18

76 11 1
                                    

Hallo semua, assalamualaikum sobat semua..

Tabik pun...
Kembali lagi sama author, baca dan tinggalkan jejak ya... Biar author tambah semangat, hargai pemikiran author dan dapat salam dari anak Lampung! Sai bumi ruwa Jurai!

02 Juli 2020

***

Di rumah sakit, Dyka masih belum sadar setelah musibah kecelakaan tunggal tabrak lari yang di alaminya beberapa hari yang lalu. Dirinya koma, dan sampai sekarang masih belum sadar juga.

"Dy?"

Dyka menoleh ke sumber suara. "Melody?" Kaget sekaligus senang. "Kamu ngapain kesini?"

"Kamu yang ngapain kesini?"

Pertanyaan yang balik kepadanya membuat Dyka mengernyit heran.
"Maksudnya?"

"Aku memang ada disini dan itu sudah lama."

"Hah?" Dyka menganga tak percaya.

"Pulanglah Dy, tempatmu bukan di sini. Pulanglah!" Pinta Melody.

"Kenapa kamu gak ikut?"

"Aku gak bisa pulang, aku takut. Aku juga mau minta maaf sama kamu, karena aku gak bisa jadi orang yang kamu harapkan." Senyum tulus Melody.

"Mel, ayo pulang bareng!" Ajak Dyka tersenyum.

"Pulanglah Dy, pulanglah!" Melody tersenyum tipis seraya melambaikan tangannya ke arah Dyka.

Wujud Melody kian memudar seiring suaranya yang juga sedikit menghilang. "Melody?" Panggilnya, namun tak ada respon yang pasti.

Dyka terus menerus memanggil nama Melody, sampai....

"DOKTER!" Teriak papa Doni dan mama Via bersamaan ketika melihat pergerakan jari Dyka dan kini Dyka yang memanggil-manggil nama Melody.

Dokter memeriksa kondisi Dyka, tubuh Dyka yang penuh perban dan terdapat selang infus yang terpasang di tubuhnya membuat orang yang melihatnya iba.

"Dy?" Panggil papa Doni.

Perlahan tapi pasti, Dyka mulai membuka matanya. Dilihatnya orang kali pertama adalah papanya, mama Via, Sandy, Erwin dan terakhir Dokter bersama Perawat.

"Melody mana?" Tanya Dyka penasaran dengan suara serak dan beratnya.

"Melody?" Kompak mereka bersamaan saling pandang.

Papa Doni menahan bahu Dyka, saat Dyka berniat bangun. "Kamu masih lemah Dy! Kamu baru sadar dari masa komamu." Peringat papa Doni yang di angguki yang lain.

"Pa, ma, Melody dimana?" Serak Dyka masih bertanya kala tak ada jawaban.

"Disini gak ada Melody." Ucap mama Via memberitahu.

"Ck, bohong! Melody pasti ada." Kekeuh Dyka tak percaya. "Pa, ma, Dyka ingat betul sebelum kejadian kecelakaan itu. Melody ada sama Dyka, bahkan Dyka inget banget kalo Melody-"

"Kamu sendiri nak, bahkan di tempat kejadian pun kamu sendiri. Gak ada yang melihat Melody." Tahu mama Via tersenyum tipis memotong ucapan Dyka.

Tertawa hambar, "Lelucon apa yang kalian mainkan? Apa ada kamera di sini? Prank kalian sangat-sangat tidak lucu!" Sarkas Dyka menahan amarahnya.

Believe [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang