35 (End)

108 11 3
                                    

Tabikpun!

Part ending guys!

***


"Brengsek!"

Umpat Dyka mematikan ponselnya dan berjalan cepat menuju rumah tahanan. Sesampainya di sana, ia menyodorkan sebuah bukti yang selama ini membuat hubungan antara dirinya dan Melody renggang.

Dyka membuang kasar cincin di sakunya, ia tak pernah memakainya lagi setelah acara tunangannya dengan Ariel.

Ia begitu menyesal setelah mengetahui hal ini, ia sangat merasa bersalah terhadap Melody. Kenapa dirinya tak mempercayai gadis itu, ia memang bodoh. Penyesalan memang selalu datang di akhir, ia malu andai nanti bertemu dengan Melody. Benar, ia sangat lah malu karena tidak percaya akan kejujuran omongan Melody selama ini.

"Ini bukti bahwa Melody tidak bersalah sama sekali! Jadi tolong, saya harap bapak dapat dengan cepat menangkap pelaku sesungguhnya! Ini bukti yang saya rasa cukup kuat, dan bila perlu sugesti dia biar berkata yang sejujurnya. Tapi please, bapak jangan beritahu seperti yang saya ucapkan sebelumnya." Jelas Dyka panjang lebar.

"Baiklah, kasus ini akan kami proses lebih lanjut." Balas pak polisi.

"Dan kami tidak akan memberi tahu siapa yang membebaskannya dari penjara. Terimakasih, barang buktinya akan menambah keringanan penyelidikan kami." Lanjutnya.

Di dalam mobil, Dyka menghubungi Ariel untuk datang ke taman sekarang dan waktu itu juga. Ariel mengiyakan tanpa berpikir panjang lagi. Saat sudah tiba di tujuan, Ariel mencari keberadaan Dyka.

Ternyata Dyka sudah menunggunya, Ariel tak menyadari bahwa Dyka sudah mengetahui semuanya. Yang ditampilkan Dyka pun seperti biasa, tidak ada yang mencurigakan.

"Ada apa sayang?" Genit Ariel dengan nada manja.

"Aku punya suprise khusus buat kamu." Senyum Dyka dalam aktingnya.

Mata Ariel berbinar binar, "Ciuss? Aaaa aku bapel. Ok, dimana?"

"Lo tutup mata dulu!" Dyka.

"Bentar! Loh, cincin kamu mana?" Kaget Ariel.

"Oh, ini. Biasa, lupa makenya."

Ariel mengangguk paham, "Oke, aku paham. Btw, suprise nya jadi gak?"

"Jadi, makanya lo harus tutup mata. Anggap aja itu syaratnya." Santai Dyka.

Dalam hati, Ariel kegirangan dan merasa jantungnya berdetak cepat. Ia sungguh tak sabar mendapatkan suprise yang di berikan oleh Dyka secara langsung. Ia pikir Dyka cowo cuek, ternyata tudingan nya salah.

Akhirnya Dyka luluh juga hatinya, tak sia-sia Ariel menjalankan rencana picik selama ini. "Oke. Aku bakal tutup mata." Mulai memejamkan matanya. "Udah!"

Dyka mengikat kain ke kepala Ariel untuk menutupi matanya, lalu menuntunnya ke dalam mobil. "Gue yakin lo nanti akan terkesan." Yakin Dyka.

Ini akan menjadi suprise yang sangat terindah untukmu wahai cucu Dajjal!

Sesampainya di tujuan, Dyka mendudukkan Ariel di sebuah kursi. "Kamu nanti akan terkesan dengan ini." Senyumnya.

Ariel salting di buatnya, tangannya memegang erat tangan Dyka. "Aku yakin akan suka ini, ternyata kamu romantis juga yah." Kagum Ariel dari nada suaranya.

"Pokoknya, dari hitungan mundur ke tiga nanti. Kamu buka penutup matanya ya, aku mau ambil sesuatu dulu." Dyka mengacak puncak rambut Ariel layaknya orang yang gemas.

Believe [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang