Assalamualaikum sobat semua...
Tabik pun...
Salam gadis Lampung, semoga suka sama ceritanya yah... Jangan lupa untuk tinggalkan jejak, vote, komen dan share...****
"Haiii! Kamu Andyka Faustine kan?"
Sapa gadis yang entah dari mana, datang ke warung, tempat biasa para pelajar membolos. Gadis berpenampilan rumahan datang sendiri ke tempat tongkrongan lelaki? Aneh!
"Ciee, Dyka di apelin cewe ni yee!" goda Erwin.
"Duh duh, jadian ga bilang bilang! Dyka PJ dong!" goda Sandy menambahi.
"Lo siapa? Kita kenal? Nggak kan, mending lo pergi!" Ucap Dyka mengabaikan dua sahabatnya.
"Oh, iya perkenalkan. Aku Melody Indah panggilannya Melody! Dan aku adalah seorang peri! Aku kenal kamu kok, mungkin kamu lupa." Tahu gadis yang baru diketahui namanya adalah Melody menjabat tangan Dyka namun tidak dihiraukan.
Dan sukses membuat seisi warung tertawa, bukan karena jabatan salam yang tidak dibalas, melainkan pengakuan diri Melody yang dianggap halu. Kecuali Dyka yang hanya menatapnya datar.
"Peri? Kok ga ada sayapnya" ejek Erwin.
"Ini!" tunjuk gadis itu ke dadanya, membuat lainnya tertawa konyol. Dyka diam acuh, memainkan ponselnya.
"Memangnya ga keliatan ya?" tanya gadis itu."Lo halu ya? Abis makan micin? Atau lo itu pasien RSJ yang kabur?" Dyka menaikkan sebelah alisnya heran.
"Eh, sepertinya ibuku memanggilku. Aku pergi dulu ya? Dyka, jangan lupa memanggilku saat kau butuh sesuatu. Ok!" Lalu melody pergi dengan berlari terburu - buru.
"Cewe aneh!"
***
"Assalamu'alaikum?" Salam Dyka saat masuk rumahnya.
"Wa"alaikum salam!" Balas ramah wanita dari dapur.
"BRENGSEK! SIAPA YANG NYURUH LO PAKE CELEMEK MENDIANG MAMA GUA HAH?" Sinis Dyka menarik kasar celemek yang ada ditubuh wanita malang itu. Dan nyaris membuatnya terjungkal.
"Maafin tante Dy!" Lirihnya menunduk dalam sambil terisak.
"MAAF? Maaf lo bilang hah! Tau diri dong, lo itu siapa! Lo itu benalu tau gak! Be.Na.Lu. Dan haram bagi lo nyentuh, bahkan memakai pakaian, juga barang milik mendiang mama. Camkan baik-baik kata - kata gua! Lo itu gak akan pernah pantes jadi penggantinya mendiang mama. NGERTI! Dasar cewek mura--"
Plaakkk
Tiba - tiba tamparan kasar mendarat mulus di wajah tampan Dyka. Dyka hanya tersenyum kecut lalu memiringkan wajahnya sambil menampilkan senyum smirknya.
"Papa tidak pernah mengajarimu tidak sopan Dy!" Bentak papa emosi.
"WHAT! Sepertinya wanita ini sudah sukses mencuci otak papa!" Melirik tajam ke wanita yang masih menunduk, lalu beralih menatap manik mata papanya.
"Dan apa papa bilang tadi? Apa Dyka ga salah denger pa? Sejak kapan papa mengajari Dyka hah? Jangankan untuk mengajari Dyka, pulang saja papa jarang! Karena apa? Karena papa sangat asik sibuk dengan dunia kerja papa yang melebihi anak papa sendiri! DAN JUGA KARENA WANITA JA--"
Plaakkk
Lagi dan lagi Dyka mendapat tamparan yang sangat keras melebihi tadi dari papanya sampai dia hampir terjatuh dan terhuyung ke samping juga membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.
Wanita itu kaget bukan main dan bertambah pula rasa bersalah pada dua manusia di depannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe [End]✔️
Teen Fiction"WOI! BISA AWAS GAK! GUA MAU SEKOLAH! " Bentak Dyka. Melody menaikkan sebelah alisnya. "Bohong! Aku tau kamu bohong. Kamu mau tawuran kan? " Tebak Melody yang sangat tepat. Dengan gaya tangan di pinggang. "Apa peduli lo! MINGGIR!" Bentaknya lagi...