Tabikpun!
Assalamualaikum...
Happy reading guys...Jangan lupa tinggalkan jejak, jangan jadi sider yah👉👈.
***
Semenjak kejadian itu, karena barang bukti menunjukkan bahwa Melody pelakunya. Melody di keluarkan dari sekolah, untuk pengganti dirinya yang tak di jebloskan ke penjara. Dan sekarang Melody dirumah membantu mamanya dengan berjualan kue online di sisa tabungannya untuk modal usaha.Saat Melody pergi ke minimarket terdekat, ia tak sengaja berpapasan dengan Dyka. Ia pun segera menghampiri Dyka yang akan memasuki mobilnya.
"Dyka!"
Melody menahan tangan Dyka yang jalan melewatinya tanpa menoleh. Dengan wajah datar, Dyka menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya.
"Dy, kamu gak percaya sama aku? Demi Allah Dy, bukan aku pencurinya." Jelas Melody berusaha untuk menyakinkan bahwa dirinya tidak bersalah.
Tangan Melody kian erat memegang tangan Dyka yang berusaha melepaskan cekalannya. "Dan kamu, kamu gak percaya soal poto itu? Itu cuma salah paham Dy! Kamu--"
"Diem!" Satu kata yang keluar dari mulut Dyka, dan berhasil membuat Melody bungkam.
Tanpa membalikkan tubuhnya dan tanpa menoleh, tubuh Dyka seperti patung yang diam tak bergerak. Membuat mata Melody memanas, merasakan perihnya hati yang ia rasakan.
"A-aku, aku udah inget semuanya Dy. Tentang semua kisah kita dulu, yang kamu ninggalin aku tanpa kabar. Dan sekarang, apa kamu mau mengulanginya lagi? Apa kamu belum cukup membuat Melody-"
"Lepas!" Tegas Dyka.
"Dy?" Rengek Melody dengan air mata yang sudah membendung.
Wajah Dyka masih sangat datar dengan ucapan yang terdengar dingin. "Lepas! Aku jijik di pegang kamu!"
Akhirnya Melody melepas cekalannya, namun di ganti dengan memeluk Dyka dari samping begitu posesif. "Aku kangen kamu yang dulu Dy, sekarang kita terasa asing seperti orang yang tak saling kenal. Bahkan, sekarang kamu terlihat sangat membenciku."
"Ya."
"Sekarang kamu dingin."
"Hem."
Sebenarnya Dyka juga sangat merindukan sosok Melody, tapi kelakuan Melody yang menurutnya sangat rendah hingga bisa bersama om-om. Juga pemikiran Melody yang nekat mencuri, ia sangat tak ingin melihat Melody lagi, ia tak peduli.
Melody melepas pelukannya, beralih menghadap Dyka. "Percayalah Dy!" Senyum manisnya.
"Halo sayang, ayuk beb kita ke rumah mu bahas tentang tema tunangan kita. Pokoknya aku mau yang meriah dan mewah!" Ucap Ariel yang datang tiba-tiba dan langsung merangkul lengan panjang Dyka. Memeluknya posesif seakan Dyka menikmatinya, namun terlihat sekali bahwa Dyka risih dengan kehadiran Ariel.
Mata Dyka melirik Melody yang menatapnya penuh luka. "Lepasin, malu!" Tegas Dyka berusaha melepaskan Ariel dari tubuhnya.
"Gak, lagian kenapa kamu ngobrol sama jalang ini? Gak penting banget." Ucap manja Ariel menyindir Melody.
"Melody bukan jalang! Dan Melody tau bahwa Dyka baik sama Melody bukan karena kasihan dan juga rasa bersalah. Tapi emang Melody dan Dyka--"
"Kasihan?" Tanya Dyka memotong ucapan Melody.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe [End]✔️
Teen Fiction"WOI! BISA AWAS GAK! GUA MAU SEKOLAH! " Bentak Dyka. Melody menaikkan sebelah alisnya. "Bohong! Aku tau kamu bohong. Kamu mau tawuran kan? " Tebak Melody yang sangat tepat. Dengan gaya tangan di pinggang. "Apa peduli lo! MINGGIR!" Bentaknya lagi...