GROWING PAIN 16

395 70 3
                                    

Thanks kepada Lauv ft BTS di mulmed, yang bikin saya tergerak menulis part ini, setelah stuck :(

Thanks kepada Lauv ft BTS di mulmed, yang bikin saya tergerak menulis part ini, setelah stuck :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

B a g i a n     E n a m     B e l a s
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sunyi harap membisikkan permintaan tentang kepastian takdir. Bentang alam membawa lukisan atas segala munajat. Kendali manusia dipegang oleh takdir yang mempertemukan dan memisahkan. Membawa alur bagaimana kenangan akan tergores dalam lembar perkamen yang tertulis indah dalam bekas ingat.

Ketika hati meneriakkan rindu, jutaan getaran energi menyampaikan pada jiwa jiwa yang tak tergapai genggaman. Menciptakan suatu kebetulan berwujud pertemuan paling magis dalam pijak semesta. Ialah sebuah takdir.

Naluri membawa dua sosok manusia yang dipertemukan oleh takdir dan dipisahkan pula oleh ikatan takdir untuk kembali bertukar tatap. Tanpa sadar, mereka meneriakkan kekang rindu yang sama dalam jiwa yang tak dapat dibelenggu oleh waktu.

Diantara jutaan waktu yang pernah ia lalui dalam kehidupan, Jimin hanya ingin waktu dihentikan saat ini. Ketika sang mentari condong ke barat, angin bertiup membawa hangatnya musim semi, surai panjang itu tertiup kearah sang angin menerpa. Tatap bertemu dan mereka saling bertukar sendu. Ia hanya ingin waktu ini terhenti agar ia dapat menampik kenyataan apabila dia yang berdiri beberapa langkah darinya mungkin sudah bukan takdirnya.

Sekali saja, dapatkah ia menjadi egois?

Bisakah ia bermunajat kepada Sang Penguasa yang menciptakan takdir manusia, satu kali saja dalam kehidupannya, berikan ia bahagia yang sesungguhnya. Bahkan jika harus menukarnya dengan apapun yang diambil dari pemberian-Nya dalam diri, ia rela. Asalkan ia di ijinkan menyecap apa itu yang dinamakan bahagia.

Namun seperti daun yang berguguran diterpa angin, angannya selalu jatuh tepat sebelum ia memangku harap.

Selalu seperti itu, seperti yang sudah sudah. Nyatanya meski Jeon Seulgi saat ini mengembangkan satu senyum tulus padanya entah bagaimana salah satu sudut dalam hatinya sana terasa begitu pedih, seperti baru saja ia terima satu retakan baru dari banyak retakan yang sudah hancur berkeping keping hingga tak berbentuk lagi.

It's hurt even she's smiled for me..

I can't recognized her..

It's a different gaze, even if she's really the same person..

She's fine but my heart start ached, what's wrong with me?

Who are you, why my heart can't hold yours?

Saat Jimin menyadari semuanya, dunia telah berubah. Seluruh dunia berubah, Seulgi berubah kecuali dirinya. Dia tetap Jimin yang terbelenggu pada masa masa suram yang kelam. Jimin yang selalu merasa kehilangan segalanya meski menerima segalanya. Jimin yang selalu merasa paling menderita meski ia mungkin hanya segelintir manusia dari seluruh manusia yang mengalami penderitaan.

{✔️Complete} GROWING PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang