Notice! Bab ini isinya full flashback..
Selamat membaca...B a g i a n D u a P u l u h S a t u
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ketika segala upaya yang dihantui keraguan tidak membuahkan hasil, ketika nyawa yang berusaha ia pertahankan pada akhirnya tetap terjebak dalam permainan tangan tangan kejam, Jeon Jungkook mengerang frustasi.
Ia merutuki takdir yang membuatnya menjadi satu satunya sosok yang harus tahu dan berjuang seorang diri untuk menjaga kehidupan Jeon Seulgi.
Ia merutuki bagaimana gadis itu sangat tidak peka dengan segala macam marabahaya yang menggerayanginya dari dekat.
Ia merutuki bagaimana gadis itu tidak pernah menganggap kata katanya dengan serius.
"Astagaa mengerikan sekali, kasihan sekali mereka.."
Hosh
Hosh
Hosh
"Per-permisi, apa yang terjadi dengan pemilik tas itu?"
Membungkuk menumpu pada lutut, Jungkook berusaha menetralkan napasnya yang terengah setelah mati matian berlari secepat yang dia bisa ketempat dimana GPS pada ponsel Jeon Seulgi menyala terakhir kali.
"Hai nak, kau mengenal nona Jeon Seulgi?"
Seorang polisi itu menunjukkan dompet yang berisi identitas Seulgi disana.
Jungkook merebutnya tidak sabaran, membolak balik dompet itu kemudian merebut tas yang ada ditangan polisi –peduli setan dengan kesopanan. Jungkook merapatkan pejam ketika mendapati ponsel Seulgi ada didalam tas ini.
"Hei nak.. aku bertanya padamu.."
Jungkook mengacak rambut nya frustasi, membungkuk sekali lagi karena merasa lemas tiba tiba karena dugaan dugaan buruk menyita kalutnya pikiran.
"Hei kau tidak papa?"
Bapak berseragam polisi itu mendekat, mencoba mencekal lengan Jungkook yang terlihat sangat sangat frustasi. Antara ketakutan, kekalutan dan putus asa tergambar dari bagaimana kedua mata itu berembun dan napasnya begitu cepat.
"P-pak bisakah s-saya minta to-long?"
Ia tidak tahu, melindungi siapa seharusnya.
Tapi jika dihadapkan dalam pilihan membiarkan ibunya menjadi pembunuh atau mencegah kelakuannya dengan konsekuensi wanita itu harus di bui, Jungkook memilih opsi terakhir. Setidaknya, ibunya tidak dihukum berat, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} GROWING PAIN
FanfictionDunia seperti memainkannya, mengejeknya, mengoloknya karena selalu gagal, selalu sendirian, selalu terluka, selalu menderita, selalu fakta tentangnya adalah menyakitkan Luka itu tidak pernah sembuh, sekian lama justru semakin tumbuh dan semakin meny...