B a g i a n T i g a P u l u h T i g a
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sepintas kenang untuk dia yang meninggalkan...
Kehendak Tuhan terkadang seperti sesuatu yang terlihat mustahil dimata manusia. Terkadang manusia yakin bahwa dia tidak akan salah namun ketika Tuhan berkehendak sesuatu yang tidak mungkin pun dapat menjadi takdir.
Dari 70% penderitanya, Medulloblastoma atau yang bahkan sering disebut kanker otak ganas pada anak ini menyerang anak anak di usia dibawah 10 tahun. Dan dari prosentase tersebut 30% sisanya menyerang anak diatas 10 tahun hingga orang dewasa.
Dari sekian kecil kemungkinan itu Kim Taehyung termasuk dari salah satunya. Entah dia harus menyebut ini anugerah atau justru sebuah kutukan.
Saat itu ia hanya pemuda 18 tahun, tubuhnya bugar, ia rutin berolahraga, ia juga bukan perokok dan jarang menyentuh minuman beralkohol. Jika ia kedapatan mengunjungi club malam, itu artinya dia sedang menjaga sahabatnya Min Yoongi agar tidak terjadi hal hal yang tidak di inginkan.
Maka saat vonis itu dijatuhkan satu hal yang memenuhi benaknya adalah.
Kenapa? Kenapa harus dia? Kenapa harus lagi lagi keluarganya yang di uji?
Orangtuanya tinggal di Jerman, kakak perempuannya tinggal di Paris dan ia seorang diri di negara kelahirannya. Mereka hanya sedang terpisah pisah untuk berduka.
Sebab seseorang yang mereka cintai telah tiada.
Kim Taehyung lahir tiga bersaudara, kakak sulungnya lelaki, kakak keduanya perempuan dan dia bungsu.
Kim Minhwan, kakak pertamanya tidak berumur panjang. Dia divonis Glioblastoma dan hanya mampu bertahan tiga tahun untuk berjuang. Dia meninggal di Jerman, tempat dimana kini kedua orangtuanya tinggal. Sebab mereka tidak ingin meninggalkan tanah tempat putra sulung mereka di semayamkan.
Taehyung memilih tinggal di Korea, karena ditempat kelahiran mereka ini dulu mereka pernah bahagia. Tempat dimana mereka tumbuh menjadi anak anak yang ceria.
Lantas, haruskah keluarganya mendapati fakta sekali lagi jika putra mereka mungkin tidak akan berumur panjang?
"Hei.. you doesn't look good.."
Taehyung menolehkan kepala, disana didapatinya Irene mendudukkan diri tepat disebelahnya. Keduanya lantas saling terdiam menatap genangan air dalam kolam tak begitu lebar di taman belakang sekolah.
"Ada sesuatu yang belakangan mengganggu tidurku.." Ucap Irene.
Lelaki itu masih bergeming menatap air yang begitu tenang tanpa riak. Namun ia mengaduh beberapa sekon kemudian, gadis itu memukul lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} GROWING PAIN
FanfictionDunia seperti memainkannya, mengejeknya, mengoloknya karena selalu gagal, selalu sendirian, selalu terluka, selalu menderita, selalu fakta tentangnya adalah menyakitkan Luka itu tidak pernah sembuh, sekian lama justru semakin tumbuh dan semakin meny...