Hallo, assalamualaikum sobat semua..
Tabik pun...
Kembali lagi sama author, baca dan tinggalkan jejak ya... Biar author tambah semangat, hargai pemikiran author dan dapat salam dari anak Lampung! Sai bumi ruwa Jurai!06 Juli 2020
***
"Dyka kemana sih elahhhh, kenapa sepi amat ini rumah kek gak ada penghuninya." Ariel menatap rumah mewah berarsitektur modern dengan berkacak pinggang kesal.
Ia lagi-lagi pulang dengan mengumpat di jalan, sampai kapan dirinya memepet Dyka karena permintaan sang mama. Tapi ya, lama kelamaan rasa suka kini mulai tumbuh di hatinya. Entah sejak kapan ia lupa, yang jelas dia tak ingin melepas Dyka begitu saja. Bagaimana pun caranya, Dyka harus jadi miliknya.
Terlintas nama Melody di pikirannya, siapa yang di maksud Dyka? Kenapa menyebutkan nama Melody bukan dirinya saja? Siapa Melody itu? Apa istimewanya Melody? Paling juga gadis yang standar kecantikan juga kekayaan masih di bawahnya.
"Gue gak akan pernah biarin Dyka dimiliki cewek lain selain gue! Dan untuk Melody, lo salah pilih lawan bangsat!" Monolognya dengan sarkas di pinggir jalan seraya kaki menendang botol plastik bekas sampai mengenai orang yang lewat.
"Aw! Persetan! Siapa yang lempar ini botol!" Kesal pria garang yang tak sengaja kena, Ariel yang mendengarnya langsung pura-pura gak tau dan berlagak menelpon seseorang sambil berjalan pergi.
Di sisi lain, Tante Indah bekerja dengan sangat profesional dan memenuhi kriteria perusahaan papa Doni. Dengan demikian, papa Doni merasa tak ada salahnya memberi jabatan sekretaris kepada Tante Indah. Kalaupun ada yang iri, bisa diadu kecekatan dan kepiawaiannya dalam bekerja.
"Bagaimana pekerjaanmu In, apakah sudah selesai?" Tanya papa Doni di kursi kebesarannya.
"Alhamdulillah pak, semua lancar. Dan sudah selesai tinggal bapak tanda tangani." Sopan Tante Indah.
"Alhamdulillah, ok kalo begitu akan saya tanda tangani." Senyumnya mengembang, "Sekarang. Kau boleh menemui anakmu!"
Tante Indah mengangguk senang, "Terimakasih pak!" Kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan papa Doni.
Di rumah sakit, seperti biasa ada Dyka yang setia menemani Melody dengan sabarnya. Tidak ada Dyka dingin, cuek, jutek, sadis dan beberapa sifat buruk Dyka lainnya. Dyka terlihat sangat peduli juga terdengar sangat bawel jika bersama dengan Melody.
Saat di sekolah, ia merasa lelah dan terlihat kantung mata hitam di bawah matanya. Sangat terlihat jika Dyka suka begadang, sungguh kesetiaan yang di tunjukkan Dyka terhadap Melody. Tak hanya rasa kagum dan cinta, rasa sayang dan takut kehilangan sangat di rasakan oleh Dyka.
Dyka tak ada henti-hentinya mengajak Melody ngobrol dalam tidur panjangnya. Walaupun tak ada respon sama sekali yang ditampilkan, tapi Dyka tetap tak putus asa.
Di sofa yang tersedia di ruangan VIP, Dyka duduk dengan santainya. Sedetik kemudian ia mengingat satu hal, buku diary milik Melody. Ia belum membacanya sama sekali, ia pun mengambil buku diary itu dari dalam tasnya kemudian membuka halaman pertama yang bertuliskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe [End]✔️
Teen Fiction"WOI! BISA AWAS GAK! GUA MAU SEKOLAH! " Bentak Dyka. Melody menaikkan sebelah alisnya. "Bohong! Aku tau kamu bohong. Kamu mau tawuran kan? " Tebak Melody yang sangat tepat. Dengan gaya tangan di pinggang. "Apa peduli lo! MINGGIR!" Bentaknya lagi...