B a g i a n L i m a
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Keresahan hati manusia akan lilitan benang takdir yang tak kunjung menunjuk kearah jalan yang terang membuat harapan yang selama ini mereka tanamkan kuat dalam hati semakin menjauh. Dalam detik yang terus mendentang lirih dikesunyian, seutas rasa putus asa mulai mencokol dan menghujam dalam jiwa. Begitulah yang kini Jimin rasakan.
Ia duduk sendirian diruangan itu, tempat dimana 12 tahun lalu ia membuat rencana rahasia dengan teman-temannya untuk membuat kejutan ulang tahun untuk Seulgi. Ada kue tart dengan lilin yang menyala lengkap dengan kotak berisi suatu hal yang belum sempat ia sampaikan pada Seulgi semenjak hari ulang tahunnya dua belas tahun yang lalu karena ia terlalu bodoh untuk tidak memberikannya dengan cepat kala itu.
Jimin tersenyum miris di iringi satu tetesan liquid bening. Lagi-lagi ia menangis. Apakah benar dia lelaki? Kenapa dia cengeng sekali?
"Selamat ulang tahun Seulgi..."
Jemarinya meraih kotak berwarna biru yang berada disebelah kue ulang tahun milik Seulgi. Ia membukanya dan terlihatlah sebuah cincin berlapis emas mengkilat didalamnya ada ukiran indah disetiap sisinya, lalu dibagian dalamnya terdapat satu ukiran manis dengan tulisan berbahasa inggris yang terukir dengan font miring.
Seulgi was Jimin's property
Jimin tersenyum kecil, mengingat bagaimana dia memaksa salah satu pramuniaga disana dengan iming-iming jutaan won hanya untuk agar menyetujui ukiran dalam yang sebenarnya terlalu panjang untuk ukuran cincin yang kecil itu. Setelah Jimin mengeluarkan unlimited card miliknya dan mengucapkan bahwa akan menuruti berapapun yang orang itu minta akhirnya permintaanya di iya kan juga.
Hari itu seharusnya menjadi hari dimana ia meletakkan tanda kepemilikannya itu dalam jari manis Seulgi, namun sehari setelah hari ulang tahun Seulgi itu, hari dimana Jimin mengajaknya membolos kelas dan berhasil membuat Jungkook kehilangan pengawasannya dari sang kakak.
Jungkook yang selalu diam diam menjadi tameng Seulgi itu kalut mendengar kabar jika Seulgi membolos, padahal mereka masuk gerbang bersama. Ia berakhir membolos juga dan hari itu terjadilah semua hal yang membuat keruntuhan hubungan antara Seulgi dan Jimin. Menjadi hari terakhir Jimin melihat tawa lepas Seulgi dan menjadi hari dimana awal dari Jimin merasa dunianya semakin hancur.
====
Empat belas tahun lalu, Seulgi kehilangan ibunya tepat didepan matanya.
Kejadiannya terlalu tiba-tiba baginya, ia tidak mengerti juga kenapa ibunya kehilangan nyawa tepat dihadapannya. Ia nyaris gila karena hal itu, melihat bagaimana orang jahat itu menyayat leher ibunya membuatnya kalut dan gemetar. Tapi ibu menyuruhnya untuk tetap berlari tanpa berpaling kebelakang, Seulgi terhindar dari kegilaan seorang lelaki yang mengejarnya saat ia berhasil memasuki rumah salah satu sahabatnya, Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} GROWING PAIN
FanfictionDunia seperti memainkannya, mengejeknya, mengoloknya karena selalu gagal, selalu sendirian, selalu terluka, selalu menderita, selalu fakta tentangnya adalah menyakitkan Luka itu tidak pernah sembuh, sekian lama justru semakin tumbuh dan semakin meny...