Tabikpun!
Assalamualaikum...
Happy reading guys...Jangan lupa tinggalkan jejak, jangan jadi sider yah👉👈.
***
Di kelas, Melody di kerumuni kawan-kawan Dyka. Sedang menyidang Melody dengan berbagai pertanyaan yang memojokkan dirinya.
"Melody gak ngapa-ngapain dan gak di apa-apain. Emangnya menurut kalian Melody di apain?" Bingung Melody.
Semua menghela nafas, "Dimarahin?" Tanya Sandy.
"Ih, San. Kamu kenapa kemaren ninggalin aku gitu aja, untung Dyka gak marah. Katanya mau tanggung jawab!" Kesal Melody.
"Tanggung jawab?" Tanya Dyka yang tiba-tiba datang menghampiri mereka bertiga.
"Nah loh, gue gak ikut campur!" Gumam Erwin melipir.
"Tanggung jawab? Maksudnya?" Tanya Dyka sekali lagi.
"Melody, jadi gini. Ke-"
"Gak usah di jelasin! Aku tau!" Santai Dyka.
"Hah?" Kaget mereka berbarengan.
"Gue udah tau rencana picik kalian berdua, dan anehnya gue pikir sekarang beraksinya. Ternyata kemaren. Dan mana gue baru mandi terus ketiduran. Dan yah kalian tau sendiri kelanjutannya." Jelas Dyka.
"Dimana calon tunangan lo?" Tanya Erwin yang tanpa sadar membuat hati Melody perih mendengarnya.
"Hilang! Di telen bumi! Dan semoga gak kembali!" Cuek Dyka.
"Wah wah parah!" Tak percaya Erwin.
"Sa bodo teing!"
"Tenang aja Mel, Dyka pasti hatinya tetep buat lo kok. Jadi santai aja." Ucap Sandy menyenangkan hati Melody.
"Yaps!" Tambah Erwin.
Dan hubungan antara Melody dengan Dyka kembali normal, bahkan bisa di bilang sangat dekat. Tapi memang si parasit Ariel tak mau tinggal diam dengan apa yang terjadi.
Suatu ketika, ada kejadian tak menyenangkan bagi Melody. Namun mengasyikkan bagi Ariel, rencananya terbilang cukup sukses membuat Melody malu satu sekolahan. Dan itu semua kerjaan juga permainan Ariel untuk membuat Melody malu.
Karena tak sengaja lewat, menolong om-om yang ke jambretan. Dirinya malah terjebak dalam permainan Ariel yang memfoto dirinya yang tak sengaja berpelukan dengan om-om. Dan poto tersebut di pajang di mading sekolah dan dinding sekolah.
Membuat teman-temannya memandang dirinya jijik, karena menduga dirinya gak bener, gadis murahan. Melody yang melihat itu merasakan sesak nan perih hatinya mendengar ejekan teman-temannya.
Dia bukan gadis murahan, dirinya terjebak dalam permainan yang ia duga adalah Ariel di balik ini semua. Batin Melody menangis dengan ini semua, dengan mereka yang memandangnya rendah.
Bahkan Dyka pun kini menjauhinya, begitu juga dengan Sandy dan Erwin. Mereka semua menjauhi Melody, Melody selalu merasa terasing kan di sekolah.
Walaupun poto dirinya dengan om-om di sobek juga di lepas. Tetap saja dia harus mengulangi hal itu setiap berangkat sekolah karena selalu ada gambar itu tertempel di sana. Dan selama sebulan lebih dirinya di jauhi semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe [End]✔️
Teen Fiction"WOI! BISA AWAS GAK! GUA MAU SEKOLAH! " Bentak Dyka. Melody menaikkan sebelah alisnya. "Bohong! Aku tau kamu bohong. Kamu mau tawuran kan? " Tebak Melody yang sangat tepat. Dengan gaya tangan di pinggang. "Apa peduli lo! MINGGIR!" Bentaknya lagi...