Part 29

362 25 0
                                    

Sudah seminggu lebih Alesha berada di Bandung dan besok harinya Alesha harus berangkat ke Korea dalam waktu Dua minggu tiga hari, pekerjaan yang dia jalani membuat dia tidak pernah merasakan lelah karena terbayarkan jika sudah sampai ditempat tujuan, setelah menyelesaikan semua tugasnya, sekarang adalah hari dimana Alesha akan bertemu seseorang yang Papah pilih untuk menjadi calon pendamping hidupnya.

Persiapan demi persiapan sudah disusun rapih, Sahabat dan Keluarga Alesha sudah berkumpul dikediaman Orang tuanya , tapi orang yang bersangkutan belum juga pulang dari flightnya, Mamah sempat menelpon Alesha tapi dia berkata sedang di Bandara sedang ada sedikit kendala saat Alesha sudah landin.

Keluarga besar Akbar sebentar lagi akan datang, anggota rumah masih belum tenang karena Alesha belum juga datang, tiba-tiba deru suara mobil memenuhi indra penghuni rumah, mereka kira itu adalah keluarga Akbar tapi rupanya bukan melainkan Alesha dengan baju kebanggannya.

"Asalamu'....," belum sempat Alesha mengucap salam dia sudah ditarik oleh Mamah dan Adiknya ke Kamar. Sesampainya di Kamar Alesha langsung disuruh berganti baju dan langsung mengubah penampilannya dibantu oleh Mamah dan juga Adiknya.

"Mah, gak usah didandanin juga gak apa-apa kali," protesnya, saat Mamahnya dengan sigap memoleskan bedak diwajahnya.

"Gak!," elak Mamah, "Kamu itu kenapa sih setiap ada acara selalu saja telat, gak bisa apa kamu ambil cuti dulu," omel Mamah pada Alesha namun dia hanya mampu diam dan memajukan bibirnya dan berkumat-kamit tidak jelas.

Setelah semuanya selesai, Mereka langsung menghampiri Keluarga Akbar yang baru saja datang.

"Akbar kenalkan ini anak Ayah," ucap Papah pada Akbar yang baru saja bersaliman pada Papah.

Alesha langsung mengkatkan kepalanya yang masih menunduk, betapa terkejutnya dia, mendapatkan Lelaki yang beberapa bulan lalu menemani dia di Bandung dalam perihal pekerjaan, Akbarpun tidak kalah terkejutnya tapi keduanya masih terlihat tenang, sampai acara berlangsung dan setelah acara demi acara berlangsung, Alesha diajak oleh Akbar ke Taman belakang untuk mengobrol empat mata.

"Kamu menerima perjodohan ini?," tanya Akbar dan membuat Alesha terdiam karena dia masih meragukan Akbar, "Aku akan menyetujuinya karena Aku adalah anak bungsu dan lelaki satu-satunya," jelas Akbar pada Alesha.

"Sayangnya Aku tidak menanyakan itu," saut Alesha yang sedikit ketus, seketika muka Akbar mendengus kesal.

Tanpa mereka sadari ada Dua orang perempuan yang memperhatikan mereka.

"Liat anak kita baru aja ketemu sudah akrab yah," jelas Mamah Akbar-Yanti.

Mamah Alesha hanya bisa tersenyum, sebenarnya dalam hati Mamah tidak yakin dengan perjodohan ini, tapi mau bagaimana lagi ini sudah menjadi keputusan Papah.

"Sudahlah, lebih baik Kita masuk dan memberi jawaban pada Orang tua kita satu hal Aku juga akan mengiyakan perjodohan ini," jawab Alesha dan langsung meninggalkan Akbar.

Sesampainya di Ruang tamu mereka memberi jawaban dengan sangat kompak, semua anggota eluarga hanya bisa tersenyum mendengar keputusan dari Mereka berdua. Sepeninggalan Keluarga Akbar, Alesha langsung pamit untuk ke Caffe, sesampainya di Caffe Alesha tidak ke Ruangan melainkan ke tempat duduk yang biasa diduduki para pengunjung, Rangga yang melihat bosnya seperti itu hanya bisa tersenyum kecil.

"Miss," sapa Rangga pada Alesha yang baru saja duduk didekat jendela.

"Rangga tolong jangan berbicara tentang laporan Caffe terlebih dahulu, Saya sedang banyak pikiran, oh iya tolong ambilkan Vanilla late satu yah," pinta Alesha pada Rangga.

"Baik Miss," jawab Rangga dan langsung membuat minuman yang Alesha pesan.

Alesha langsung merogoh sakunya untuk melihat notifikasi pesan yang masuk namun Seseoarang tiba-tiba ikut duduk dihadapannya, Alesha yang merasa ada Seseorang yan sedang duduk dimeja yang sama dengannya langsung mengangkatkan kepalanya, dan rupanya Zaina dengan perut buncitnya sudah berada tepat dihadapannya.

"Hai," sapa Zaina dengan wajah tersenyum sedangkan Alesha dia masih memasang wajah yang sangat datar.

