31

58 9 1
                                    

Tabikpun!

Assalamualaikum...
Happy reading guys...

Jangan lupa tinggalkan jejak, jangan jadi sider yah👉👈.

***


Siang hari yang mendung tapi cerah, terlihat sebuah rumah yang sunyi senyap. Terdengar suara orang yang berargumen juga debat yang tak kunjung selesai.

"Nggak ah, aku takut." Ucap Melody dengan nada memelas. Namun tak di hiraukan oleh cowok tersebut, dan terus memaksa Melody agar mau melakukan perintahnya.

Dengan wajah yang sangat menyakinkan, dan di genggam erat tangan Melody. "Jangan takut, gue akan bertanggung jawab setelah ini."

Melody terlihat kebingungan dengan itu, "Tapi, nanti kalau ketahuan gimana? Kan tambah jadi masalah baru." Ragunya.

Cowok tadi menghela nafas dan masuk seraya menarik tangan Melody paksa, lalu menutup pintu rumah. Kemudian mengurung Melody di tembok, seraya menatapnya lekat. "Lo percaya kan sama gue?"

Melody pun mau tak mau mengangguk mengiyakan, setelah menelan salivanya susah payah. Melepas kurungannya, tangan Melody di tarik lagi ke lantai atas dengan santai dan tersenyum tipis.

Tepat di depan pintu kamar, ketika cowok itu akan membuka pintu. Tertahan karena Melody langsung menahannya, cowok itu menoleh heran dengan tatapan bertanya.

Kenapa?

Melody menjawab pertanyaan cowok itu dengan tatapan mata juga.

Jangan dan gak usah ya, aku takut!

Di tangkupnya wajah Melody, berusaha menyakinkan nya untuk kesekian kalinya. "Gak papa, aman kok!" Yakin cowok itu.

Tubuh Melody bereaksi panas dingin dengan tangan gemetaran hebat karena gugup. "I-iya." Gugupnya.

"Tunggu, gue mau ambil barangnya biar seru!" Semangatnya menaikkan sebelah alisnya. "Lo tunggu disini, pokoknya nanti lo ikut alur dan perintahku aja yah. Okeh?"

Melody mengangguk sebagai jawaban atas ia setuju. Cowok itu pergi sebentar mengambil barang yang ia maksud.

Gagang pintu kamar pun di buka perlahan dengan wajah tersenyum devil, setelah mereka masuk Melody terlihat sangat gugup dan pucat. Ia tak tau nasibnya dan takdirnya setelah ini.

"Sans aja!" Tahu cowok tersebut, "Percayalah kalo nanti akan menyenangkan bagi kita berdua. Tenang aja gue mau tanggung jawab kok setelah ini, dan berbicara kepada keluarga mu juga Dyka." Ucap cowok tersebut memelankan suaranya.

Tepat di samping kasur mereka berdua berdiri juga saling pandang. "Aa-" mulut Melody tertutup ketika tangan cowok tersebut membungkam mulutnya.

"Sssssttt! Kesel sama Dyka kan? Ini cara satu-satunya!" Tegas cowok itu.

Melody mengangguk. "Iya, aku percaya sama kamu."

"Anak pinter!" Mengacak rambut Melody gemas.

Memberi kode untuk memulai ide gilanya. Tak lupa alatnya di berikan ke Melody saat itu juga.

Prankk!

Panci dan peralatan dapur lainnya tergeletak dengan mengeluarkan suara nyaringnya, membuat yang tadinya tertidur langsung duduk tegak karena kaget dengan apa yang di dengarnya.

Di lain sisi, cowok tersebut berbarengan dengan di bantingnya perkakas dapur langsung lari keluar kamar dengan menutup pintu dan kabur meninggalkan Melody yang diam seribu bahasa di tempat.

Believe [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang