14||Aneh

733 35 7
                                    

Vote and coment adalah cara kalian mengapresiasiakan sebuah karya💕

HAPPY READING!

"Ra, tatap mata gue,"
-alvaro

Semakin hari Kyra semakin rajin mengganggu laki-laki tampan, dan bertubuh atletis itu. Semenjak pulang dari rumah Alkano tempo hari yang lalu hubungannya dengan Alkano terlihat semakin dekat. Terlebih Alkano sudah sedikit bersikap hangat padanya. Sudah dua hari dirinya tidak menggangu laki-laki itu karena dirinya tak berangkat ke sekolah akibat penyakitnya yang kambuh.

Baru saja Kyra ingin meletakkan kepalanya di atas meja, tapi teriakan seseorang yang baru saja datang membuatnya terkejut bukan main, bukan hanya dirinya tapi juga penghuni kelas yang lain. Beberapa penghuni kelas menatapnya tidak suka dengan suaranya yang mungkin bisa ngerusak gendang telinga mereka.

"Ra, ayo ikut gue," Brista mulai menarik tangan Kyra untuk ikut padanya. Kyra sempat menolak tapi Brista tetap berusaha mengajaknya keluar kelas. Kyra menghembukan napasnya sebal sambil berjalan di sebelah Brista.

"Mau kemana sih?" tanya Kyra dengan malas-malasan. Brista tidak menjawab, dirinya malah menarik Kyra masuk ke dalam ruangan seni musik SMA Pertiwi.

Disana Kyra melihat Alkano dan teman-temannya yang tengah meletakkan alat musik di masing-masing tempatnya. Kyra masih bingung, untuk apa Brista mengajaknya kemari. Semua alat musik yang mungkin baru saja Alkano dan teman-temannya gunakan sudah tertata rapi ditempatnya semula. Ke lima teman Alkano dan juga Brista sudah keluar dari ruang seni musik,  baru saja Kyra akan menyusul keluar tanganya sudah lebih dulu di cekal oleh Alkano. Kyra menatapnya sebentar lalu menoleh ke seluruh penjuru ruangan. Tidak ada orang lain selain dirinya dan Alkano.

"Kenapa sih?" tanyanya asal. Alkano menatap mata Kyra lekat.

"Lo kemaren gak sekolah?" Kyra sedikit terkejut dengan pertanyaan Alkano barusan. Dan kemudian menganggukkan kepalanya. Kyra mengerutkan keningnya saat laki-laki itu malah mengusap wajahnya kasar.

"Lo sakit?" selidik Alkano. Kyra hanya mengangguk kembali. Alkano menangkup kedua pipi Kyra, perlakuannya sontak membuat jantungnya bekerja abnormal. Kyra sesekali membuang pandangannya ke arah lain.

"Ra tatap mata gue," kakinya melemas seketika, ditatap laki-laki tampan seintens ini benar-benar membuat jantungnya berada dalam bahaya.

"Kenapa lo gak bilang?" Kyra tidak bisa berpikir dengan baik sekarang, mulutnya sempat menganga mendengar penuturan Alkno. Entah dirinya yang terlalu berharap jika Alkano khawatir padanya atau Alkano sedang salah mengeluarkan kata-katanya.

Alkano mengacak-acak rambutnya, ketika gadis di depannya tidak bergeming sama sekali. Alkano mendekatkan bibirnya di telinga Kyra.

"Gue khawatir sama elo," perkataan Alkano sukses membuat hati Kyra menari-nari di dalam sana. Rasa ingin berteriak sekarang juga, pikirannya sudah melayang-layang diatas sana. Alkano segera menarik Kyra keluar dari ruang seni musik, dan menguncinya.

"Lo aneh deh. Biasanya juga cuek," ucap Kyra sembari mendorong tubuh Alkano menjauh. Laki-laki itu tersenyum miring mendengarnya.

"Kata lo kalo gue cuek ngak ada yang suka nanti," ujarnya santai, sedangkan gadis di depannya melototkan mata tak percaya.

"Gue nanti mau lomba," Kyra sedikit menaikkan alisnya tak mengerti. Suara bel masuk menggelegar di seluruh penjuru sekolah. Kyra bernapas lega karena dirinya akan segera pergi dari hadapan Alkano.

"G-gue ke-kelas dulu," Alkano tersenyum saat melihat Kyra yang sedang gugup. Alkano segera mencekal tangan Kyra, saat gadis itu sudah mulai berjalan ke arah kelasnya.

Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang