Hallo semua, assalamualaikum sobat semua..
Tabik pun...
Kembali lagi sama author, baca dan tinggalkan jejak ya... Biar author tambah semangat, hargai pemikiran author dan dapat salam dari anak Lampung! Sai bumi ruwa Jurai!04 Juli 2020
***
Flashback on.
"Melody mengagumi kamu, saat pertama kali kalian bertemu." Ucap Tante Indah.
Dyka terdiam mendengarkan serta berusaha mengingat kembali kejadian itu.
"Meme atau Melody, gadis kecil umurnya sekitar tujuh tahun yang Dyka temui pertama kali di stasiun kereta? Dia memakai baju pink dan rambutnya di kuncir dua?""Iya, dia Melody. Melody yang pernah tersesat karena saking ramainya orang di stasiun kereta waktu itu. Dan untung saja kamu selamatkan saat itu, kamu bagi dia es krim agar dia tak menangis lagi. Setelah kejadian itu, kalian berteman baik. Tapi, saat kelas tujuh SMP kamu pergi tanpa ada kabar sama sekali. Melody tidak tau keberadaan kamu, dia terus menunggu kamu di taman yang kalian sering kunjungi. Semenjak saat itu, Melody tumbuh menjadi gadis introvet, tidak punya teman, dan selalu menyebutkan nama juga menunggumu."
"Sampai, suatu hari tragedi kecelakaan itu terjadi. Mungkin karena kurang hati-hati saat menyebrang, Melody tertabrak mobil pick up yang melaju kencang di tengah hujan gerimis dan tergeletak dengan tangan yang menggenggam buku diary ini." Ucap Tante Indah berusaha tegar seraya memberi sebuah buku diary milik Melody.
Di tatapnya nanar buku yang lumayan usang itu di tangannya, pikirannya kini berkecamuk tak karuan. Dyka merasa bersalah pada Melody, dia dengan bodohnya meninggalkan teman baiknya itu tanpa alasan dan kabar yang jelas. Namun seketika ia mendelik, bukan karena kelalaian Melody hingga mengakibatkan dirinya kecelakaan. Melainkan karena sikap tak acuhnya yang memang tak mengenali suara itu.
Ia ingat betul tiga tahun lalu, ketika dirinya kelas sembilan SMP. Dia kembali ke pemakaman umum yang terdapat makam sang mendiang mamanya sekedar berkunjung. Dan saat pulang, mobil yang di kendarainya mogok di jalan. Setelah beberapa waktu menunggu, Dyka samar-samar mendengar suara yang memanggil namanya.
Awalnya dia terkejut dengan suara itu, sopirnya memberi tahu bahwa mobilnya sudah beres. Kemudian ia berjalan menghampiri mobilnya, namun langkahnya terhenti ketika ia lagi-lagi dikejutkan dengan suara tabrakan yang lumayan memekikkan telinga.
Rasa bersalah kian mencuat. Sepertinya ia baru ingat, orang yang memanggil namanya itu berkali-kali namun dia tak menanggapinya sama sekali dan malah pergi begitu saja adalah panggilan dari Melody? Betapa bodohnya dirinya jika mengingat hal itu.
Dyka!
Dyka!
Dyka Aaaaaaa!
Brakk
Dyka langsung memejamkan matanya tak kuat mengingat hal itu lagi, digenggamnya erat buku diary milik Melody. Kenapa Dyka acuh tak acuh! Dyka menyesalinya. Tapi nasi sudah menjadi bubur, sekarang yang harus Dyka lakukan untuk menebus kesalahannya adalah dengan menjaga Melody sampai maut memisahkan. Ya, Dyka ingin Melody menjadi masa depannya kelak.
Sesampainya di depan pintu, "Udah siap bertemu Melody?" Tanya Tante Indah kemudian, seraya tersenyum.
Dyka mengangguk mantap, "Sangat Tan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe [End]✔️
Teen Fiction"WOI! BISA AWAS GAK! GUA MAU SEKOLAH! " Bentak Dyka. Melody menaikkan sebelah alisnya. "Bohong! Aku tau kamu bohong. Kamu mau tawuran kan? " Tebak Melody yang sangat tepat. Dengan gaya tangan di pinggang. "Apa peduli lo! MINGGIR!" Bentaknya lagi...