Part 39

490 25 0
                                    

"Kenapa Kamu harus menjadi putri tidur lagi?," tanya Azka dengan menggenggam tangan Alesha sangat erat, "Maaf selalu menyakitimu," ucap Azka dengan mata yang sudah memerah sehingga butiran air mata membasahi pipinya, Azka menunduk penuh dengan penyesalan, tanpa Azka sadari Alesha mendengarkan perkataan Azka, dia mengusap lembut rambut Azka yang sedang menangis, Azka yang mersa rambutnya diusap langsung mengangkat kepalanya.

"Kamu sudah sadar?," tanya Azka sambil mengusap air matanya secara kasar, "Maaf," ucap Azka sambil menunduk dan mencium tangan istrinya.

"Tidak ada yang salah, Aku hanya terlalu egois, Kita sama-sama belajar untuk saling menghargai maaf Aku belum bisa menjadi wanita yang sempurna dimatamu," ucap Alesha pada Azka, namun Azka terus mencium tangan istrinya dan menangis karena menyesali kesalahannya.

"Kamu bagiku Wanita yang dikirimkan Allah untuk menjadi malaikat tanpa sayap diKeluarga kita, bagi Aku Kamu menjadi pasangan hidupku sampai maut saja sudah mensempunakan separuh imanku bahkan kehidupanku juga," jelas Azka pada Alesha, tiba-tiba perbicaraan mereka harus terpotong karena seorang perawat dan doktet datang untuk mengecek keadaan Alesha.

Setelah pemeriksaan selesai, Alesha akan diizinkan pulang setelah dua hari masa siuaman.

"Kapan Kita pulang ke Indonesia?," tanya Alesha yang sedang membuka makanan siangnya, Azka yang melihat istrinya akan makan siang langsung membantunya dengan cekatan mempersiapkan diatas meja makan, setelah siap Azka juga dengan telaten menyuapi istrinta, Azka menyuapi Alesha dengan sangat lembut.

Saat Alesha pingsan, Captain Sarah langsung menghubungi Azka yang sebentar lagi akan terbang sehingga semuanya menjadi berantakan dan penerbangan harus ditunda dan mencari pilot pengganti.

"Habisin bubur ini dulu nanti kalau sudah pulang baru makannya dengan makanan yang enak," jelas Azka dan Alesha hanya menangguk menuruti perintah suaminya dengan tangan yang menggibaskan rambut panjangnya, Azka yang melihat itu merasa risih dan langsung mengambil tali rambut untuk mengikat rambut Alesha, walaupun berantakan tapi Alesha sangat menyukainya.

"Boleh Aku peluk?," tanya Alesha pada Azka, namun Azka tidak menjawab dia menggeserkan meja makan dari hadapan Alesha lalu memeluk istrinya lebih dulu dan berbisik.

"Tidak ada yang melarang jika Kita ingin berpelukan," ucap Azka, pelukan yang slalu membuatmu tidak ingin berjauhan dengan Azka.

"Aku datang!," teriak Arlan tanpa mengetuk pintu dan merusak momen romantis Mereka berdua.

"Ih kenapa Kaka harus datang jauh-jauh ke Korea?," tanya Alesha saat Arlan yang baru saja datang langsung menghempaskan tubuhnya keatas Sofa.

"Kedatangan Aku disini, utusan dari keluarga Arif dan untuk menjemputmu dan suamimu pulang ke Indonesia," ucap Arlan dengan kaki yang diangakat diatas meja, Alesha langsung melempar bantal yang tadi dijadikan pangkuan oleh Alesha tapi dengan sigap Arlan menangkapnya.

"Ayolah Sha Kamu tau Aku adalah CEO yang pandai, pintar, tampan rupawan," ucap Arlan yang selalu memuji dirinya sendiri.

"Yayaya..Aku tau itu," ucap Alesha sambil memutar bola matanya malas, "Kaka cepatlah menikah segerakanlah jika sudah menemukannya," ucap Alesha yang melanjutkan makannya, sedangkan Arlan dia hanya mengangkat jempolnya jika sudah disuruh menikah oleh adik sepupunya yang satu ini.

Hari ini Alesha sudah tiba di Indonesia, Azka sedaritadi tidak bisa lepas dari Alesha bahkan Arlan yang melihatnya saja menjadi risih.

"Kalian seperti pengantin baru yang tidak bisa lepas sama sekali," cibir Arlan, sedangkan Alesha dan Azka hanya bisa tersenyum dengan wajah tanpa dosa kalau kata bahasa mereka sih WATADOS (wajah tanpa dosa).

Duo PenerbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang