29

58 9 1
                                    

Tabikpun!

Assalamualaikum...
Happy reading guys...

Jangan lupa tinggalkan jejak, jangan jadi sider yah👉👈.

***

Di dapur rumah Dyka, karena mama Via izin pergi untuk belanja. Dyka dan Melody di titipkan mengadoni adonan yang tinggal di olah juga uleni.

"Apa kamu pernah memasak atau membuat kue sebelumnya?" Tanya Dyka mencuci perkakas yang menumpuk karena tak betah melihatnya.

Melody yang sedang mengolah adonan menoleh ke arah Dyka yang sibuk dengan kegiatannya. "Entahlah, aku lupa-lupa ingat. Tapi, aku tau sedikit-sedikit resep-resep masakan dan juga bahan-bahan kue."

"Okelah."

"Dy?"

"Yah?"

"Boleh minta tolong gak?"

"Boleh, emang apa? Tapi bentar ya, dikit lagi ini selesai kok."

Mengangguk mengiyakan, "Tolong giles ini adonan, biar tipis kaya pizza ya!"

"Gak bisa tah?"

"Apa Dy?"

"Emang kamu gak bisa giles?"

"Kalo pake tenaga cowok, mungkin akan lebih mudah." Senyumnya.

"Alasanmu cukup bagus." Membalas senyuman manis Melody.

Payah!

Tak berselang lama, mama Via datang dengan membawa beberapa bahan yang tadi kurang. Barang belanjaan mulai di taruh di tempatnya satu persatu, melihat tidak ada pergerakan mama Via menoleh memastikan.

"Udah?"

"Tinggal di kasih toping Tan."

Setelah acara membuat makanan selesai, Melody dan Dyka pergi ke rumah Erwin untuk mengerjakan tugas kelompok. Disana juga sudah ada teman-temannya yang lain.

Saat sedang berdiskusi tentang siapa yang jadi tokoh Cinderella, Melody yang emang dari guru mendapat peran sebagai Cinderella. Sedangkan yang lain di diskusikan bersama dan akhirnya yang mendapat peran sebagai pangeran adalah Erwin, Ariel sebagai ibu tiri, Helen menjadi saudara tiri, Sandy sebagai peri dan Dyka sebagai narator.

Awalnya Dyka tak terima dengan keputusan yang di ambil oleh Melody, tapi setelah perdebatan yang panjang akhirnya Dyka mau. "Ok, jadi semua udah kebagian peran kan?"

Semua mengangguk mengiyakan pertanyaan Melody, sedangkan Dyka diam membisu. "Bisa di ulangi gak, yah gue jadi pangerannya gitu. Gimana? Usulan yang bagus bukan?" Tawar Dyka.

Tangan Erwin mulai mendekat, lalu merangkul pundak Dyka. "Usulan yang yang bagus--"

"Ini udah deal kan?" Potong Melody cepat.

"Hufft... Yaudah lah terserah, gua jadi batu pun juga gak papa." Pasrah Dyka.

"Ah iya ide yang bagus!" Tambah Melody.

"Hah?"

"Ck, mending kita mulai adegannya?" Kesal Ariel, namun di dalam hatinya sangat gembira dengan apa yang terjadi.

Believe [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang