GROWING PAIN 17

425 75 11
                                    

B a g i a n      T u j u h      B e l a s

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

B a g i a n      T u j u h      B e l a s
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jika dihadapkan dengan dua pilihan yang sama, pilihan dimana segala sesuatu yang ia pilih hanya akan berujung pada hal yang sama, sama sama berujung pada kekalahan terhadap jalan takdir, jika saat itu Kim Taehyung tahu bahwa segalanya hanya akan berujung pada kekalahannya dalam menghadapi berkat yang diberikan Tuhan padanya, mungkin ia akan memilih mengakhirinya lebih cepat.

Mungkin ia tidak akan membiarkan jutaan hingga miliaran uang terhambur hanya untuk meniti jalan yang sama sama berujung pada satu pintu akhir. Mungkin ia tidak akan membiarkan perasaan dalam dirinya membuat keegoisan dan membawa serta Irene dalam kisah peliknya, jika pada akhirnya yang ia berikan padanya hanyalah semu. Ujungnya terlihat pasti namun bukan sesuatu yang memuaskan, karena kehidupan sepertinya tidak berpihak padanya.

Dari sekian banyak lembaran catatan medis yang pernah ada ditangannya, Kim Taehyung selalu ingin hasil yang sedemikian baik ini juga ada pada catatan medis miliknya sendiri. Ia iri pada orang orang yang memiliki prosentase kehidupan lebih banyak ketimbang prosentase kematiannya. Ia iri pada mereka yang sekarat tapi masih memiliki harapan untuk sembuh, entah itu lewat jalan transplantasi atau pengangkatan anggota tubuh yang sudah rusak.

"Dokter.. jadi bagaimana hasil pemeriksaannya?"

Taehyung tersenyum seperti biasanya,

"Transplantasi sel punca yang dilakukan pada Lee Junghyun menunjukkan hasil yang baik, tubuhnya tidak mengalami penolakan, sumsum tulang belakang yang diterimanya dari Tuan Lee berkembang baik dalam tubuhnya. Jika dalam beberapa hari kedepan hasilnya terus mengalami peningkatan mungkin Junghyun-ssi bisa melakukan rawat jalan untuk sisa terapi pemulihan.."

Kedua pasutri dihadapan Taehyung nampak merapal syukur, saling berpelukan haru lantas berujar terimakasih berulang ulang kepada Taehyung yang bahkan tidak melakukan apa apa, ia hanya melakukan pekerjaannya, memberi harapan hidup lebih lama pada para pasien anak anak yang berada dibawah tanggung jawabnya.

"Tuan dan nyonya harusnya berterimakasih pada putra anda, karena dia mampu bertahan dengan baik, dia yang lebih lelah dalam pertempuran ini.."

Kedua orangtua itu lalu mengangguk, kemudian sekali lagi berujar terimakasih pada dokter spesialis anak itu, sebelum meninggalkan ruangannya.

Selepas kepergian dua orang itu, Taehyung hanya bisa menghela napas. Menyandarkan punggung pada sandaran kursi kerja sambil menatap hasil pemeriksaan pasien bernama Lee Junghyun, salah satu pasien kecil yang ada dalam pertanggung jawabannya. Satu lagi pasiennya yang sembuh, ia lega tapi juga iri.

Ia tersenyum miris melihatnya, "Lucu sekali karena aku memberi kabar kesembuhan pada orang lain tapi tidak pada diri sendiri.."

Ponselnya kemudian berdering, nomor yang tertera pada layar ponsel, kakak angkat Irene, dokter spesialis neuro onkologi itu jadi sering menghubunginya sejak ia menghubunginya lebih dulu beberapa waktu lalu, setelah ia mencuri nomornya dari ponsel Irene.

{✔️Complete} GROWING PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang