GROWING PAIN 26

350 64 21
                                    

B a g i a n      D u a      P u l u h      E n a m

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

B a g i a n      D u a      P u l u h      E n a m

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Teh chamomile dan roti panggang yang hanya dibalut mentega itu menjadi sarapan favorit tuan Jeon Jiho. Lelaki paruh baya itu bersenandung lagu lawas yang dia putar melalui pemutar musik dengan pengeras suara di gazebo depan sembari men-scroll laman pencarian guna melihat lihat berita terkini.

"Ehh? Apa ini?"

Jung's Corp Pailit dalam waktu sehari!

Pengelolaan dana kotor Jung's Corp membawa keruntuhan.

Jung's Corp pailit, Myunghwa memutus koneksi!

Jung's Corp di grebek kejaksaan, Nyonya Jung Haesung bungkam.

Belum selesai keterkejutannya dengan berita berita yang menjadi headline itu, sebuah Maserati Quattroporte keluaran baru berwarna grey melintas didepannya kemudian berbelok ke arah teras utama bangunan tempat tinggalnya.

Lelaki paruh baya itu menurunkan kacamata, meletakkannya dimeja kemudian berjalan kearah mobil itu.

Seorang dari bangku depan turun terlebih dahulu, lelaki berjas hitam –khas pegawai kantoran itu membungkuk ketika melihatnya. Menyapa dengan sopan.

Merasa tidak kenal, lelaki itu kemudian dibuat terkejut dengan kemunculan sosok pria yang telah lama tak ia jumpai, sekitar belasan tahun silam ia hanya sempat bertemu dengannya dirumah sakit –saat lelaki itu disekap bersama putrinya, dalam keadaan lelaki itu terbaring di ranjang pesakitan.

"Selamat pagi. Lama tidak bertemu Tuan Jeon.."

Jimin mengulurkan tangan, Jeon Jiho masih agak terkejut lantas ia buru buru membalas jabatan tangan.

"Oh...?"

"AYAH!"

Lelaki paruh baya itu beralih menatap sosok putrinya yang berjalan menghampirinya.

"Hei putri ayah.."

Mereka berpelukan, agak lama. Jimin terkekeh pelan melihatnya.

Begitu pelukan itu terlepas, Tuan Jeon agak linglung menatap putrinya dan juga pimpinan utama Myunghwa Group itu secara bergantian.

"Ahh masuk.. masuk masuk.. silahkan masuk Tuan Muda Park.."

Jimin hanya tersenyum agak canggung dengan cara Jeon Jiho memanggilnya.

"Maaf Tuan Jeon. Jimin. Hanya Jimin saja.."

"Ah tapi-

"Tidak papa, tidak perlu sopan padanya!" Celetuk Seulgi,

{✔️Complete} GROWING PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang