24

75 11 1
                                    

Tabikpun!


Happy reading!

Jangan lupa dukungannya ya, bantu share, dan voment!!!

Salam anak remaja sejuta impian:)

11 Juli 2020

***

Di lorong sekolah, Sandy dan Erwin dengan santai berjalan sesekali menggoda siswi-siswi yang lewat.
"Nikmatnya punya wajah tampan!" Bangga Sandy.

"Bangga mas?" Sinis Erwin.

"Jelas." Mantap Sandy.

"Woi!"

"Woi!"

"Woi!"

Panggilan dari arah belakang mereka, tapi tidak ada yang menanggapinya. "Gue ngerasa ada yang ngikutin kita." Bisik Erwin.

"Iya, gue juga ngerasa gitu. Dahlah, biarin aja gak penting itu mah kecuali cewek. Dari suaranya udah keliatan, pasti bukan cewek." Ucap Sandy sok tahu.

"Cogan Taruna!"

Dengan kompak Sandy dan Erwin menoleh, menunjuk diri mereka sendiri. "Lo manggil kita?"

Dengan nafas ngos-ngosan karena berlari dari tadi agar menyamai langkah besar Sandy dan Erwin. Ariel membungkuk mengambil nafas sebanyak-banyaknya.

Ariel mendengus sebal, "Siapa lagi? Dari tadi gue manggil lo pada, kenapa sok tuli sih?"

"Nyolot." Ceplos Erwin sabar.

"Kenapa lo manggil kita berdua? Kita belum saling kenal, lagian--"

"Dyka mana?" Potong Ariel cepat.

"Dyka ..." Sandy menggantung kalimatnya.

"Dyka dimana Win?"

"Lo tau nama gue? Darimana? Keknya kita gak terlalu famous kecuali Dyka deh San." Herannya.

"Gak penting banget pertanyaan lo, dan gue gak butuh itu. Yang gue butuhin, dimana Dyka sekarang? Kenapa dia gak sekolah?"

"Dyka, dia lagi di rumah sakit." Tahu Sandy.

"Dyka sakit?"

"Bukan Dyka yang sakit, tapi Melody." Tambah Erwin.

"Melody?" Ulang Ariel bertanya.

Mereka berdua kompak mengangguk mengiyakan, "Iya Melody."

"Siapa dia?" Ketus Ariel.

"Wanita kedua yang paling berharga bagi Dyka setelah mendiang mamanya." Jelas Erwin.

"Kenapa Dyka bisa kenal perempuan itu?"

"Kepo banget sih!" Ucap mereka bersamaan, ingin berlalu pergi namun Ariel menghadangnya.

Ariel mendekati Sandy, bergelayut manja membuat Sandy auto tak bisa berkutik. "Jelasin sekarang!" Tegas Ariel senyum yang di buat semanis mungkin.

Mau tak mau mereka pun menjelaskan siapa Melody dan kenapa sampai dekat dengan Dyka. Mereka juga memberitahu bahwa Melody mengalami amnesia saja, tidak ada kata sementara. Tak lupa nama rumah sakit yang terdapat gadis bernama Melody disana.

Tanpa malu, Ariel mengecup pipi Sandy dan Erwin bergantian. "Thanks infonya, bye!" Dan berlalu pergi meninggalkan dua insan yang tak bergerak bak patung.

Setelah di ceritakan semuanya tentang Dyka selama ini yang ternyata sering berada di rumah sakit. Pulang sekolah rencananya Ariel langsung pergi ke rumah sakit. Menjemput pangerannya kembali ke pelukannya, tidak akan dia biarkan orang lain mendapatkannya.

Believe [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang