GROWING PAIN 4

581 89 8
                                    

B a g i a n      E m p a t

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

B a g i a n E m p a t

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dalam hidup manusia, ada sesuatu yang disebut dengan takdir. Ketika segala sesuatu terjadi tanpa sepengetahuan manusia namun terjadi karena kehendak ilahi, seseorang sering menyebutnya takdir.

Terkadang, manusia akan bersyukur karena itu takdir namun manusia juga akan semakin membenci kehidupannya karena takdir. Lantas.. ketika takdir mempertemukan dua sosok manusia yang seharusnya tidak mengikat tali asmara itu, apakah memang mereka sedang dipermainkan? Ataukah Tuhan berkehendak lain?

Apapun itu yang akan terjadi, percayalah bahwa Tuhan selalu menyisipkan hal-hal yang paling indah di akhir, ketika manusia sudah melalui tajamnya perjuangan dalam ranah kehidupan. Bukankah seperti itu yang sering kita dengar?

Hari ini adalah hari ke empat puluh musim semi ke dua belas setelah tragedi yang mengerikan itu terjadi, musim semi ke dua belas setelah kepergiannya. Musim semi ke dua belas yang dilalui Jimin dengan penuh rasa sakit.

"Kau ingin mencarinya lagi?" Pertanyaan bernada ketus itu terlontar dari bibir seorang Min Yoongi.

Jimin terdiam diruangan kerjanya, menatap dua lembar foto usang yang dua duanya merupakan gambar seorang wanita.

"Aku melihatnya di Jepang!"

"Dan Seo Jungho pasti sudah menunjukkan CCTV hari itu. Wanita yang kau sebut sebut sebagai Seulgi itu seorang wanita Jepang bernama Sinji Hanako, pemilik toko bunga yang tak jauh dari festival hari itu.."

Jimin terdiam, memandangi dua foto usang itu begitu lama. Di sebelah kiri seorang wanita cantik, fotonya usang lapuk termakan waktu. Itu adalah sosok ibu kandungnya, ibu kandung Jimin yang tak pernah sempat ia temukan dalam ingatannya.

Lalu disebelah kanan adalah hasil dari jepretan polaroid, seorang wanita yang dua belas tahun lalu mengubahnya, dari seorang Jimin yang beku menjadi sosok Jimin yang lebih hangat namun kehangatan itu tak bertahan lama ketika dia justru meninggalkannya dengan segurat luka bernanah.

"Yoongi-ssi.. kau tahu bagaimana seulgi, dia bukan hanya seseorang yang berarti bagiku seorang. Dia juga alasan yang membuatmu berubah, begitupun dengan diriku. Kau ingatkan jika lima belas tahun lalu kita memiliki jejak masa lalu kelam dan kau tahu Seulgi yang membantuku memaafkan diriku sendiri dan juga dirimu.."

Sebelah tangan Yoongi sedikit berkedut, ia mengepalkannya sebagai bentuk rasa pelampiasan akan gurat masa kelam yang mencuat dalam ingatan.

Ya. Yoongi pernah menjadi manusia kotor, lima belas tahun lalu. Seorang siswa SMP sepertinya pernah mengotori tangan, mencelakai seseorang yang tak lain adalah sahabatnya sendiri hanya karena kecemburuan sosial.

{✔️Complete} GROWING PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang