34 || Khawatir

590 30 24
                                    

Semoga suka!
Don't forget vote, comment, and share!
------
Happy Reading!
.
.
.

Alkano berulang kali keluar masuk ruangan UKS. Ia merasa cemas saat Kyra tak kunjung kembali dari toilet. Sudah hampir lima belas menit Alkano menunggunya tetapi Kyra belum kembali juga ke UKS. Pikiran buruk mulai memenuhi pikirannya. Alkano takut jika terjadi hal yang tidak diinginkan terjadi pada Kyra.

"Hai Alkan. Kyra mana?" tanya Brista yang baru saja masuk ke dalam UKS. Alkano menoleh sekilas ke arah Brista dan Athano.

Alkano mengacak-acak rambutnya kemudian berkata, "Di toilet, tapi udah hampir lima belas menit dia belum kembali juga." Brista mengguk paham, kemudian gadis itu memilih duduk di kursi bersebelahan dengan Alkano, sedangkan Athano memilih berdiri bersandar pada dinding.

"Gue takut. Kita susul Kyra sekarang." Alkano segera menarik tangan Brista dan Athank keluar dari UKS. Perasaan Alkano benar-benar khawatir, ia tidak bisa menunggu Kyra di UKS lebih lama lagi.

"Nggak bisa pelan apa?" kesal Brista saat ia dan Alkano sudah sampai di depan pintu toilet. Alkano menggeleng sebagai jawabannya.

"Tenang dulu, Al," kata Athano mencoba menenangkan. Tetapi Alkano tidak mau menghiraukan perkataan Athano, yang Alkano pikirka sekarang hanya Kyra.

"Cepet masuk!" pinta Alkano. Brista membuang napasnya kasar, ia mengangguk dan segera meraih handle pintu toilet.

"Dikunci," pekik Brista saat ia tidak bisa membuka pintu toilet.

Alkano mengusap wajahnya gusar. Perasaannya semakin lama semakin khawatir. Tanpa pikir panjang Alkano segera menyuruh Brista menjauh dari pintu toilet dan Alkano segera menendang kuat pintu toilet hingga terbuka.

Ketiga pasang mata membulat sempurna ketika melihat seorang gadis tergeletak di atas lantai dengan seragam yang dipenuhi darah.

"Kyra," teriak Alkano dan segera berlari menghampiri Kyra. Brista yang syok melihat keadaan Kyra menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Tubuh Brista benar-benar lemas melihat Kyra yang berlumuran darah. Sedangkan Athano masih tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Brengsek, siapa yang udah berani buat cewek gue kayak gini?" Tangis Alkano tak bisa dibendung lagi. Hati Alkano terasa sangat sakit melihat orang yang dicintainya tergeletak tak berdaya.

Alkano terus saja menangis sembari memeluk kepala Kyra, bahkan laki-laki itu berulang kali memanggil nama Kyra dengan suara yang cukup tinggi. Beberapa saat kemudian Alkano mengatur napasnya, mencoba menetralkan rasa khawatirnya.

"Than, cepet kasih tau semua guru. Gue bakal bawa Kyra ke rumah sakit," ucap Alkano pada Athano yang masih mematung di tempatnya.

"Cepet!!" bentak Alkano. Athano yang baru sadar dari lamunannya mengalihkan pandangan menatap Brista yang tengah terduduk di lantai.

"Ta, lo nggak papa?" Brista hanya diam, gadis itu tidak menanggapi pertanyaan Athano. Baru saja Athano akan berjongkok membangunkan Brista, tetapi suara Alkano lebih dulu menghentikan aktifitasnya.

"Cepet, Than!!" bentak Alkano sekali lagi. Athano mengangguk dan segera berlari meninggalkan toilet.

"Kyra... hiks... hiks..., Alkan cepet bawa Kyra ke rumah sakit," kata Brista dengan suara bergetar.

Alkano mengangguk, kemudian ia segera menggendong Kyra keluar dari toilet. "Bertahan sayang," lirih Alkano dengan air mata yang masih turun.

Alkano semakin mempercepat langkahnya agar cepat sampai ke parkiran mobil. Ia tidak ingin terlambat membawa gadis yang ia cintai ke rumah sakit.

Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang