Chapter 24: Waltz of Worried Hearts

19 0 0
                                    

2 bulan kemudian, Yunoki dan Hihara-senpai serta anak-anak kelas 3 dari dua departemen Seiso Akademi lulus dengan resmi. Leila, Mori-san, Len, Tsuchiura, Kahoko,Kaji dan Amou berhasil naik ke kelas 3. Shouko dan Shimizu berhasil naik ke kelas 2. Hari itu hari pertama masuk sekolah. Leila mukanya mulai masam melihat Lili didepan sungai itu. Lili sangat senang karena tidak kesepian lagi.

"Dua bulan lalu aku menonton konser amalmu. Aku terharu, Leila." Ucap Lili. 

"Aku sangat senang kau menyukainya. Karena aku dan lainnya berjuang mati-matian demi sekolah ini dan agar tidak dikeluarkan dari sekolah dan aku bangga konser pertama kami sukses besar. Semuanya berkat Yunoki sih." ucap Leila duduk di bangku panjang. 

"Setelah lulus, kau akan masuk universitas Seiso kan?" tanya Lili.

"Ya. Aku akan melanjutkan untuk memainkan piano. Piano sudah menjadi bagian hidupku. Tapi, aku tidak tahu jika Len akan melanjutkan disini atau..." ucap Leila cemas.

"Semua akan baik-baik saja. Kini, kau sudah bisa merentangkan sayapmu, dewi musik." ucap Lili mencoba menceriakan Leila.

"Ya, ya. Terimakasih telah mencoba menyemangatiku." ucap Leila menatap Lili. Tiba-tiba lonceng bel kelas berbunyi. "Aku harus kembali ke kelas dah." 

Lili melihat Leila berlari dan kemudian tersenyum sebelum akhirnya menghilang. Hari itu, semuanya biasa-biasa saja. Kemudian, diseperti biasa para gadis-gadis berkumpul di kantin sekolah. Mereka pun menceritakan apa yang akan terjadi setelah mereka lulus.

"Nana, kudengar kau pacaran ama Hihara-senpai, ya?" ucap Leila tersenyum.

"Ya? Memangnya kenapa?" ucap Nana.

"Setelah lulus dari SMA kalian akan melanjutkan dimana? Aku pribadi sih, akan lanjut di Universitas Seiso ambil jurusan sastra!" ucap Amou.

"Kupikir kau akan jadi jurnalis?" ucap Kahoko.

"Ya, memang aku ingin menjadi jurnalis. Tetapi, setelah dipikir-pikir lagi. Aku ingin menuliskan artikel tentang musik atau sebagainya. Jurnalis hanyalah sampingan saja." ucap Amou menerangkan.

"Aku akan melanjutkan musik di Universitas Seiso." ucap Tsuchiura.

Leila, Mori, dan juga Kahoko angkat tangan. Akhirnya mereka tidak sendirian. Semuanya menatap Len. Len pun sadar dia hanya diam saja dan tidak mengatakan apapun.

"Aku akan melanjutkannya di Vienna, Austria." ucap Len.

"Oh begitu." ucap Leila menjawab.

Akhirnya, Amou mengganti topik pembicaraan tentang masa depan mereka masing-masing. Melihat ekspresi Leila, Amou tahu dia sedih karena Len akhirnya akan pergi jauh juga nantinya. Dan semua yang tahu itu kecuali Len, hanya diam saja. Setelah jam pelajaran sekolah, Leila memutuskan untuk singgah di SMA Ryugashima. Gotoda pun memperkenalkan beberapa murid yang baru saja masuk ke sekolah mereka. Sekolah Ryugashima dan Seiso sangat dekat hanya berjarak 15 meter. Jadi, biasanya kalau anak-anak Seiso pulang lewat sini.

"Nee-san, ada apa kau murung?" ucap Ruka.

"Ah, aku tidak apa-apa. Hanya sedikit sedih." ucapnya sambil menatap.

"Sedih kenapa?" tanyanya lagi.

"Seseorang yang sangat kucintai akan pergi untuk mengasah kemampuan biolanya ditempat yang sangat jauh yang tidak bisa kugapai saat kami lulus nantinya." ucap Leila.

"Kenapa Nee-san tidak menghentikannya?" ucapnya lagi.

"Aku tidak punya hak melakukan itu. Musik memang selalu bagian hidupnya. Aku bisa bilang, musik adalah sainganku untuk mendapatkan perhatiannya. Tapi tidak ada gunanya larut didalam kesedihan. Jika itu keinginannya, aku bisa mengerti." ucap Leila tersenyum.

"Bos, SMA Amano menyerang!" ucap Gotoda memberi hormat.

"Kalau begitu, aku harus melampiaskan rasa frustasiku saat ini juga." ucap Leila membuka jaket seragamnya dan juga dasi hijaunya. 

Leila dan para siswa SMA Ryugashima menghajar banyak siswa dari Amano. Tiba-tiba Shimizu dan rombongannya datang. Bahkan Len sekarang sudah biasa pulang bersama dengan anggota Stella Quintet+.

"Bukannya itu Leila-senpai?" ucap Shouko menunjuk.

"Ya, kau benar Shouko-san." ucap Shimizu.

"Kenapa kalian diam saja? Buat mereka pergi lah." ucap Leila menunjuk.

"Ya, Nee-san!" ucap Keiko dan Ayame bersamaan.

"L-l-l-leila-chan...?" ucap Kahoko memanggil.

"Diam! Aku sedang-----Len? Kahoko? dan semuanya?!" ucap Leila pingsan.

"Nee-san!" ucap Keiko. 

Beberapa jam kemudian Len masih shock dan Leila masih tidak sadarkan diri. Gotoda pun memperkenalkan dirinya kepada siswa-siswi Seiso tersebut begitu juga dengan beberapa murid Ryugashima lainnya. 

"Leila itu sebenarnya tomboi." ucap Nana. 

"Kau tahu?" ucap Mori-san.

"Tentu saja. Tetapi tolong Tsukimori berhentilah kaget. Terima Leila apa ada aja saja." ucap Nana memukul punggungnya.

"Tapi aku masih kaget." ucap Len memijat dahinya.

"Ya. Gpp. Tapi, aku bingung dia itu mempunyai tubuh yang kecil tetapi pukulan tangannya bisa melukai seseorang. Tangan ajaib." ucap Tsuchiura berpikir.

"Nee-san memang ajaib. Dia idola kami." ucap Ruka ikut nimbrung.

"Dia masih tidak sadarkan diri?" ucap Kahoko bertanya.

"Nanti juga sadar kok. Nee-san bukan orang yang lemah." ucap Ruka lagi.

The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]Where stories live. Discover now