"Tau gak?," tanya Alesha tiba-tiba pada Zaina yang baru saja duduk.

"Mana gua tau orang lu gak ngomong, lu itu kalau nanya yang spesifik dong," Zainapun hanya bisa mendengus kesal karena Alesha selalu saja sperti itu jika bertemu dengannya.

"Gua dijodohin," ucap Alesha singkat dan membuat Zaina membelakan matanya, lalu menghentikan aktifitasnya, pasalnya Zaina tau betul sahabatnya sangat tidak ingin dijodohkan.

"Ko lu mau sih sama dia?, padahalkan lu kemarin masih sakit hati karena Rayhan sama April yang sedikit merusak Acara istimewa di Kelurga lu," ucap Zaina yang tau dengan permasalahan yang Alesha lalui beberapa bulan yang lalu.

Flashback On.

Prok..prok..., Toni bertepuk tangan saat melihat April dan Rayhan ada dalam acara Keluarganya.

"Masih belum cukup kalian nyakitin Alesha?, masih belum cukup seberapa lama dia mengobati luka yang kalian gores?, masih belum cukup juga?," tanya Toni dengan santai dan membuat April memuutar bola matanya malas karena harus berhadapan dengan Abang sepupu Alesha.

"Gua heran kenapa juga dua manusia sejoli ini masih hidup dimuka bumi ini," ucap Arka tanpa melihat kearah mereka yang sedang berseteru dengan keadaan yang tenang.

"Cukup Bang, lagian gua tau betul bahwa Lelaki yang baik akan mendapatkan Perempuan yang baik juga, nantinya dalam pernikahan akan saling melengkapi dan menyempurnakan Iman," ucap Alesha dengan eksperesi yang masih tenang.

Plak..., satu tamparan mendarat tepat dipipi Kanan Alesha, dia masih tetap berusaha tenang karena tamparan itu tidak setara dengan rasa sakit hatinya, Arka yang melihat Alesha ditampar langsung memeluknya dengan cepat.

"Cukup!!," ucap Papah Alesha yang tiba-tiba menghampiri mereka yang sedang berseteru, "Lebih baik kalian berudua pulang saya tidak ingin menerima tamu seperti kalian," ucap Papah Alesha pada Rayhan dan juga April, "Pak tolong antar mereka berdua keluar," ucap Papah Alesha pada dua kemanan yang berjaga diacara tersebut.

Flashback Off.

"Mau gimana lagi Papah yang ngatur semuanya, lagian gua juga punya janji sama Beliau kalau Silvia diizinin nikah duluan gua bakal ngelakuin apapun yang dia mau," jelas Alesha pada Zaina yang sangat fokus mendengar kejelasan dari sahabatnya.

"Iya susah kalau udah berurusan sama Bokap lu, terus ngomong-ngomong Namanya siapa?, ganteng gak?," tanya Zaina yang selalu saja menanyakan paras wajah.

"Namanya Muhammad Akbar, lumayanlah, Arsitek dia," jawab Alesha dengan menimum pesanannya yang baru saja diantar oleh Rangga.

"Arsitek?, bukannya lu mau punya suami Pilot?," tanya Zaina heran karena Alesha sangat mengidamkan mendapat suami seorang Pilot.

"MAKA DARI ITU!!!," jawab Alwsha  setengah beteriak dan para pengunjuk yang sedang makan terlonjak kaget, "Maaf," ujar Alesha sambil cengengesan tanpa dos lalu kepalanya sedikit merunduk.

"Mangkanya punya suara kecilin, lu tuh yah dari SMK sampe sekarang masih aja kaya gitu," omel Zaina pada Alesha yang masih menunduk malu.

"Pupus sudah harapan gua punya suami pilot, tapi gua ragu Zai sama dia, gua takut dia kaya Rayhan bahkan gua rasa Mamah juga kayanya ragu," jelas Alesha pada Zaina yang sedang memainkan ponselnya karena sepertinya Fauzan suaminya Zaina sudah menuggu di Parkiran.

"Eh gua uda ditungguin suami gua ini, soalnya tadi gua ngomong cuma mau mampir sebentar jenguk lu, Pokonya lu coba dulu aja oke," ucap Zaina dan langsung berdiri untuk pamit.

"Yah kirain gua bakalan lama, yaudah deh hati-hati yah, siap laksanakan," saut Alesha dan langsung mengatar Zaina ke Parkiran.

"Gua balik yah Asalamu'allikum," ucap Zaina yang sudah masuk Mobil

"Sha gua balik juga yah," pamit Fauzan sambil melambaikan tangannya pada Alesha

"Iyah hati-hati, Wa'allaikumsallam," jawab Alesha sambil melabaikan tangannya juga.

Merekapun langsung pulang dan meninggalkan Alesha yang masih setia melambaikan tangannya, setelah dilihat Mobil Zaina telah keluar dari Parkiran, Alesha langsung kembali masuk kedalam Caffe untuk menenangkan diri di Ruangan kerjanya.

---

Gagal itu urusan nanti yang terpenting kita berani mencoba dan mencoba!

Duo PenerbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang