GROWING PAIN 2

662 100 11
                                    

B a g i a n     D u a

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

B a g i a n     D u a

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bentangan alam yang luas, matahari terik menyinari lautan, bias elok meninggalkan biru rupawan menjadi pemandangan. Sayangnya, Jimin itu benci laut. Melihat kubangan air yang terlalu banyak itu membuatnya pusing dan ingin muntah.

"Huek.."

Atau, dia memang sudah muntah.

Salahkan ayahnya, dengan tidak tahu diri mengajak Jimin memancing. Ditengah laut pula, awalnya dia iya iya saja karena dipikir ayahnya akan memancing di danau seperti biasa. Eh ternyata dilaut, diatas kapal pesiar kecil yang disewa sang ayah, bau amis ikan yang ditangkap memperparah rasa mualnya.

Tubuhnya melengkung bersandar lemas, sibuk memuntahkan isi perut yang tidak seberapa ditengah lautan. Mecemari warnanya bercampur dengan sisa-sisa sarapan Jimin.

"Perasaan dulu kau baik-baik saja saat ayah mengajakmu naik kapal pesiar.." Ungkap si ayah yang tadinya begitu terkejut melihat Jimin mabuk laut.

"Dulu itu kapan yah? Dulu nya ayah itu aku masih anak-anak.."

Si ayah menyengir menunjukkan gigi giginya.

"Sajangnim, mari kita kedalam. Mungkin perasaanmu akan jadi lebih baik.."

Seo Jungho, pengawalnya atau apa ya? Sekertaris juga bukan, katakan saja begitu. Orang yang dibayar Park Hyunjung untuk memastikan Jimin makan tiga kali sehari dan tidak melakukan hal-hal yang berpotensi mencelakai dirinya sendiri.

"Ide bagus. Ayah selamat memancing, carikan aku salmon paling besar!"

Ayah Jimin berdecak, menggeleng-gelengkan kepala sambil menatap punggung Jimin yang ditopang oleh lengan Junho disampingnya.

"Lihat laut saja mabuk, kalau sama isinya laut mau mau saja! Dasar.." gerutu lelaki di penghujung usia 50an itu.

Jimin merasa lebih baik, setelah menghindari melihat laut. Ia juga tidak mengerti kenapa dia jadi mabuk laut, padahal dulu tidak. Mungkin efek tubuhnya yang sekarang ini memang ringkih. Pertama kali menyadari dirinya mabuk laut adalah beberapa tahun silam saat menghadiri pesta rekan kerjanya yang diadakan di sebuah pesiar, ia sukses hanya bergelung selimut didalam suit room yang menjadi kamarnya selama lima hari berlayar saat itu gara gara mabuk laut.

Terkutuklah Kim Namjoon sialan! Sepupu Seokjin yang merupakan psikiater yang mendorongnya untuk hadir hari itu, katanya Jimin butuh hiburan.

"Ingin sesuatu sajangnim? Teh hangat? Atau cokelat panas?"

"Kopi.."

"Asam lambung anda dalam kondisi buruk, maaf.."

Jimin berdecak. Inilah alasannya dia bernapsu sekali ingin memecat Seo Jungho. Dia ini keras kepala, lebih keras kepala dibanding Jimin. Sekali melarangnya jika tidak menurut Jimin akan diseret. Ia pernah diseret pergi dari club malam dengan sangat tidak elit oleh si Jungho ini. sialan!

{✔️Complete} GROWING PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang