Aku bilang aku gak punya epilog tapi aku punya bab terakhir
Ehe
Selamat membaca!
B a g i a n T e r a k h i r
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Halo ayah.. Juno datang membawa bunga yang caaantik untuk ayah..”Anak berusia empat tahun itu meletakkan sebucket bunga lili putih diatas gundukan tanah makam lalu lekas berceloteh panjang lebar menceritakan kesehariannya dengan bahasanya yang menggemaskan. Irene mengacak gemas surai putranya, bocah empat tahun itu berbalik setelah menyadari keberadaan ibunya dan memeluknya.
“Bunda.. Juno sudah cerita sama ayah, sekarang giliran bunda.. Juno mau sama papa..”
Irene menganggukinya dan setelahnya bocah itu berlari kecil menuju sosok lelaki yang mengamati mereka dari jauh. Kim Juno langsung masuk kedalam pelukan ketika Seokjin, lelaki itu membuka lengannya lebar lebar menyambut putra sulungnya itu. Juno langsung diangkat kedalam gendongan begitu keduanya saling berpelukan.
“Sudah selesai ceritanya sama ayah?”
“Sudahh.. Papa nanti Juno mau main sama adek bayi..”
“Iyaa.. adek dirumah tante Seulgi, nanti kita jemput ya..”
Bocah kecil itu mengangguk.
Irene tersenyum menatap interaksi mereka dari jauh. Ia berjongkok didekat makam mencabut beberapa rumput liar yang tumbuh disekitar lantas meletakkan tangannya mengusap nisan bertuliskan Kim Taehyung itu.
“Seokjin lelaki yang baik, dia ayah yang penyayang pada putra kita. Terimakasih mengirim dia untukku..”
Wanita itu mengusap nisan itu.
"Aku datang untuk membawa dua kabar bahagia, dua bulan lalu anak keduaku lahir, dia seorang bayi perempuan yang sangat cantik.. Juno senang sekali memiliki adik.."
Irene mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, sebuah kertas dengan hiasan cantik.
“Lalu sahabatmu akhirnya menikah setelah berkelana. Mereka kembali dengan perasaan jauh lebih baik, aku senang melihat mereka yang seperti sekarang ini..”
“Taehyung kau tahu? Sebesar apapun perasaan cintaku padamu, aku yakin kau memiliki yang lebih, aku bahagia atas cintamu. Tidak. Kami bahagia, keluarga kecilku, Seulgi, Jimin dan Yoongi. Yoongi bahagia setelah kelahiran putri pertamanya, cantik sekali, kulitnya putih seperti ayahnya..”
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} GROWING PAIN
FanfictionDunia seperti memainkannya, mengejeknya, mengoloknya karena selalu gagal, selalu sendirian, selalu terluka, selalu menderita, selalu fakta tentangnya adalah menyakitkan Luka itu tidak pernah sembuh, sekian lama justru semakin tumbuh dan semakin meny...