Chapter 49: Tempo's Other Self

10 0 0
                                    

Selama sebulan mengajar, tidak ada hal aneh yang terjadi. Walaupun begitu, Leila mendapatkan pesan teks oleh Yunoki. Sudah lama sekali dia tidak memanggil. Apa yang orang itu mau, ya? Leila juga bingung. Setelah bel berbunyi sehabis istirahat, Leila menyuruh para muridnya mengerjakan tugas dan mengatakan kepada Kanazawa sensei untuk menjaga kelasnya selama dia pergi. Sesampainya digerbang sekolah, mobil Yunoki datang dan supir tersebut membukakan pintu untuknya. 

"Kenapa kau memanggilku? Kalau tidak ada yang penting jangan panggil aku." ucap Leila menatap jendela mobil. 

"Aku mendapatkan dokumen yang kau inginkan. Saat ini, kau berhutang satu padaku, Leila." ucap Yunoki berbisik ditelinganya.

"Terimakasih banyak. Aku akan membalaskan hutangmu nanti, Azuma. Tolong jangan lakukan hal seperti itu, aku sudah punya suami." ucap Leila merasa kesal. 

"Aku hanya ingin menghilangkan kebosananku sedikit. Lagipula, akan sangat berbahaya kan kalau Tsukimori tahu sifat asli dan apa yang sedang kau lakukan ini, kan? Lebih baik, untuk saat ini kau diam saja, Leila." ucap Yunoki menatap tajam dan mengibaskan rambutnya. 

"Jangan sampai kau melakukannya, kau ingin mengancamku? Tapi, mana mungkin mereka percaya dengan kata-katamu? Jangan sok pede, Azuma. Aku tidak mau dikira selingkuh denganmu, So it's better you step back." ucap Leila menatap dan menarik kerah bajunya.

"So straightforward, I kinda like it. Baik. Aku takkan melakukan apapun. Aku senang kau pintar menganalisa situasi berbeda dengan Kahoko." ucap Yunoki melepaskan tangannya dari kerah bajunya. 

Setelah berbincang kurang lebih cukup banyak, Leila minta diturunkan di sisi jalan walaupun sebenarnya Yunoki ingin mengantarkannya kerumah langsung. Tetapi, ia menolak mentah-mentah karena Leila tidak mau Len berpikir macam-macam. Dibilik jendela, Yunoki mengatakan sesuatu yang tak bisa ia dengar dan menghiraukannya. Dikala sore, Len menjemput Reo dari tempat les biola milik Ousaki-senpai. Disana, ia berkata dengan Reo untuk menjemput mamanya, Reo hanya mengangguk pelan. 

Saat sampai Seiso, banyak murid yang berlalu lalang, ada yang menatapnya atau hanya mengagumi Len dan Reo. Lalu, salah satu murid bernama Rista dan Renji mendekati kedua ayah dan anak itu. Mereka bingung, Len sedang tidak ingin dikerumuman orang banyak.

"Apakah kau Tsukimori Len? Suaminya Leila sensei?" ucap Rista bertanya.

"Ah, i-iya benar. Kau siapa? Kau muridnya Leila?" ucap Len bingung. Dia membayangkan kalau Leila memberitahukan tentangnya kepada murid Seiso tanpa pikir panjang. 

"Aku adalah Lisarte Arlania. Aku berasal dari Perancis. Aku biasa dipanggil Rista disini. Ini temanku Tomokazu Renji. Perkenalkan dirimu!" ucap Rista menyikutnya. 

"Aku Tomakazu Renji. 2-A. Aku memainkan Viola." ucapnya monoton. 

"Ah, salam kenal kalau begitu. Kalian tahu Leila kemana?" tanya Len.

"Papa, mama dimana?" ucap Reo sudah ingin nangis.

"Sabar sayang. Sebentar." ucap Len mencoba menenangkan putranya.

"Leila sensei?" ucap Rista menatap Tomokazu dan mengedipkan mata beberapa kali. "Apakah Leila-sensei tidak bilang kepada Tsukimori-san?" ucapnya menatap.

"Mengatakan apa?" ucapnya bingung.

"Maksud Rista, Leila-sensei sudah meninggalkan area kampus sejak istirahat. Dia hanya memberikan kami tugas untuk dikerjakan sementara Kanazawa-sensei mengawasi kelas kami. Katanya, ada sesuatu yang darurat maka dia pergi." ucap Tomokazu menjelaskan. 

"Ah, terimakasih telah memberitahuku." ucap Len. 

Hal apa yang darurat sampai Leila harus pergi tanpa bilang-bilang. Len pun merogoh sakunya dan memencet ponselnya memanggil nomor telepon Leila. Beberapa kali tidak tersambung, dan akhirnya tersambung. Leila ternyata sudah ada dirumah. Reo yang tadinya mau menangis kembali senang dan langsung ingin pulang. Sesampainya dirumah, Len disambut oleh Leila yang membukakan pagar dan menyuruh mereka masuk. 

"Aku ke sekolah dan ketemu dengan dua muridmu. Kau kemana sampai tidak bilang-bilang ke suamimu?" tanya Len. 

"Eh? Maaf! Aku ada urusan penting jadi aku minta izin pergi. Jangan khawatir, aku tadi diantar oleh Yunoki-senpai karena kebetulan dia lewat sekolahan. Lain kali, aku akan bilang sama kamu kalau pergi. Maafkan aku ya, ya?" ucap Leila memelas dengan wajah yang lembut seperti kucing.

"Baiklah. Aku maafkan. Dan lagi, Yunoki-senpai yang mengantarmu? Aku lega karena bukan seseorang yang aku tidak kenal. Aku tidak masalah dengan hal itu." ucap Len.

"Mama, ayo masuk kedalam. Reo laper." ucap Reo memanggil perhatian kedua orangtuanya.

"Baik. Ayo kita masuk nak!" ucap Leila memegang satu tangannya. 

Malam itu, Misa dan Kou kembali kerumah untuk beristirahat dan makan bersama dimeja makan sambil bencengkrama, Reo menceritakan bahwa dia sedang berlatih terus supaya bisa menjadi lebih baik lagi dan bisa menyaingin ayahnya dan kakeknya. Setelah itu, Leila bersama Kirisawa ke dapur untuk mencuci piring-piring dan merapihkan dapur sementara, Amanegawa membereskan ruang makan. Leila pun mematikan lampu dapur dan kembali kekamar.

"Len, hari ini kau tidak kemana-mana?" tanya Leila.

"Tidak. Kenapa? Aku tidak ada konser amal jadi aku dirumah saja. Lagian, Reo masih kecil dan kamu harus kuperhatikan terus atau tidak kau akan pergi seperti tadi." ucap Len.

"Kau masih mengingatnya? Maaf. Aku tidak sengaja. Jangan diingat terus dong, sayang." ucap Leila naik kekasur dan menyandarkan kepalanya dibantal. 

"Maaf, suamimu ini memang sifatnya seperti ini. Maklumi saja." ucap Len menatap Leila. 

Len pun berdiri dan memencet saklar didekat pintu dan mematikan lampu dan beranjak kembali ke kasur dan kemudian tidur sambil memeluk Leila dengan erat dan penuh kasih sayang. 


The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]Where stories live. Discover now