Hari ini Leila mengajar seperti biasa di Akademi Seiso. Tidak ada hal yang berubah sejak bulan madu seminggunya. Biasanya, pasangan pasutri pergi bulan madu 3 bulan atau lebih. Tapi, Leila tidak mau berlama-lama takut Reo jadi marah dan kemudian bosan dirumah sendirian bersama nenek dan kakeknya. Lagipula Dia dan Len masih canggung dengan kehidupan barunya. Menurut Leila, tidak ada hal yang berubah setelah dia menikah. Setelah selesai mengajar, Leila bertemu dengan Lili didekat sungai.
"Selamat datang kembali, Leila." ucap Lili tersenyum.
"Ah, Lili. Terimakasih banyak." ucap Leila tersenyum kembali.
"Kau yakin mau kembali mengajar begitu saja? Kenapa tidak perpanjang bulan madu mu saja?" ucap Lili blak-blakan.
"Aku pikir bulan madu tidak perlu lama-lama. Memang buat apa? Lagian selama seminggu itu aku sudah menghabiskan banyak waktu dengan Len. Kupikir, itu sudah cukup. Aku tidak bisa cuti terus. Murid-muridku tak bisa ditelantarkan. Sebagai seorang pengajar, aku harus mengembani tugasku." ucap Leila sambil duduk di bangku panjang.
"Kau bersemangat sekali ya. Kau memang berbeda dari lainnya." ucap Lili.
"Apa maksudmu berkata seperti itu? Apa mau aku membunuhmu?" ucap Leila menatap tajam.
Tatapan Leila yang tajam sepertinya efek dari Len yang selalu menatap semua yang melihat Leila atau saat dia bertemu dengan Tsuchiura dikala mereka SMA dulu. Lili pun merinding sedikit bagi Leila, tidak ada hal yang tak mungkin baginya.
"Eh---Eh? Tentu aku tidak ada maksud apapun. Jangan khawatir. Kalau begitu aku pergi dulu dadah Leila! Arriverderci!" ucap Lili gugup dan langsung kabur.
"Aku tidak terkejut tapi memang apa yang salah?" ucap Leila bergumam sendiri.
Leila kembali mengajar dikelas dan murid-muridnya dengan antusias mengikuti pelajarannya. Saat senja mendatangi langit Yokohama, Len ada didepan gerbang Seiso sendirian. Leila bingung. Untuk apa dia kemari? Leila pun menepuk bahunya dengan lembut.
"Len? Kenapa kamu disini?"
"Eh Leila? Aku kesini ingin menjemputmu pulang."
"Ah, kau tidak perlu melakukan hal itu. Tapi kenapa? Ya sudah kalau begitu kita pulang."
"Ya, ayo. Ngomong-ngomong, kenapa masih terus mengajar? Kan, keuangan kita tidak sedikit."
"Hmm.. Aku suka mengajar. Sepertinya itu yang ingin kulakukan. Aku ingin memberikan ilmuku pada seseorang. Jadi, suatu saat mereka bisa merasakan dan melakukan hal yang sama."
"Aku terkesima. Guru pekerjaan yang sangat mulia. Aku bangga."
"Terimakasih. Lebih baik kita pulang Reo pasti menunggu."
Dengan bergandengan tangan, mereka pulang bersama sambil melihat senja dan aktivitas orang-orang yang berlalu lalang. Sesampainya dirumah, Reo menyambut kedua orang tuanya dengan antusias dan duduk di ruang tamu. Reo bercerita tentang sesi belajar latihan biolanya ditempat Ousaki-senpai. Len sangat bangga dengan pencapaian anaknya itu dan melihat dia memang mirip dengannya.
"Maukah Reo mendengar mama dan papa memainkan ave maria?" tanya Leila.
"Kenapa tiba-tiba..." ucap Len kaget.
"Mau mau! mau! Ayo cepet papa!" ucap Reo menggerakkan tangannya.
"Iya sayang, papa mengerti. Lebih baik kita ke ruangan latihan musik." ucap Len berdiri.
Len langsung mengambil biolanya dikamar dan membawanya ke ruang latihan musik. Reo dengan antusiasnya duduk didekat tembok sambil melihat kedua orangtuanya memainkan lagu ave maria. Nada yang mereka mainkan sangat lembut dan banyak perasaan yang mengalir. Sudah berapa tahun mereka tidak memainkan lagu ini? Mungkin sudah lama sekali.
Reo bertepuk tangan setelah lagu itu selesai dimainkan dan terkesima dan mengatakan suatu saat nanti ia akan menjadi seorang pemain biola terkenal. Mereka senang kalau bisa membuat Reo termotivasi melakukan hal itu dan mereka pun akan mendukungnya sesuai kemampuannya.
YOU ARE READING
The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]
FanfictionCerita dimulai dua minggu sebelum Concourse, kompetisi musik yang telah menjadi tradisi Akademi Seiso dilaksanakan. Seorang murid pindahan bernama Leila Nome mempunyai sebuah hubungan dengan Tsukimori Len yang berasal dari sekolah yang sama tetapi b...