Dunia seperti memainkannya, mengejeknya, mengoloknya karena selalu gagal, selalu sendirian, selalu terluka, selalu menderita, selalu fakta tentangnya adalah menyakitkan
Luka itu tidak pernah sembuh, sekian lama justru semakin tumbuh dan semakin meny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
B a g i a n D u a B e l a s . . . . . . . . . .
Bergaris dua.
Irene tersenyum, ia berhasil. Mau berkata apa lagi coba Kim Taehyung jika dia sudah berbadan dua? Mau mengelak bagaimana lagi coba? Pokoknya tekatnya bulat. Mereka harus menikah!
"Kenapa kau senyum senyum sendiri disitu?"
Irene langsung menyembunyikan testpack nya kedalam laci meja riasnya. Memasang wajah se biasa mungkin sambil mengedikkan bahu. Kemudian berbalik dan duduk ditepian ranjangnya yang sedang ditiduri kekasihnya dengan tubuh yang tak terbalut sehelaipun kain selain selimut tebal.
"Bangun pemalas! Memangnya kau tidak ke rumah sakit?"
Si lelaki Kim itu menggeliat, beringsut mendekat pada Irene dan menjadikan paha sang wanita sebagai bantal sembari memeluk perut sang kekasih.
"Bagaimana ke rumah sakit kalau kemejaku satu satunya di apartemen mu kau pakai.."
Irene melirik kemeja berwarna putih tulang yang ia kenakan.
"Uhh my stupid bae, ada dua pasang lain di lemariku!"
"Hmm.."
Dan Taehyung lelap kembali.
Mendengus pelan, Irene tidak berniat mengusik Taehyung yang terlelap itu. Ia justru membuatnya semakin tenggelam dalam lullaby dengan memberinya belaian-belaian halus di surai surai legam si lelaki yang sudah nampak memanjang.
"Hei kau mau menggondrongkan rambut atau bagaimana? Rambutnya sudah panjang sekali dear.."
"Hmm.."
Lagi lagi hanya deheman malas.
Irene mendecih, dasar bayi besar. Untung sayang.
Gemas dengan wajah polos si lelaki kesayangan yang terpejam rapat ia hadiahi seraut wajah tampan itu dengan kecupan diseluruh muka. Sambil berbisik pelan tepat didekat telinganya.
"Wake up bae, don't you want to take a shower together?" Bisiknya seduktif.
Membangunkan beruang hibernasi tidak bisa kalau tidak di iming-imingi makanan lezat. Lihat bagaimana kedua mata itu langsung terbuka lebar, ia mendudukkan diri dengan pelan sambil mengucek mata.
Irene meletakkan tangannya bersilang didepan dada ketika tubuh lelaki itu sudah akan meraihnya dan hendak menggendongnya ke arah bak mandi tentu saja. Penawaran Irene tidak akan dibiarkan sia sia..
