Tabikpun!
Assalamualaikum...
Happy reading guys...Jangan lupa tinggalkan jejak, jangan jadi sider yah👉👈.
***
Masalah yang kini di hadapi Melody kian bertambah semenjak mamanya di PHK karyawan di kantor Faustine. Dan Melody yakin ini semua ulah Ariel, karena keluarganya Dyka kini sedang di bawah kendali keluarga Ariel.
Mamanya menceritakan bahwa dirinya di pecat tanpa sebab yang jelas, kalau emang di PHK biasanya di pilah dulu mencari karyawan yang baik untuk di tahan dan kebalikannya untuk di berhentikan.
"Jadi, mama di pecat?" Kaget Melody.
Mamanya mengangguk mengiyakan, "Maafin mama ya, hidup kita kini kian memburuk. Tapi mama akan berusaha memberikan yang terbaik buat kamu dan keluarga kecil kita ini." Menggenggam erat tangan Melody.
Melody tersenyum manis, "Melody akan tetap bersyukur kok ma, ini mungkin emang jalan takdir kita. Allah sayang sama kita, jadi di beri cobaan untuk menguji keimanan kita ma. Mama juga jangan khawatir ya, Melody punya uang tabungan kok buat modal jualan. Nah, nanti kita buka warung makan kecil-kecilan di teras. Oke?" Semangat Melody.
Namun mamanya menatapnya sendu, membuang nafas panjang. "Kita tidak lagi tinggal di sini sayang, kita harus pindah rumah."
"Pindah rumah? Apa, kita diusir sama keluarga Faustine?" Melody merasa sesak dan kian sesak.
Mama mengangguk mengiyakan dengan pertanyaan yang ditanyakan Melody. "Bukan di usir sayang, kita juga harus tau diri kalau kita numpang disini. Kita numpang hidup ke mereka, dan sekarang kan kamu tau sendiri kalau mereka itu juga sedang sulit. Jadi jangan berfikir yang negatif tentang mereka yah? Mereka sudah baik sama kita selama ini, dan setidaknya kita jangan lagi merepotkan mereka."
Mengangguk mengerti, "Iya, Melody ngga berfikir negatif kok. Melody paham dengan semuanya, dari masalah yang kita hadapi ma. Oh iya, Melody mau bilang ke mama soal undian berhadiah yang Melody ikuti." Senyum Melody.
"Kamu ikut undian berhadiah yang mana?" Tanya Tante Indah bingung.
"Itu loh ma, undian berhadiah dari merk minuman kemasan yang Melody sering beli. Nah, in syaa Allah nanti kalau Melody menang uangnya buat tambahan modal. Tapi, karena Melody belum punya KTP, Melody minjem poto kopian KTP mama ya hehe. Maaf kalo Melody ngomongnya sekarang, Melody kemaren lupa izin."
"Aamiin ya Allah, semoga kamu menang yah. Tapi sayang, kira-kira itu penipuan bukan?"
"Alhamdulillah bukan mah, itu beneran. Orang gak di pungut biaya sepeserpun kok, jadi yah syaratnya cuma di suruh kasih alamat peserta, KTP, KK dan syarat mengumpulkan tutup botol minuman itu terus di kirim deh."
"Iya, semoga kita menang yah?"
"Aamiin."
"Oh iya ma, kapan kita pindah rumah nya?"
"Malam ini sayang, tadi mama sudah mengemas barang-barang yang penting saja. Biar gak keberatan." Melody sedikit terkejut mendengarnya.
"Malam ini? Memang kita mau tinggal di mana ma?" Sedih Melody.
"Alhamdulillah, mama sudah punya kontrakan dari temen mama untuk kita tinggal berdua. Dan karena dia kenal deket sama mama, biayanya dikasih diskon."
"Alhamdulillah kalo udah mah, tapi asli loh ma. Mama gak usah khawatir ya, Melody punya uang tabungan kok dan in syaa Allah cukup buat biaya hidup kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe [End]✔️
Teen Fiction"WOI! BISA AWAS GAK! GUA MAU SEKOLAH! " Bentak Dyka. Melody menaikkan sebelah alisnya. "Bohong! Aku tau kamu bohong. Kamu mau tawuran kan? " Tebak Melody yang sangat tepat. Dengan gaya tangan di pinggang. "Apa peduli lo! MINGGIR!" Bentaknya lagi...