Chapter 38: Il Sole's Advice

11 0 0
                                    

Senja itu, Len dan Leila berdiri didepan gedung tempat les Ousaki-senpai. Mendengar jawaban Leila, 4 tahun yang lalu berarti Reo lahirnya dong? Len mengibaskan poninya ke belakang dan menatap Leila sekali lagi dan menatap Reo. 

"Reo, ketemu Ousaki-sensei dulu gih didalam. Mama mau bicara sama kakak ganteng ini." ucap Leila menatap anak tersebut.

"Oke, mama." ucap Reo langsung lari kedalam.

"Jadi, apa yang kau inginkan dariku? Aku tidak punya waktu banyak." tanya Leila menyilangkan tangannya.

"Reo itu benar-benar anakmu?" ucap Len tidak habis pikir.

"Tentu saja. Aku yang melahirkan dia. Otomatis aku ibunya." ucap Leila.

"Terus ayahnya siapa?" tanya Len lagi.

"Kalau soal itu, kau tidak perlu tahu. Itu bukan urusanmu." ucap Leila lagi sambil menggunakan telunjuknya ke dada Len.

"Bagaimana seseorang sepertimu yang bisa hanya memainkan piano. Walaupun kau bisa sedikit memainkan viola. Reo memainkan biola untuk mencari ayahnya yang pergi, kau tahu itu?" ucap Len.

"Ya, aku tahu. Tetapi aku dan Reo tidak membutuhkan pria itu. Kami bisa hidup tanpa dia. Aku punya pekerjaan dan itu cukup." ucap Leila.

"Leila, katakan padaku. Reo itu anakku, kan?" ucap Len.

"Kenapa kau berpikir seperti itu?!" ucap Leila.

"Ya, kalau dipikir lagi cuma aku yang pernah tidur denganmu!" ucap Len.

Leila terdiam. Itu memang benar. Len memang benar-benar jenius. Kenapa dia peka terhadap hal beginian tiba-tiba Ousaki-senpai dan Reo keluar. Ousaki pun mencoba meleraikan keduanya dan Leila juga Reo pulang begitu saja. Sementara Ousaki-senpai yang menyadari Len sudah mengetahui tentang Reo, menceritakan apa yang ia tahu tentang Leila dan Reo saat 4 tahun yang lalu. 

Sesampainya Len dirumah, Misa pulang tanpa memberitahukan putranya disitu, Len pun menceritakan tentang Leila dan Reo. Misa pun kaget mendengar hal tersebut dan ingin bertemu dengan cucunya itu. Len duduk di sofa sambil mengingat pembicaraannya hari ini dengan Leila dan Reo.

"Jadi, Reo itu anakmu dan Leila?" tanya Misa.

"Ya, ibu. Tetapi sepertinya Reo belum tahu hal itu. Leila tidak mau memberitahukannya dan hanya ingin merahasiakannya. Aku benar-benar bodoh tidak menyadarinya." ucap Len memijat dahinya.

"Kalau begitu, aku ingin bertemu dengan mereka dan kau juga ikut." ucap Misa tersenyum.

"Hah? Ketemu? Memang dia mau? Jelas-jelas tadi sore Leila seperti membenciku." ucap Len.

"Tetapi ini tidak bisa terus berjalan, kan? Reo butuh keluarga utuh, nak. Kalian berdua harus memikirkan masa depannya. Jangan mementingkan ego masing-masing, ya?" ucap Misa.

Misa yang sangat riangnya itu langsung menelpon Leila untuk bertemu minggu besok. Leila yang mendengar itu hanya bisa mengangguk dan mau saja diajak makan malam bersama. Len beranjak berjalan kekamarnya dan ingin tidur saja untuk saat itu. Sementara, Leila dan Reo lagi asik makan malam. Leila masih berpikir kenapa Len bisa berkata seperti itu? Reo yang melihat ibunya tidak karuan, mulai bertanya. Tapi, Leila merasa baik-baik saja.

Hari minggu, saat itu malam. Leila dan Reo pergi ke sebuah restoran mewah dimana Misa menunggunya. Disana dia melihat Misa dan Len yang sedang menunggu. Leila mengira cuman Misa saja tapi kenapa Len ikut? Leila menghela nafas sambil berjalan.

"Halo Reo." sapa Misa.

"Halo." ucap Reo bingung dan sembunyi dibelakang ibunya malu-malu.

"Aku Misa Hamai. Nenekmu, sayang." ucap Misa membungkuk dan mendekati anak tersebut.

"Nenek?" ucap Reo bingung menatap ibunya.

Leila menghela nafas dan jongkok agar setara dengan Reo. "Sayang, kakak ganteng itu adalah papamu. Jadi, otomatis Misa-san adalah nenekmu. Karena beliau adalah orangtua sekaligus ibunya papamu." ucap Leila menjelaskan.

"Papa?" ucap Reo menatap Len. 

Reo pun langsung berlari dan minta digendong oleh Len. Len pun menggendongnya dan masuk kedalam restoran dan mulai duduk. Reo menangis sesegukan. Misa terharu dan merogoh tasnya mencari saputangan untuk mengelap airmatanya. 

"Kakak ganteng papanya Reo?" ucapnya.

"Ya, sayang. Jangan nangis lagi ya." ucap Len tersenyum dan memeluk Reo dengan lembut. 

Beberapa jam menenangkan Reo, anak kecil itu duduk sendiri dibangkunya. Sementara Leila memesan makanan untuk Reo dan dirinya. Misa dan juga Len memesan makanan dan menunggu makanan itu dihidangkan dimeja mereka.

"Leila." panggil Misa.

"Ya?" jawabnya dengan sopan.

"Demi Reo, menikahlah dengan Len. Reo masih kecil. Masih butuh kedua orangtuanya. Dan Len, aku ingin kau membuat Reo resmi menjadi keluarga kita." ucap Misa memberi nasehat untuk keduanya.

"T-t-tapi... Sawajiri-san bukannya pacarnya Len?" ucap Leila.

"Memang benar. Tetapi, Len bilang sendiri bahwa dia tidak ada rasa terhadap Sawajiri-san." ucap Misa menerangkan.

Leila menatap Len meminta klarifikasi.

"Ya, aku memang tidak menyukainya. Dia seenaknya saja menyebut dirinya pacarku." ucap Len.

Ketiga orang itu menatap Reo yang ada disebelah Len. Dia asik bermain sendiri dan tidak mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Setelah selesai makan, Misa menyuruh Len menginap diapartemen Leila. Sebelum Misa pamit dia ingin Len untuk mengajak Reo dan Leila untuk pergi jalan-jalan seperti keluarga pada umumnya. 

The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]Where stories live. Discover now