Mr. Arrogant || ROSEKOOK √√

PROLOG

ROSEKOOK 💕

Mr. Arrogant | By Rini_ Marretta

***

Namaku Park Chaeyoung. Aku berasal dari Keluarga yang sederhana.

Ibu dan ayahku mempunyai kedai ayam goreng yang sebenarnya cukup untuk memenuhi kehidupan kami bertiga.

Namun sebagai anak satu-satunya aku di tuntut untuk bisa mensejahterakan kehidupan keluarga kami.
Aku harus bisa menaikan derajat orang tuaku.

Maka, dengan sekuat tenaga, aku harus berjuang lebih keras lagi, agar tidak mengecewakan mereka berdua yang sudah bekerja keras demi anaknya lulus dari universitas bergengsi.

Beruntung aku di karuniai otak yang cukup pintar dan cerdas. Maka akupun bisa lulus dengan nilai yang cukup bagus dan bisa memuaskan harapan kedua orang tuaku selama ini.

Namun, perjuangan sebenarnya tak sampai di situ saja.

Lulus dari universitas justru merupakan awal dari perjuangan yang sesungguhnya.

Ya .. mendapat pekerjaan adalah prioritas utama, setelah jenjang pendidikan yang ku tempuh berakhir.

Karena, jika tidak bekerjaMaka kau akan di sepelekan oleh semua orang.
Termasuk keluargamu sendiri.

Dan itulah yang sedang ku hadapi saat ini.

Sekarang Sudah 1 tahun sejak aku lulus, namun tidak ada satu pun perusahaan yang membutuhkan tenaga ku.

Aku tidak di terima di 5 perusahaan yang sudah aku kirimi surat lamaran pekerjaanku.

Dan tentu saja, hal yang aku terima dari itu adalah sikap ayah dan ibu setiap hari padaku. Mereka tiada hentinya mengomeliku. Mencercaku dengan kata-kata pujangga bernada hinaan, akan ketidakmampuan anaknya mencari pekerjaan.

"Astaga.. Aku juga ingin bekerja. Ibu! Ayah! Aku juga sudah lelah mendengar pidato kalian yang menghabiskan 5 halaman itu!" Gerutu hatiku setiap kali mereka melancarkan aksinya menghujat ku tanpa henti.

Kenapa hidupku seperti ini?
Ketika sekolah, aku dibiarkan oleh mereka. Dan selama itupun hidupku hanya di isi dengan memikirkan belajar dan lulus di setiap ujian saja.

Tapi sekarang, kenapa kalian seperti membenci anak kalian sendiri? Padahal aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk membantu kalian di kedai ini. Apa masih kurang?

Hhhh .. Tak ada gunanya aku mengeluh, karena keluhan inipun tidak akan pernah di dengar oleh mereka. Aku hanya bisa mengeluh di dalam hatiku saja.

Sungguh aku tidak Berani melawan setiap perkataan mereka. Bukannya aku tidak mampu. Tapi, aku terlalu malu jika harus menimpali semua perkataan mereka.
Karena bagaimana pun ucapan mereka memang benar adanya.

Aku pun tahu maksud dari semua Omelan itu, memang tiada lain semua sikap mereka padaku terjadi karena kesalahanku juga.

Mau bagaimana lagi. Faktanya memang aku hanyalah anak yang baru bisa menghabiskan uang orangtuanya.
Dan belum bisa mengembalikan serta membalas semua kerja keras mereka yang sepenuhnya mereka tumpahkan padaku selama aku sekolah dulu.