Pagi yang cerah menyinari rumah keluarga Tsukimori. Saat itu Len terbangun karena mendengar suara dari arah kamar mandi dan saat ia melihat apa yang ada disana, ternyata Leila sedang muntah. Ia memasang raut wajah yang khawatir walaupun Leila bilang ini normal. Tetapi sang pria berambut biru itu tetap khawatir. Dan mengambil sebuah karet untuk mengikat rambut istrinya agar tidak menghalangi.
"Terimakasih, Len." ucap Leila mencoba menepuk dadanya dengan lembut.
"Kamu yakin tidak apa-apa? Walaupun kamu bilang ini normal tetap saja..." ucap Len menatapnya dengan raut wajah khawatir.
"Tidak apa-apa.. Aku baik-baik saja. Aku sudah terbiasa kok." ucap Leila berdiri dan tersenyum.
"Tapi..." ucap Len.
"Aku ingin makan nasi goreng alpukat campur coklat deh.. Beli dimana ya?"
"Nasi goreng alpukat campur coklat? Emangnya ada?" ucap Len keringat dingin.
"Ya, harus ada. Jadi, Len hari ini ada kerja atau tidak?" tanya Leila duduk dikasur.
"Aku tidak ada kerja. Jadi, aku dirumah seharian hari ini. Memangnya kenapa?" ucap Len.
"Aku ingin makanan itu untuk sarapan. Cariin ya?" ucap Leila memelas dengan wajah imut nan lucu.
Sebelum Len sadari, dia menerima dengan tantangan menemukan makanan tersebut tapi dia menerima ancaman kalau belum menemukan makanan itu tidak boleh pulang. Saat ini Len terdampar di toko Roti keluarga Ruka. Dia mengacak-acak kepalanya karena tidak tahu harus berbuat apa. Mau tanya ke Tsuchiura takut diejek, kalau nanyain hal begini. Ya sudah, dia menelpon Nana untuk bertanya. Dan gadis berambut pink itu beneran datang.
"Kenapa kau memanggilku? Aku ingin menjaga anakku kasian kalau ditinggal dengan Kazuki. Bisa kenapa-napa dia. Cepat, jadi kau ingin apa?" tanya Nana to the point.
"Leila minta nasi goreng alpukat campur coklat. Aku berpikir dong pakai logika mana ada makanan begituan. Dia juga mengancamku kalau tidak menemukannya tidak boleh pulang. Sejak kapan rumahku sendiri dikuasai dia?" ucap Len bingung.
"Ah, oh..Itu mah dia ngidam, Tsukimori." ucap Nana sambil duduk.
"Hah? Ngidam? Apaan itu?" ucap Len tambah bingung.
"Ya, ngidam mah normal buat ibu hamil. Kalau tidak diturutin, ya gawat. Ya sudah kau belilah nasi goreng. Coba tanya Ruka suruh bikinin. Kupikir dia bisa." ucap Nana memberikan solusi.
Nana akhirnya menemui Ruka didalam rumahnya dan menceritakan kronologi kenapa Len berada disana. Lalu, Ruka mencoba memasak apa yang diinstruksikan setelah selesai, Len disuruh pulang.
"Lah, aku tidak bayar ini?" tanya Len bingung.
"Tidak apa-apa. Kalau Leila tidak suka, bawa kemari saja biar kubikin lagi." ucap Ruka datang membawa makanan box.
"Oh, yaudah. Terimakasih ya Ruka dan Shijina." ucap Len.
Untuk pertama kalinya, Len mau mengucapkan nama seseorang kecuali Reo dan Leila. Biasanya dia hanya memanggil dengan sebutan "oi, hei" itu saja. Nana tersenyum dan menepuk punggungnya. Sesampainya dirumah, Kirisawa membukakan pintu untuk Len dan membiarkannya masuk. Ia pun mengambil piring dan menaruh makanan yang dibuat oleh Ruka ke dalam sebuah piring dan mengantarkannya kepada Leila.
"Leila?" panggil Len sambil mengetuk pintu.
"Eh? Kok pulangnya udah sore begini sih? Aku kan jadi bosan." ucap Leila mengeluh.
"Ah, maaf. Oh, ini yang kau inginkan. Cobalah." ucap Len memberikan piring.
Mereka pun duduk dipinggir kasur.
"Wah, kau benar-benar mendapatkannya? Darimana?" Leila bingung.
"Ada deh. Yang penting makan aja. Kamu belum makan, kan? Makan sayang demi bayinya." ucap Len mengusap perutnya dengan lembut.
Leila pun mengangguk dan mulai memakannya dengan lahap. Dengan senyumannya, ia merasa bahagia kalau Len bisa merasakan kebahagiaan yang ia rasakan saat ini. Tiba-tiba, Reo masuk dan lagi-lagi penasaran dengan adik yang barunya yang belum lahir. Ayahnya pun memperingatkan Reo untuk memberikan Leila makan terlebih dahulu. Reo pun mengangguk pelan.
Keesokan harinya, Leila mengajar seperti biasa sambil mengantarkan Reo ketempat les milik Ousaki-senpai. Setelah mengantarnya, Leila mengajar seperti biasa walaupun murid-muridnya khawatir kalau kenapa-napa dengan bayi yang dikandungannya. Dan disaat jam pelajaran kedua, Yamaguchi-sensei mengajukan diri untuk mengawasi kelas Leila saat dia istirahat. Leila saat itu ditaman sekolah bersama Aerywna. Sudah beberapa tahun mereka tidak bertemu? Sepertinya begitu.
"Aku bosan. Semua orang malah memanjakanku." ucap Leila nafas.
"Bukankah itu bagus? Mereka menjadi bisa berterimakasih dengan apa yang kau lakukan. Tidak semua dalam hidup bisa dinikmati. Tapi bisa kubilang, kau beruntung." ucap Aerywna.
"Memang benar. Aku manusia yang paling beruntung di dunia ini. Aku merasa bahagia mungkin sangat bahagia. Semua orang disekitarku juga bahagia, maka aku senang. Musik mengalir dengan indahnya di dunia dimana aku dilahirkan dengan penuh kasih sayang." ucap Leila mengutarakan perasaan dihatinya.
"Baguslah melihatmu baik-baik saja. Aku tahu kau bisa melakukannya di dunia ini. Aku pikir Muse, maksudku dewi musik yang ada didalam dirimu juga merasa senang melihatmu seperti ini. Mungkin, suatu saat nanti kau bisa hidup tanpa Muse. Tetapi, tidak untuk saat ini. Baiklah, aku harus pergi atau Platino akan memarahiku. Sampai jumpa, Leila!" ucapnya menghilang.
Senja pun datang dilangit Yokohama tepatnya di sekolah Seiso dimana ia mengajar dan dulu mengemban ilmu disini. Disaat dia melangkah keluar dari gerbang sekolah, Len dan Reo sudah lebih dulu menunggu. Ternyata, keduanya menunggu karena Reo ingin pulang bersama kedua orang tuanya. Maka, mereka pulang bersama disaat melihat senja dilangit merah bersama.
YOU ARE READING
The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]
FanfictionCerita dimulai dua minggu sebelum Concourse, kompetisi musik yang telah menjadi tradisi Akademi Seiso dilaksanakan. Seorang murid pindahan bernama Leila Nome mempunyai sebuah hubungan dengan Tsukimori Len yang berasal dari sekolah yang sama tetapi b...