Sesampainya sampai di apartemen, Reo sudah tertidur lelap saat digendong oleh Len. Leila membuka pintu dan menyuruhnya masuk. Len membaringkan Reo dengan lembut dikasur dan menyelimutnya. Leila menaruh tasnya dimeja dan mengganti bajunya dikamar mandi sementara Reo ditemani tidur oleh Len dikamar.
"Apartemenmu kecil sekali. Kembali saja kerumah setelah ini." ucap Len menatap sekeliling.
"Tidak usah berkomentar. Masih mending aku dan Reo bisa makan dan tidur." ucap Leila kesal tetapi merindukan nada suara itu.
"Aku tidur dimana?" tanya Len.
"Dibawah. Dilantai." ucap Leila menunjuk ubin lantai.
"Apa? Oh, tidak bisa. Aku tidur dikasur." ucap Len protes.
"Kasurnya tidak muat." ucap Leila.
"Ya harus. Aku tidak mau tidur dilantai. Pokoknya tidak." ucap Len protes.
"Kau masih memakai jam tangan yang aku berikan?" tanya Leila.
Len mengangguk.
Len mematikan lampu kamar dan beranjak naik kekasur dan menyelimuti dirinya juga Leila dan Reo. Saat itu, tengah malam Leila terbangun dan beranjak pergi ke toilet. Dia melihat Len sedang menatap ke kaca sambil membasahi mukanya.
"Kenapa? Tidak bisa tidur?" tanya Leila.
"Hm.. aku masih merasa bersalah. Kalau saja kau bilang saat itu. Semua ini tidak akan terjadi." ucap Len memojokkan Leila ke dinding.
"Apa boleh buat. Aku tidak mau merepotkanmu atau apapun itu. Walaupun sebenarnya kalau aku bilang aku tidak mencintaimu lagi, hatiku cuman bisa berbohong." ucap Leila mulai menangis.
"Aku juga begitu. Aku ingin kita memulai semua lagi dari awal, bagaimana?" ucap Len memeluk Leila dalam dekapannya.
"Y-ya..!" ucap Leila memeluknya.
Keesokan paginya, Reo terbangun melihat ibunya sedang menyiapkan sarapan dan ayahnya ada disana dan menyapa anak tersebut. Tiba-tiba Reo dengan riangnya ingin pergi mandi dengan ayahnya yang membuat Leila tersenyum. Setelah rapih, Leila mengunci rumahnya dan langsung pergi Okinawa bersama keluarga kecilnya baru. Sampai disana, Faust selaku butler membawa mereka ke villa dan sekaligus membawa barang-barangnya.
"Mama, papa! lihat itu laut!" ucap Reo girangnya.
"Ya, sayang. Reo mau berenang tidak?" tanya Leila.
"Ya!" ucap Reo tersenyum.
"Tapi besok aja ya sayang, sekarang udah malam." ucap Len.
Reo wajahnya mulai manyun tapi Len mengiming-iminginya dengan jajan es krim atau apalah Leila juga tidak tahu. Mereka makan malam dan bergegas tidur. Keesokan harinya, mereka pergi ke pantai terdekat. Melihat Leila memakai bikini yang super seksi, Len menutupinya dengan jaket panjang warna kuning.
"Ada apa? Kenapa aku disuruh pakai jaket sih?" tanya Leila bingung.
"Sudah pakai saja. Aku tidak suka kau menampilkan tubuhmu ditempat umum." ucap Len.
"Ya.. ya.." ucap Leila tersenyum. Wanita berambut hitam itu merasa Len menjadi agak posesif lagi.
"Papa main bikin istana pasir yuk." ucap Reo.
"Ya, ayo sayang." ucap Len tersenyum.
Reo yang mulai menggantuk kembali ke vila dengan kedua orangtuanya. Setelah ia mandi, dia langsung tidur dikamar. Sementara Leila dan Len berada diluar dan duduk menikmati pemandangan sekitar. Ada maid yang menuangkan mereka minuman untuk diminum.
"Uhmmm.." ucap Leila menatap gelas minumnya.
"Kenapa?" tanya Len menatapnya.
"Tidak ada." ucap Leila singkat.
"Bilanglah. Aku jadi bingung kalau kau tidak mengatakannya. Jangan menyembunyikan apapun dariku." ucap Len.
"Tidak, aku hanya bosan. Apa reaksi mereka ya kalau kita bilang?" ucap Leila menatap ponselnya.
"Jangan dibilang dulu. Apalagi si Amou itu. Jangan. Pokoknya jangan." ucap Len meminta.
"Ya, ya. Aku tidak akan. Jangan khawatir." ucap Leila mengingat kalau Amou itu orangnya jahil.
Seminggu kemudian, Leila kembali ke rumah Len. Disambut dengan meriah oleh Amanegawa dan Kirisawa dan mereka juga kaget Leila membawa pulang seorang anak berumur 4 tahun kerumah. Sawajiri akhirnya pergi dari rumah Len tanpa perlawanan apapun. Semua teman-temannya yang dari Stella dan Stellar terkejut dengan apa yang Leila katakan. Dan, mereka langsung kerumah untuk berkenalan dengan Reo.
Keesokan harinya, saat Leila berangkat ke sekolah untuk mengajar, dia melihat Sawajiri. Mereka pun menatap satu sama lain. Tanpa mengatakan apapun, atau sepatah katapun. Sawajiri dan Leila langsung menonjok pipi satu sama lain.
"Tonjokkanmu kuat juga, Sawajiri-san." ucap Leila mengelus pipinya.
"Begitu juga denganmu, Leila. Aku sekarang lega dan bisa move on. Tolong jaga Len baik-baik ya Mungkin memang kamu yang ditakdirkan untuk bersamanya." ucapnya.
"Ya. Jangan khawatir." ucap Leila tersenyum.
Lili yang melihat Leila menjadi tertawa melihat wajah Leila membengkak. Leila pun mencoba meremukkan Lili dalam genggamannya tapi Lili sudah menangis duluan. Para murid dikelas Leila jadi khawatir dengan wajahnya yang membengkak tetapi Leila terus melanjutkan pelajaran dan tidak ada siapapun di Seiso yang mengomentari kenapa wajahnya membengkak begitu. Pulang kerumah, Leila dimarahi oleh Len kenapa bisa berkelahi sama Sawajiri? Tetapi dia langsung mengobati luka dipipinya menggunakan kotak obat.
YOU ARE READING
The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]
FanficCerita dimulai dua minggu sebelum Concourse, kompetisi musik yang telah menjadi tradisi Akademi Seiso dilaksanakan. Seorang murid pindahan bernama Leila Nome mempunyai sebuah hubungan dengan Tsukimori Len yang berasal dari sekolah yang sama tetapi b...