Chapter 32: Minuet's Heart

6 0 0
                                    

Keesokan harinya, Sherly memasak sarapan untuk untuk anak dan suaminya juga Len. Dia menyiapkan roti bakar dan susu yang ditaruh didalam meja. Len pun datang dan dipersilahkan duduk. Dan setelah itu, Leila dan Mao datang. Len masih khawatir karena kemarin mereka bertengkar. Len pun berbisik pada ibu Leila dan menyatakan kekhawatirannya tetapi perempuan paruh baya itu tersenyum dan mengatakan semua baik-baik saja.

"Maafkan papa kemarin ya, nak." ucap Mao memeluk putrinya.

"Tidak, papa. Aku yang harus minta maaf. Aku yang salah karena menyembunyikannya." ucap Leila memeluk balik sang ayah.

"Sudah kubilang kan?" ucap Sherly tersenyum.

"Aneh." ucap Len menatap keduanya berpelukan ala teletubbies.

"Suamiku dan putriku mempunyai sifat yang sama. Makanya mereka tipe keras kepala. Harus ada yang mengalah kalau mereka bertengkar seperti itu." ucap Sherly.

"Sepertinya begitu. Apakah besok kalian berencana pulang?" tanya Len.

"Ya, aku ada konser klasik di australia. Sedangkan suamiku ada urusan di italia." ucap Sherly.

"Oh..Leila. Cepat makan nanti kita terlambat." ucap Len.

"Ya!" ucap Leila melepaskan pelukan dari ayahnya dan duduk sambil makan.

Sherly pun menatap mereka semua makan dengan lahap. Dia masih khawatir dengan tangan kanan putrinya yang masih dibalut perban. Semoga dia akan baik-baik saja dan tidak gegabah. Setelah selesai, mereka berangkat ke sekolah untuk menerima pembelajaran dihari itu. Saat pelajaran kedua, Leila pergi ntah kemana tidak kembali. 

~Leila POV~

Aku pergi ke SMA Ryugashima. Sekolah itu khusus anak-anak bermasalah jadi, tidak ada guru sama sekali yang mengajar. Disana aku melihat anak-anak segerombolan yang sedang berbincang tetapi, saat mereka melihatku semua orang itu membungkuk dan memberikan hormat dan kemudian Ruka mengantarkanku ke ruang kelas mereka. Dan mempersilahkan aku duduk. 

"Nee-san, bukannya ini masih jam pelajaran di Seiso?" ucap Kaoru salah satu cowok yang bingung.

"Ya, tetapi aku malas masuk kelas. Bukannya malas. Aku hanya bosan karena sebentar lagi bebeberapa bulan kedepan semuanya akan lulus dan Len.." ucapku menunduk.

"Ada apa dengan Tsukimori? Apakah aku harus mengajar dia, nee-san?" ucap Kaoru menatapku dengan wajah serius.

"Tidak perlu. Aku hanya sedikit emosian kali." ucapku membuka perban ditangan kanan dan menonjok papan tulis itu dengan tangan kananku sampai darah keluar.

"Leila-san, apa yang kau lakukan!? Tanganmu itu masih dalam masa penyembuhan, kalau sampai bertambah gimana?" ucap Ruka khawatir.

"Tidak apa-apa. Aku masih bisa menggerakkannya lagian. Jangan khawatir, Ruka. Aku tidak selemah itu." ucapku menatap.

Ruka lalu mengambil kotak obat di uks dan mencoba mengobati luka ditanganku. Aku memang gegabah tetapi apa yang bisa kulakukan? Tidak ada. Setelah ia selesai mengobati lukaku, Ruka memarahiku untuk tidak melakukan hal seperti itu lagi, aku pun tertawa kecil. Jarang ada yang memarahiku seperti itu. 

~End of POV~

Saat jam istirahat, Len mengejutkan teman-temannya karena Leila tidak ada dikelas. Mereka pun berpikir mengapa ia tidak kembali ke kelas dan Mori pun mencoba berpikir juga tetapi tidak tahu kenapa. Leila bukan anak yang sering bolos kelas. Pernah sih sekali waktu sebelum seleksi concourse ke-4. 

"Nana, kau yang paling tahu dia, kan? Tahu dia dimana?" tanya Kaji.

"Yaelah, lo nanya gue mulu. Gue bukan emaknya, gue gak ngantongin dia." ucap Nana blak-blakan.

"Lah terus gimana? Leila pergi kemana sih?" ucap Kahoko bingung.

"Tsukimori-kun, apa kau tidak melihat sesuatu yang aneh sejak kemarin?" ucap Amou berkata.

"Tidak. Tidak ada. Dia biasa-biasa saja kalau kulihat." ucap Len menggelengkan kepala.

"Ya, kalau ga ada apa-apa mana mungkin dia bolos begitu saja, Tsukimori. Pakai akal dong." ucap Tsuchiura menunjukkan otak dengan jarinya.

"Hah? Aku tidak menyuruhmu untuk bicara. Apa maksudmu?" ucap Len menatap tajam Tsuchiura.

"Woi, jangan bertengkar disini. Tidak bagus." ucap Mori berkeringat dingin.

"Elah, gitu aja tengkar kalian. Udah kek tom and Jerry aja." ucap Kaji menyedot air minum.

"Ya ampun senpai. Tsukimori senpai bolehkah aku bertanya? Ini cuman perumpamaan ya, Leila senpai terkadang aku lihat sering terlihat sedih. Bagaimana kalau ditanya ke Lili saja?" ucap Shimizu.

"A-a-anu kupikir itu ide yang bagus." ucap Shoko. 

Dan benar mereka mendatangi Kira untuk bertanya kepada Lili. Lili pun menjawab kebingungan. Memang benar Leila terlihat murung beberapa hari ini tetapi Lili menyuruh mereka untuk tetap tenang. Dan disaat bel istirahat berbunyi mereka kembali ke kelas masing-masing, Len melihat Leila ada disana duduk di bangkunya.

"Leila, kau dari mana saja?" ucap Mori khawatir.

"Leila, ada apa? Bilang dong sama aku." ucap Len.

"Aku tidak apa-apa kok Len. Aku dari suatu tempat. Ada saat aku sendiri maka itu aku pergi bukannya apa-apa kok!" ucap Leila tersenyum.

"Yakin?" ucap Mori. 

Leila mengangguk.

Keesokan harinya kedua orang tua Leila berangkat ke bandara ditemani oleh Len dan Leila. Leila dan kedua orangtuanya berpelukan dan mengatakan masing-masing dan juga Len untuk jaga kesehatan dan jaga diri masing-masing. Mereka pun pergi. Dan setelah itu, Leila mengajak Len jalan-jalan sekitaran Tokyo untuk seharian itu. 

The Moon and Night (OC x Len Tsukimori) A La Corda D'oro Fanfic [COMPLETED]Where stories live. Discover now