Hallo semua, assalamualaikum sobat semua..
Tabik pun...
Kembali lagi sama author, baca dan tinggalkan jejak ya... Biar author tambah semangat, hargai pemikiran author dan dapat salam dari anak Lampung! Sai bumi ruwa Jurai!30 Juni 2020
***
"Ta ... Di ... Ada mamaku disini." Ucap Dyka bingung dan tak percaya menunjuk keberadaan mamanya tadi dimana.
Melody terdiam, lalu tersenyum tipis. "Maafin aku ya." Menatap Dyka dengan tatapan tak terbaca.
Tertawa renyah, "Apasih Mel, tiba-tiba."
"Aku serius, maafin aku."
Dipegangnya kedua bahu Melody. "Lo nggak salah, ngapain minta maaf?"
Menghela nafas panjang, "sebenarnya Melody mau jujur sama Dyka."
"Tentang?"
Menelan ludah karena gugup, "Melody itu, sebenarnya..."
"Melody itu sebenarnya?" Ulang Dyka memasang telinga.
"Melody itu sebenarnya..." Gugup Melody menggigit bibir bawahnya.
"Dy, Dy?" Dyka merasa pipinya ditepuk-tepuk dan tubuhnya terguncang.
"Woi bangun woi, bel bunyi noh!"
Dyka membuka matanya perlahan, melihat sekitarnya. Hah. Ternyata dia tadi hanya mimpi, tapi seperti nyata. Dyka bangun, disisinya ada Erwin dan Sandy menatap aneh dirinya.
"Kenapa kalian liat gue kek gitu?" Tanya Dyka pelan mengucek matanya, namun terdengar nada sinis.
Erwin dan Sandy menahan tawanya, "Sampe segitunya Dy." Kekeh Erwin.
"Apanya?"
"Lo mikirin Melody, lo tau gak? Lo tadi ngigau nama Melody! Melody!" Sandy menirukan ngigauan Dyka.
"Apaan sih, ga jelas amat!" Dyka turun dengan gaya parkour dari tempatnya dan berlalu pergi ke toilet untuk mencuci wajahnya.
"Iya-iya yang bisa parkour!" Teriak mereka yang tak dihiraukan Dyka.
Erwin menyeringai merangkul pundak Sandy, "Gue juga bisa kali. Liat nih!"
Erwin salto, namun karena gagal ia terjatuh menimpa seorang siswi yang lewat. "Tuh kan bisa, enak lagi!" Senyumnya mengurung siswi tersebut.
PLAKK
"Bangsat!" Siswi tersebut langsung mendorong tubuh Erwin.
Di lain pihak, Sandy yang awalnya ingin menggantikan posisi Erwin langsung di urungkan niatnya setelah melihat balasan siswi tersebut dengan tamparan yang bisa di bilang keras pake banget.
Berdiri memegangi pipinya yang panas seraya meringis kesakitan. "Empuk tau!" Bisik Erwin.
"Laknat! Dasar brengsek!" Saut siswi tadi dengan nada geram dan marah seraya menggebrak mejanya.
Sedangkan Sandy tertawa terbahak-bahak mendengar kekesalan siswi tadi.
"Makanya tau tempat!" Ucap Sandy menatap dengan tatapan mengejek.
"Lo pengen kan?" Selidik Erwin.
Sandy melirik Erwin dengan ekspresi datar. "Tadinya." Santainya tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe [End]✔️
Teen Fiction"WOI! BISA AWAS GAK! GUA MAU SEKOLAH! " Bentak Dyka. Melody menaikkan sebelah alisnya. "Bohong! Aku tau kamu bohong. Kamu mau tawuran kan? " Tebak Melody yang sangat tepat. Dengan gaya tangan di pinggang. "Apa peduli lo! MINGGIR!" Bentaknya lagi...