin aku berikan jika kau telah menemukan seseorang. Bisakah kau memakai cincin ini disaat pernikahanmu? Azurite milik keluarga kita turun temurun." ucap Sherryl membuka kotak itu yang memperlihatkan cincin Azurite yang berwarna biru gemilang. 

Len dan Leila menatap satu sama lain mereka pun mengangguk secara bersamaan.

"Kalian akan menggunakan cincin ini?" ucap Sherryl terharu.

"Ya, ini pemberian dari nenek yang akan kuingat setiap saat. Dan sepertinya, Len juga tidak masalah. Iya'kan?" ucap Leila menatap Len.

"Ya, tidak masalah..." ucap Len bingung mau memanggil nenek atau apa.

"Panggil aku nenek tidak apa-apa. Kau sudah menjadi bagian keluarga kami lagipula." ucap Sherryl tersenyum.

Len seketika terpikat dengan senyuman itu yang hampir mirip saat Leila tersenyum, Leila pun mencubit lengannya. Kalau saja neneknya 70 tahun lebih muda, apa yang akan terjadi? Setelah itu, Leila menerima cincin itu dan dimasukan dalam kotak semula. Ia akan menjaga baik-baik kenangan neneknya yang telah bersamanya sejak kecil.

The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]Where stories live. Discover now