31|| Hati yang Terluka

503 22 3
                                    

Part gaje maaf:v

Don't forget vote and coment
Kuatkan hatimu!:)

--------
Happy Reading!
.
.
.
.

"Aku mau kita udahan."

Pasokan udara di sekitar Alkano terasa habis. Dada laki-laki itu terasa sesak saat mendengar perkataan gadis di depannya. Tanpa sadar cairan bening keluar dari pelupuk mata Alkano.

"Kita putus, Al." Alkano menggeleng cepat, laki-laki itu kemudian memegangi bahu Kyra dengan erat.

"Aku nggak mau," sergah Alkano.

"Aku nggak bisa, Al."

"Kenapa? Karena kamu lebih milih dia dibanding aku?" Kyra menggelengkan kepalanya, hatinya sakit saat lagi-lagi mendapat tuduhan yang tidak benar untuknya.

"Malven brengsek," umpat Alkano kesal.

"Aku mohon, Al, jangan salahin Malven. Malven nggak ada hubungannya sama hubungan kita." Alkano menatap tajam Kyra. Tangannya terkepal kuat di sisi tubuhnya.

"Jelas ada, Ra."

"Gue cuma nggak mau persahabatan kalian hancur gara-gara gue. Di sini gue cuma pacar elo, dan Malven sahabat elo. Lo egois kalo elo lebih milih pacar elo ketimbang sahabat elo." Kyra menarik napas dalam sebelum melanjutkan kalimatnya. Gadis itu tidak mau jika persahabatan Alkano hancur karenanya.

"Dia sahabat elo yang lebih awal hadir di hidup elo. Dan gue cuma pacar elo yang baru saja hadir di hidup lo. Apa secepet itu lo percaya dengan orang baru? Ternyata elo bego, Al." Setelah mengatakan itu Kyra menundukkan kepalanya dalam. Kenapa hatinya begitu sakit saat mengatakan hal itu kepada Alkano. Isaknya tak bisa ia tahan lagi, dan kali ini ia membiarkan Alkano mendengar isak yang keluar dari bibirnya.

"Gue rasa... kita lebih baik temenan, Al," tambah Kyra sambil terisak.

Alkano terdiam. Hati Alkano bagai teriris belati melihat gadis yang ia suka menangis di depannya. Dengan amarah yang masih menyelimutinya, Alkano melepaskan bahu Kyra dan memukul tembok di belakangnya. Alkano melakukannya berulang kali, hingga tangannya terluka dan mengeluarkan darah.

"Al, jangan sakitin diri elo. Gue mohon... hiks... hiks...." Alkano menghentikan aksinya saat Kyra yang tiba-tiba memeluk tubuhnya. Hatinya terasa hancur saat orang yang ia sukai memutuskan hubungan mereka secara tiba-tiba.

"Gue nggak pernah cinta sama elo, Al. Lo perlu tahu itu. Selama ini gue cuma main-main aja. Gue nggak pernah serius sama ucapan gue kalo gue suka sama elo," ucap Kyra setelah menjauhkan pelukannya.

Darah Alkano berdesir hebat mendengar pernyataan dari Kyra. Laki-laki itu tak percaya jika ia hanya dipermainkan dengan gadis yang ia suka. Lagi dan lagi hatinya harus kembali terluka.

"Gue bilang suka sama elo karena gue pengen elo jatuh ke gue, dan setelah itu... gue tinggalin elo."

"Lo bohong, Ra," sergah Alkano cepat.

"Gue nggak bohong, Al. Gue cinta sama orang di masa lalu gue. Dan lo perlu tahu itu. Sampai kapanpun gue bakal tetep cinta sama dia. Cuma dia cinta gue nggak ada yang lain, Al."

Alkano dibuat mematung di tempatnya. Ia masih mencoba mencerna kata-kata Kyra dengan baik. Sebisa mungkin ia tetap berpikir positif tentang gadis di depannya. Tapi mengapa ia tak bisa menemukan kata-kata Kyra yang menyakinkan dirinya untuk bertahan?

"Gue rasa udah cukup permainan gue sampe di sini," ujar Kyra dengan tersenyum getir.

"Lo... jahat, Ra. Lo sama aja gadis di masa lalu gue. Sama-sama nyakitin gue, sama-sama ninggalin gue. Lo nggak ada bedanya sama dia yang udah ninggalin gue gitu aja," ucap Alkano pada akhirnya.

Alkano benar-benar kecewa dengan gadis yang ia anggap orang yang akan selalu membuatnya bahagia. Namun ia salah, gadis itu justru membuatnya terluka.

"Di saat gue udah bisa buat buka hati untuk orang baru... kenapa ini balasannya, Ra?" Kyra hanya diam, ia tak tahu harus menjawab apa perkataan Alkano.

"Lo cewek yang udah berhasil buka luka lama gue. Lo udah berhasil ngingetin sama rasa sakit gue." Air mata Alkano semakin keluar saat mengingat seseorang yang dulu pernah mebuatnya sakit dan terluka.

Tetapi berbeda dengan Kyra, gadis itu justru mengusap kasar tangisnya dan tersenyum getir ke arah Alkano. Ia tahu jika laki-laki di depannya itu pasti kecewa dengannya. Tapi ia harus melakukan ini, dia harus pergi dari Alkano dan kembali pada Elang.

"Gue... cuma cinta sama laki-laki di masa lalu gue," ucap Kyra penuh penekanan.

Alkano diam, laki-laki itu benar-benar merasa sakit sekarang. Seharusnya ia tak pernah membuka hati untuk orang baru. Ia pikir dengan hadirnya gadis baru akan membuatnya lupa dengan masa lalu. Tapi kenyataannya tidak, gadis baru justru membuatnya harus mengingat luka lama dan mendapat luka baru.

"Gue benci sama yang namanya cinta," kata Alkano sambil kembalu memukul tembok di belakangnya.

Tak lama kemudian Alkano membalikkan badan dan menatap intens Kyra. Dengan rasa ragu dan penasaran Alkano menanyakan hal yang selama ini ingin ia tanyakan.

"Lo itu siapa, Ra? Apa bener elo orang di masa lalu gue?" tanya Alkano dengan suara lirih.

"Gue ngerasa nggak asing sama elo." Alkano menangkup kedua pipi Kyra dan membuat gadis itu mendongkan menatapnya.

Detik berikutnya mereka sama-sama terkunci dengan manik mata di depan mereka. Keduanya sama-sama diam. Sesekali hanya terdengar suara isakan dari bibir Kyra.

"Lo jahat, Ra."



Uwaa.... Halo! Apa kabar? Semoga kalian semua dalam keadaan sehat.
Kasih komentar dong buat part ini please:)
Berikan komentar kalian untuk chapter ini dong!! Maaf ya kalo pendek. Udah mentok huaa.
Dan maaf jika gaje:v

Klik bintang pojok kiri, okey?

Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang