Prolog

4.4K 132 8
                                    

Vote and coment adalah cara kalian mengapresiasikan sebuah karya!

Seorang gadis dengan usia yang terbilang cukup muda itu turun dari lantai dua sembari memegangi pisau di balik punggungnya. Riasan yang sudah dirias diwajahnya luntur karena terkena tangisnya yang sudah turun semenjak tadi. Seketika orang-orang yang ada di lantai bawah menatapnya aneh. Dengan lantang iya berkata, "Aku membatalkan pertunangan ini," ucapnya dengan derai air mata yang terus mengalir. Semua tamu yang ada tersentak kaget mendengarkan perkataanya. Bukan tamu saja yang terkejut, keluarganya dan keluarga dari calon tunangannya sama terkejutnya. Dengan air mata yang mulai membasahi pipinya, Zenna- ibu Naya segera menghampiri anaknya.

"Kenapa nak?" tanyanya parau. Sedangkan gadis itu hanya memejamkan matanya menangis.

"Kita mulai pertunangannya sekarang," titah Zenna dengan nada suara yang di tinggikan. Gadis itu memilih sedikit mundur menjauhi ibunya.

"BATALKAN SEMUANYA, ATAU AKU AKAN MENGORESKAN PISAU INI DI NADIKU!" teriaknya dengan mengarahkan pisau di nadinya.

"Aya sayang, kenapa. Tenang nak! Turunkan pisaunya!" titah Rafi-ayahnya. Gadis itu menggeleng cepat.

"MUNDUR! JANGAN ADA YANG MENDEKATIKU, AKU MEMBATALKAN PERTUNANGAN INI," pisau yang tadinya di arahkan di nadinya kini berganti arah ke depannya.

"Naya kenapa? Kenapa di batalin...hiks...hiks..." laki-laki yang akan menjadi tunangannya mulai menangis.

Zenna terus saja menangis melihat putrinya yang kacau. Zenna meminta dilepaskan dari pelukan Rafi, tapi suaminya tak membiarkan Zenna mendekati putrinya.

"Ya Tuhan ada apa dengan putriku? Lindungi dia Tuhan!" batin Zenna.

"JANGAN ADA YANG BERANI MENGEJARKU! MENYENTUHKU! ATAU AKU AKAN MEMBUNUH DIRIKU SENDIRI!" ucapnya kemudian berlari ke luar dari rumahnya.

Rafi segera melepas pelukannya dengan Zenna dan segera mengejar putrinya. Semua tamu yang datang sungguh tak percaya dengan kejadian yang baru saja mereka lihat.

"Aya, Papa mohon berhenti sayang. Ada apa? Kenapa kamu membatalkan pertunangannya? Aya berhenti!" Rafi terus saja berlari mengejar putrinya yang sudah berjarah jauh dengannya.

Gadis itu segera menghentikan taksi yang baru saja akan melewatinya. Dengan cepat dirinya masuk kedalam taksi.

"Papa jahad, Aya benci sama Papa, Papa gak perlu nyariin Aya. Aya bakal bahagia Pa!" ucapnya sebelum meninggalkan ayahnya yang masih mencoba mendekatinya.

"Arggh!" Rafi mengacak-acak rambutnya frustasi saat putrinya meninggalkannya menggunakan taksi.

Rafi melangkahkan kakinya lemas menuju rumahnya. Bukannya dirinya tak ingin mengejar putrinya, tapi dia yakin putrinya akan baik-baik saja nanti. Dan pasti putrinya kembali ke rumah adik Rafi berada.

"Rafi mana Aya? Hah? Mana anak ku?" tanya Zenna sembari menarik-narik baju suaminya. Rafi dengan sigap memeluk Zenna. "Tenang! Dia pasti baik-baik saja!"

Disisi lain Aya tak bisa menghentikan tangisnya. Ia merasa sangat bersalah karena telah membatalkan acara pertunangannya. Semuanya pasti kecewa dengannya, semua pasti membencinya. Tapi dirinya terpaksa harus melakukan ini semua.

"Ma-maafin aku ,Ma, Pa!" ucapnya sembari terisak.

"A-aku ju-juga ngak m-mau seperti ini, t-tapi semua de-mi ma-ma...hiks...hiks...hiks..."


Selamat melanjutkan membaca:))
Semoga suka!
Maaf jika banyak typo-typo yang bertebaran.

Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang