Part 22

344 23 0
                                    

"Gimana lancar?," tanya Toni dengan tangan yang menyodorkan sebotol Air mineral pada Alesha.

Alesha memang sengaja memberi waktu kumpul dengan Toni, Arlan, Arka, karena permintaan mereka, sebenarnya Alesha sangat malas karena badannya terasa pegal dan ingin sekali cepat-cepat istirahat di Rumah, tetapi mau bagaimana lagi kasian juga mereka tidak berjumpa dengan dirinya.

"Gua pesan minum dulu yah," ucap Alesha dan langsung berjalan untuk membeli kopi kesukaanya.

"Vanilla latte," ucap Alesha pada pelayan tersebut, pelayan ini sudah hafal betul dengan pesanan yang sering Alesha.

Tidak butuh waktu lama, pesanan Alesha yang di beri nama Aesha sudah siap, namun tiba-tiba lengan kokoh sudah terlebih dahulu mengambil Cup Coffe tersebut.

"Maaf ini punya saya," ujar Alesha pada lelaki tersebut, tangan Alesha menunjuk pada kopi yang dipegang oleh lelaki tersebut.

Mereka memakai seragam yang sama dan sedang memakai kacamata hitam yang sama, Alesha lupa melepaskan kacamatanya saat sudah selesai flight, seketika Alesha baru menyadari suara lelaki itu.

"Dirga," ucap Alesha pelan seraya memastikan dan langsung melepaskan kacamatanya.

Lelaki tersebut terbelak kaget dibalik kacamata hitam yang dipakainya, dengan cepat Lelaki itu langsung membuka kacamatanya secara kasar.

"Asha!," panggil Dirga saat melihat sosok wanita cantik dihadapannya.

Sedangkan Alesha yang melihat Dirga dihadapanya seperti tidak percaya, bahkan dirinya sampai mematung dan matanya tidak berkedip saat melihat Lelaki yang sangat dia tunggu kabarnya kini sudah berada dihadapannya.

"Alesha maafkan Aku, kita bisa bicara baik-baik," ujar Dirga (Rayhan) mencoba memohon.

"Baiklah jangan disini," ucap Alesha ketus dan langsung berjalan terlebih dahulu.

Diruangan yang sepi Alesha dan Rayhan hanya diam satu sama lain, mereka sama-sama kalut dengan pemikiran masing-masing, tiba-tiba Alesha memulai pembicaraan.

"Kemana saja kamu?," tanyanya datar dengan kedua tangan dilipat didepan dada.

"Aku akan menjelaskannya, tapi sebelumnya maaf," pinta Rayhan dan langsung menarik napas dalam-dalam, "Selama ini Aku bekerja di Amerika dan maaf tidak mengabarimu karena flightku sangat padat, awalnya Aku ke sini untuk memberimu kejutan dan ingin melamarmu, Aku sudah berjanji akan melamarmu dan sekarang Aku akan menepatinya," jelas Rayhan dan langsung bertekuk lutut dihadapan Alesha.

"Tapi bukan begini caranya, kau membuat pertahananku goyah," balas Alesha dengan isak tangisannya, matanya sudah memerah saat berjalan ke Ruangan ini berbicara empat mata dengan Rayhan.

"Maaf Sha, sungguh Aku menyesal, Aku langsung bekerja disana agar Aku mendapatkan biaya untuk lamaran agar tidak perlu meminta pada Papah," jelas Rayhan lagi, setelah selesai pendidikan Rahyan memutuskan untuk mencoba melamar disalah satu Maskapai Amerika, awalnya Rayhan sempat pesimis namun dirinya teringat dengan senyum Alesha karena itulah dirinya berjuang mati-matian untuk mengumpullkan uang agar dengan cepat bisa melar Wanita yang dicintainya.

"Aku sudah memafkanmu Dirga," ucap Alesha dengan suara melengking, dan bahu yang naik turun karena isakan tangisnya yang tidak kunjung berhenti.

Dirga langsung menarik Alesha dalam dekapanya dan sesekali mencium ubun-ubun kepalanya dan membuat Alesha sedikit tenang.

"Besok Aku akan melamarmu dan resepsi diadakan sebulan setelah lamaran," jelas Rayhan saat melepaskan pelukannya.

"What!! cepat sekali," ucap Alesha syok karena Rayhan selalu saja mmberi kabar yang mendadak.

"Lebih cepat lebih baik," saut Rayhan.

Ketika Alesha dan Rayhan keluar dari Ruangan, mereka berpapasan dengan April yang baru keluar dari Kantor.

"Hai Pril, kenalkan ini Rayhan Dirgantara orang yang selalu Aku ceritakan padamu," ucap Alesha pada April dengan sangat bangga.

