GROWING PAIN 22

365 62 8
                                    

Do not eat while you reading!
Saran saya:D

B a g i a n      D u a      P u l u h     D u a

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

B a g i a n      D u a      P u l u h     D u a

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Suara langkah terdengar ketika Seulgi mulai memasuki rumahnya. Sekantung belanjaan berada dalam kungkungan lengan mungilnya. Pesanan ibunya, ia sudah membeli semua barang dalam list yang dituliskan ibunya.

Dengan langkah yang semakin cepat dan senyum riang dibibirnya ia memanggil-manggil ibunya. Ia berhenti didapur, kompor dalam keadaan menyala. Seulgi berniat mematikannya namun ia merasakan sesuatu dibawah kakinya. Dilihatnya sebutir telur pecah dilantai mengotori sepatu cats putih bergaris hijau miliknya.

"Where is mom?" Gumamnya amat lirih.

Ia mematikan kompor lalu melepas sepatunya dan berganti dengan sandal rumah. Setelahnya ia berjalan menuju kamar sang ibu.

KLEK . . .

"Halo, sweety.."

Sebuah suara orang dewasa pria memenuhi indera pendengarannya. Sontak ia langsung menatap arah sumber suara, seorang pria dengan jaket bertudung. Ia menggenggam sebilah pisau yang sudah terarah pada leher ibunya yang terikat dengan mulut disumpal kain. Bulir-bulir bening membutakan matanya, membuat pandangannya samar. Tubuhnya bergetar seketika.

Ia takut. Seulgi takut.

"Want to leave your last will to your daughter??"

Bisik pria itu ditelinga ibu Seulgi, dan sejenak kemudian kain yang menyumpal mulutnya dilepas membuat isakan terdengar dari bibir itu.

"Seulgi.. Lari nak!! Lari sekencangnya nak! Jangan menoleh kebelakang, ibu mohon.."

SLASSH...

Pisau itu menggesek urat nadi pada leher sang ibu, darah langsung mengucur deras dari pembuluh di leher ibu Seulgi membuat Seulgi kehilangan kemampuan verbalnya seketika.

Genangannya dengan cepat merubah lantai menjadi merah, percikannya menodai dinding.

"Bukan itu yang kuinginkan untuk kau katakan.." Ucap pria jahat itu pada wanita yang sudah tergeletak bersimbah darah dibawah kakinya.

Saat itu Seulgi masih menatap ibunya dengan tubuh gemetar hebat. Kakinya terpaku kelantai, kepalanya pening dan semua brgoyang goyang. Namun, mengingat kata kata terakhir ibunya menghadirkan sebuah kekuatan yang menolongnya, ia mampu berbalik. Berlari sekencang yang ia bisa. Berlari tanpa menoleh kebelakang seperti apa yang ibunya katakan. Sambil terus bergumam lirih...

"Mommy... sorry...mommy.."

~0~

"Mommy...mommy..."

{✔️Complete} GROWING PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang