Hallo semua, assalamualaikum sobat semua..
Tabik pun...
Kembali lagi sama author, baca dan tinggalkan jejak ya... Biar author tambah semangat, hargai pemikiran author dan dapat salam dari anak Lampung! Sai bumi ruwa Jurai!27 Juni 2020
***
Setelah hujan reda, awan mendung berubah menjadi warna putih cerah. Tetesan air hujan yang masih tersisa di dedaunan, atap dan beberapa benda lainnya membuat mata segar melihatnya.
"Ayo!"
Melody mengerutkan keningnya heran, "eh, kemana?"
"Ke zona nyaman!"
"Maksudnya?"
Dyka memejamkan matanya sabar, seraya mendengus. "Ck, ayo!" Menggeret tangan Melody sampai Melody terhuyung ke depan dan hampir jatuh.
Sesampainya di tempat tujuan...
"Di parkiran?" Seraya melihat sekitarnya bingung.
"Bukan, di pasar!" Kesal Dyka.
"Ooo." Melody mengangguk paham.
"Bodoh!" Cebik Dyka menyipitkan matanya. "Udahlah, ayo naik!" Ajak Dyka.
"Ta ... Eh!" Kaget Melody mengalungkan tangannya, ketika Dyka tiba-tiba menggendongnya kek bayi.
"Naik, anteng, diem!" Tegas Dyka dengan nada tak mau ditolak setelah mendudukkan Melody ke motornya dan memakaikan helm di kepala Melody.
Melody diam menatap pergerakan yang dilakukan Dyka, "gue tau, gue tampan." Santainya penuh percaya diri, sedikit membungkuk karena memasangkan pengait helm di bawah dagu Melody.
"Emang kita mau kemana?" Bingung Melody menatap Dyka yang selesai memasang pengait di helm yang dipakainya.
"Ssst!" Dyka menempelkan jari telunjuknya tepat di bibir Melody, membuat Melody mengatupkan bibirnya.
Diliriknya jari Dyka yang menempel lembut dibibir nya, kemudian beralih menatap Dyka yang juga sedang menatapnya tak berkedip. Mata mereka bertemu dengan pandangan sama-sama saling mengagumi. Degup jantung Melody entah kenapa sangat suka berdetak cepat ketika dekat Dyka, ia mendengus pelan.
Dyka menyadari sesuatu langsung berdiri tegak seraya menarik tangannya dan melirik kesamping membuang mata.
"Sorry!" Ucapnya cepat karena gugup sendiri.Tanpa pikir panjang, Dyka langsung memakai helm dan naik ke atas motor dengan senyum yang mengembang tanpa ia sadari.
"Bodoh!" Batinnya."Dy?" Panggil Melody sebelum Dyka menghidupkan mesin motornya.
"Hem?" Balas Dyka.
Menarik nafas dalam-dalam, "kenapa jantung Melody deg-degan ya kalo deket Dyka? Eum, Dyka ngerasain hal itu gak?" Tanya Melody.
"Gak tau." Ucap Dyka di balik helm, kemudian menghidupkan mesin motornya. Mereka berdua berlalu pergi meninggalkan taman.
Dijalan, Dyka ngebut bukan main. "Rumah lo dimana?" Basa-basi Dyka lebih ke to the points. Jujur, dia yang belum pernah ataupun suka basa-basi ke orang lain memutuskan menanyakan letak rumah Melody.
"......" Melody diam tak menjawabnya.
Ciiiittttt!
Dyka mengerem mendadak, setelah ngebut dijalan yang lumayan banyak kendaraan berlalu lalang. Akibat pengereman yang mendadak itu, dahi Melody sampai terpentok punggung lebar Dyka membuatnya meringis sambil memegang dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe [End]✔️
Teen Fiction"WOI! BISA AWAS GAK! GUA MAU SEKOLAH! " Bentak Dyka. Melody menaikkan sebelah alisnya. "Bohong! Aku tau kamu bohong. Kamu mau tawuran kan? " Tebak Melody yang sangat tepat. Dengan gaya tangan di pinggang. "Apa peduli lo! MINGGIR!" Bentaknya lagi...