"Hai perkenalkan Aku April rekan kerja Alesha," ucap April penuh dengan senyum manis yang Alesha pikir seperti menggoda Rayhan.

"Saya Rahyan," Sapa Rayhan dengan menjabat tangan April.

"Kita duluan Pril ada yang harus diurus bye," pamit Alesha pada April dan langsung menarik Rayhan agar mengikuti langkahnya.

Keesokanya Rayhan menepati janjinya, dia membawa rombongan dan langsung disambut ramah oleh pihak keluarga Alesha dan mereka akan menikah bulan besok sehingga semua pihak keluarga mulai disibukan dengan berbagai persiapan.

Terkadang Alesha dan Rayhan harus disibukan oleh panggilan flight dadakan, apalagi Alesha yang baru pangkat dua, sangat disibukan dengan flightnya, karena Alesha dan Rayhan akan mengambil banyak cuti setelah pernikahan. Rayhan selalu meminta izin kepada Alesha agar sahabatnya April menemaninya untuk memenuhi keperluan resepsi, Alesha dengan senang hati mengizinkannya, walaupun sebenarnya di dalam hati yang paling dalam, Alesha sangat cemburu tapi mau bagaimana lagi hanya April yang bisa dia percaya, jika Alesha menyuruh Zaina bisa-bisa dimarahi oleh Fauzan karena istrinya menemani calon suami orang, dan sampai suatu hari kepercayaan Alesha pada April seketika hancur.

Dua minggu menunju hari-H, Alesha dikagetkan dengan kabar buruk, dia tidak sengaja menguping pembicaraan Rayhan dan April sebelum brfing dimulai, niat Alesha hanya akan menanyakan kabar calon mertuanya yang sedang jatuh sakit, tapi mendengar perdebatan Rayhan dan April, Alesha urungkan niatnya, Penjelasan April yang dilontarkan pada Rayhan itu bagaikan petir yang menyambar, April memohon pada Rayhan untuk menikahinya karena sudah menodainya, walaupun April tidak sampai hamil tapi sama saja dia sudah kehilangan mahkotanya, Sedangkan Rayhan yang bersikeras menolak permintaan April karena mereka melakukannya dengan keadaan tidak sadar.

Alesha yang sudah sangat kecewa langsung bertindak tanpa berpikir panjang, Alesha membatalkan semua acara yang sudah tersusun rapih, awalnya Keluarganya kaget bukan main tapi setelah kedua pihak Keluarga mendengarkan penjelasannya, Papah dan Orang tua Rayhan langsung setuju, Papah Rayhan sangat kecewa pada Rayhan karena sudah mencoreng nama baik keluarga Dirgantara.

"Nikahi dia!," perintah Alesha pada Rayhan tanpa melihat sedikitpun pada Rayhan yang sedang bertekuk lutut meminta maaf.

"Baiklah," jawab Rayhan pasrah lalu Rayhan berdiri menatap Alesha, "Maaf sudah menghancurkan impian kita, maaf sudah menambah luka dalam hatimu dan maaf," ucap Rayhan lirih dan kepalanya menunduk kebawah karena mrasa bersalah.

Alesha baru tau bahwa April pernah bertemu Rayhan saat mendapatkan tugas terbang ke Amerika, dari situlah April sangat ingin berkenalan dengan Rayhan, mungkin ini juga salah Alesha yang kurang berhati-hati dalam menjaga calon suaminya.

"Apa kamu mencintainya?," tanya Alesha dan seketika Rayhan tidak menjawab, Alesha sudah bisa menebaknaya karena pertama kali April dan Rayhan bertemu saja auranya sudah berbeda dan setiap kali bertemupun begitu. Bagaimana Rayhan tidak jatuh cinta dengan April secara fisik April memang wanita idaman para pria beum lagi cara berpikir April yang sangat Rayhan kagumi, dan satu lagi April sangat pandai menggoda Rayhan.

"Aku harus pergi," pamit Alesha berjalan meninggalkan Rayhan, dia mengendarai mobil dengan keadaan yang tidak baik-baik saja, menulusuri jalan tanpa adanya tujuan.

Keesokan harinya akad nikah Rayhan dan April dilaksanakan, pada hari itu juga Alesha angkat kaki dan meninggalkan Indonesia untuk menenangkan diri, tidak ada satupun orang yang mengetahui dia akan pergi, Alesha sudah terlanjur kecewa, sangat kecewa, walaupun Rayhan & April sudah meminta maaf, tapi hati Alesha masih sakit dan belum sepenuhnya mengiklaskan.

---

Terkadang sesuatu yang tidak kita inginkan malah terjadi, dan sesuatu yang kita inginkan tidak terjadi.

Duo PenerbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang