B a g i a n T i g a P u l u h D u a
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Teruntuk jiwa yang ditinggal pergi...
Hembus angin lembut menerjang dedaunan menggugurkan ribuan daun yang terbelai, suasana kelam membalut jiwa, duka yang mencengcang kuat kalbu tanpa jeda. Setulus kasih yang senantiasa terucap dalam benak, sekuat hati menguak rasa, sedalam palung mencipta goresan mendalam, sebegitu kejam takdir menjawab setiap harap.
Pengap.
Napas serasa terasa tiada arti.
Gelap.
Netra tiada dapat memahami sejauh mata memandang.
Buram. Seburam hati.
Sakit itu terasa nyata, begitu pedih. Sepedih pedihnya rasa yang seumur hidup pernah ia telaah, tiada yang lebih pedih lagi. Hingga ketika tiada lagi dapat dia mengungkap lebih dari sekedar teriakan pilu.
Jangan pergi..
Kembali..
Jangan diam saja saat mereka membawamu untuk terkubur didalam sana..
Benak berkata.
Namun apalah daya. Kehendak Sang Maha Dahsyat adalah memisahkan.
"Berhenti.. tolong jangan.."
Irene merintih lirih, buliran air mengalir deras menganak sungai di pipi. Tubuhnya tiada daya untuk tetap berdiri tegap. Sosok menjulang sang ayah menjadi sandaran.
"Ahh ayah.... jangan biarkan mereka membawa Taehyung kedalam sana. Dingin..." Racaunya.
Sebisa mungkin melepaskan diri dari dekap sang ayah.
Lelaki setengah baya itu hanya membisik kata menenangkan lirih dalam rungu. Selirih hembusan napas.Irene sibuk melepas cengkeraman sang ayah meski gagal.
"Ayah.. calon menantu ayah.. ayahh.."
Irene menangis.
Berteriak.
Memohon.
Melakukan segala yang dia bisa untuk mencegah diturunkannya peti mati kedalam persemayaman.
"Taehyung... ayah... tolong... Taehyung tidak akan suka tempat itu!"
Suara seraknya melirih pedih.
"Taehyung telah bahagia, ikhlaskan nak.." Tuan Bae Jinyoung, dengan suara tak kalah serak kembali mengatakan hal yang serupa.
Irene menggeleng, sibuk meronta dengan sisa tenaganya yang hanya seujung jari. Dia kelelahan. Sejak hari dimana tiada lagi hembusan pada napas sang terkasih, dia tiada berhenti menangis. Memeluk raga tanpa nyawa itu hingga lelah dan tertidur disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} GROWING PAIN
FanfictionDunia seperti memainkannya, mengejeknya, mengoloknya karena selalu gagal, selalu sendirian, selalu terluka, selalu menderita, selalu fakta tentangnya adalah menyakitkan Luka itu tidak pernah sembuh, sekian lama justru semakin tumbuh dan semakin meny...